Mohon tunggu...
Novia Kartika
Novia Kartika Mohon Tunggu... Freelancer - Stay Healty and Positive

Halo, saya Novia seorang mental health enthusiast, saya hobi menulis seputaran gaya hidup, kesehatan mental, kritikan sosial dan pendidikan. Visi saya adalah mengedukasi dan memberi pengetahuan pada oranglain mengenai hal-hal yang mungkin tidak bisa didapatkannya secara bebas. Saya adalah orang yang teoritis (sebagian besar orang berkata seperti itu haha) jadi jikalau mungkin artikel saya terkesan bertele-tele mohon maaf sekali, namun saya sangat terbuka dengan kritikan dan sarannya. Salam kenal

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Dilema Pendidikan Seks di Antara Risiko "Dua Garis Biru"

27 Juli 2019   18:08 Diperbarui: 27 Juli 2019   18:12 164
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
www.japantimes.co.jp

Kata pepatah "anak adalah anugerah" berubah menjadi "anak adalah musibah" pada keluarga prematur ini. Tidak jarang juga keluarga yang terbentuk secara prematur ini, mengalami berbagai permasalahan sosial seperti ketidakmampuan menjadi keluarga mandiri, perceraian, hingga KDRT.

Orangtua dalam hal ini perlu untuk membuka kembali pikirannya mengenai bagaimana pendidikan seks harus diberikan. Pendidikan seks seharusnya bisa dibicarakan oleh orangtua dan anak dalam satu pembicaraan meja makan. Selain diberi pandangan mengenai tantangan akan dorongan seks yang besar di masa itu, remaja juga perlu diberitahu secara jelas tanpa bermaksud menggurui mengenai resiko apa yang akan dialaminya paska melakukan seks pranikah. 

Mereka harus diberi kebebasan untuk mengungkapkan apa yang mereka pikirkan mengenai dorongan seksualnya. Kemudian terjadi sebuah diskusi dan pertukaran pikiran antara anak dan orangtua. Orangtua juga perlu mendorong anak untuk selalu terbuka terutama mengenai ketertarikan seksualnya pada oranglain.

Urusan seks remaja lagi-lagi bukan sebuah hal yang bisa ditunda nanti nanti. Pembicaraan mengenai ketertarikan seksual bukan cuma milik orang dewasa, karena anak-anak dan remaja punya hak untuk tahu sesuai dengan porsinya masing-masing. 

Tayangan atau sumber bacaan yang bisa mendidik jangan dihentikan, lebih baik melihat / membaca dulu sebelum melempar ucapan. Semakin orangtua takut untuk terbuka dan mendapatkan ilmu baru, maka siap-siap saja kalau anak-anaklah yang akan mencari tahu dan bertindak lebih dahulu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun