Kumis kucing adalah salah satu tanaman obat herba yang banyak dibutuhkan dalam industri obat atau jamu tradisional di Indonesia. Banyak sekali klaim positif yang dibicarakan dari tanaman yang satu ini. Diantaranya, tanaman ini dapat mengobati penyakit ringan seperti sembelit, batuk, encok, masuk angin juga mengobati penyakit berat seperti batu ginjal, kencing manis, dan albuminaria.
Sekarang ini dengan semakin maraknya berbagai penyakit dan permasalahan yang disebabkan oleh bahan kimia, timbul kecenderungan masyarakat untuk kembali lagi ke bahan-bahan tradisional yang berasal dari alam untuk mengobati berbagai jenis penyakit. Tingginya tingkat penggunaan kumis kucing sebagai obat menuntut pengembangan budidaya tanaman ini secara optimal.
Apa itu Kumis Kucing?
Kumis kucing merupakan tanaman obat berbatang basah dan tegak. Daun Kumis Kucing dapat diolah dengan metode menggunakan daun kering (simplisia) yang bermanfaat untuk melancarkan metabolisme air kemih (diuretik), penyembuhan batuk, encok, masuk angin, dan sembelit. Selain itu, daun tanaman ini juga berguna untuk pengobatan radang ginjal, batu ginjal, kencing manis, albuminaria,dan penyakit sifilis.
Oleh karena itu mengenal tanaman kumis kucing sangatlah penting untuk kita pelajari.
- Penyebaran dan Daerah Asal
Tanaman ini berasal dari wilayah Afrika tropis, kemudian menyebar ke Asia dan Australia. Tanaman ini juga dapat ditemukan di India, Tiongkok, hingga daerah kepulauan Pasifik.
Di Indonesia, tanaman kumis kucing sudah dikenal sebagai komoditas ekspor sebelum perang dunia II (1933-1936). Negara sasaran ekspor tanaman kumis kucing pada perang dunia II antara lain Belgia, Belanda, Jepang, Amerika, Spanyol, Prancis, dan Singapura.
- Klasifikasi dan Morfologi
Tanaman kumis kucing merupakan tanaman yang tumbuh tahunan dengan klasifikasi sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
