Mohon tunggu...
Novia Lutfiyani
Novia Lutfiyani Mohon Tunggu... Akuntan - Content Creator

Bernyanyi, mendengarkan musik, menonton film/drama/series, menulis kata-kata motivasi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Harapan Orang Tua Memberikan Tekanan terhadap Anak

20 Juni 2024   20:40 Diperbarui: 20 Juni 2024   20:45 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Harapan,mungkin itu yang sering terbesit di pikiran orang tua terhadap anak. Terlebih lagi banyak orang tua tidak mengetahui bahkan tidak sadar bahwa memiliki harapan terlalu tinggi dapat menimbulkan dampak yang buruk bagi Kesehatan mental sang anak. Psikolog menganalisa, banyak anak mengalami gejala depresi dan berpengaruh pada kemampuan mereka. Hal itu disebabkan ekspetasi tinggi dari orang tua.

"Kita punya ekspektasi yang tinggi terhadap diri kita sendiri sebagai orang tua; kita punya ekspektasi yang tinggi terhadap apa yang seharusnya dilakukan anak-anak kita. Namun di sisi lain, kita membandingkan diri kita dengan orang lain, keluarga lain, dan ada banyak penilaian yang terjadi. Dan entah itu disengaja atau tidak, itu masih ada." -- Gawlik (profesor klinis di Ohio State College of Nursing)

Menunjukkan bahwa ekspektasi yang kuat dari apa yang disebut Gawlik sebagai "budaya berprestasi" menyebabkan burnout (kelelahan fisik dan emosional), yang pada gilirannya menyebabkan masalah lain yang berpotensi melemahkan.

Harapan dan kekecewaan meruapakan hal yang berkaitan erat,jika harapan tidak terpenuhi maka munculah kekecewaan. Kecenderungan orangtua adalah memiliki tuntutan atau harapan, harapan kita sebetulnya adalah anak kita itu seharusnya lebih baik dari pada kita, atau sekurang-kurangnya sama dengan kita. Waktu anak kita tiba-tiba melakukan atau menjadi yang tidak kita inginkan seringkali kita terluka

Untuk itu pentingnya membangun komunikasi terhadap anak secara terbuka dan menyampaikan harapan yang realistis, sesuai dengan kemampuan anak, agar memperkuat hubungan dan meminimalkan dampak negatif yang ditimbulkan. Perlu kita ingat bahwa Setiap anak memiliki keunikan dan kemampuan yang berbeda-beda. Memahami keunikan anak dan mendorong mereka untuk berkembang sesuai dengan kemampuan mereka sendiri dapat membantu mengurangi tekanan yang tidak perlu.

Pentingnya peran orang tua dalam memberikan dukungan empati dan penghargaan. Dibandingkan untuk menjadi sempurna lebih baik menjadikan anak menjadi anak bahagia,. Anak bahagia lebih bisa menghargai sekelilingnya, menikamati langkah langkah proses kehidupannya, dan bersyukur. Anak pintar tentu saja juga sangat diinginkan, namun anak pintar belum tentu bahagia, Bisa saja tertekan dari dirinya atau lingkungannya karena kepintaraannya dan lupa cara bahagia dengan mudah. Tentu saja sebagai orang tua pasti menginginkan kedua pintar dan bahagia, tetapi jika anak bahagia adalah hal yang paling berharga. Dengan anak hidup bahagia mereka merasa bersyukur.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun