Mohon tunggu...
Novi Sabrina
Novi Sabrina Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Membaca

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kelompok Cakrawala Nusantara (C-TAR) Mahasiswa PMM 4 UM Mengenal Sejarah Kota Malang

13 Maret 2024   22:31 Diperbarui: 13 Maret 2024   22:37 102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: Dok. Pribadi

Mahasiswa modul nusantara (PMM 4) Universitas Negeri Malang kelompok Cakrawala Nusantara (C-TAR) mengunjungi Kawasan 

Balai Kota Malang dan Alun-Alun Kota Malang, untuk mengulik dan mempelajari sejarah Kota Malang. Kegiatan dilakukan pada Minggu, 11 Februari 2024 dan didampingi oleh dosen modul nusantara Bapak Slamet Fauzan, S.Pd., M.Pd dan Liaison Officier (LO) Bapak Agung Nugroho, S.Pd., M.Pd, serta Kak Nimas Candyta selaku narasumber. Kegiatan diikuti oleh 22 mahasiswa PMM dari kelompok Cakrawala Nusantara (C-TAR).

Sumber gambar: Dok. Pribadi
Sumber gambar: Dok. Pribadi
Kegiatan dimulai dengan pembukaan dan doa yang dibawahkan oleh dosen modul nusantara kelompok Cakrawala Nusantara (C-TAR) Bapak Slamet Fauzan, S.Pd., M.Pd dan penjelasan mengenai sejarah Kota Malang yang dijelaskan oleh narasumber yaitu Kak Nimas Candyta. Kak Nimas menjelaskan bahwa Kota Malang termasuk kota kolonial Belanda di Provinsi Jawa Timur yang berkembang setelah diduduki Kolonial Belanda. Pada masa itu tata ruang kota dirancang sedemikian rupa oleh pemerintah Kolonial Belanda dengan tujuan utama memenuhi kebutuhan keluarga-keluarga Belanda dan bangsa Eropa lainnya. Sementara penduduk asli harus puas bertempat tinggal di pinggiran kota dengan fasilitas yang kurang memadai. Penataan ruang Kota Malang pada masa itu tidak lepas dari karya Herman Thomas Karsten. Arsitek kelahiran Amsterdam tahun 1884 ini diangkat menjadi penasihat perencanaan Kota Malang pada 1929. Salah satu karyanya adalah Ijen Boulevard yang hingga kini menjadi salah satu landmark heritage Kota Malang. "Hasil karya Kolonial Belanda masih dapat dilihat pada masa sekarang dari arsitektur bangunan-bangunan yang ada seperti bangunan Balai Kota Malang" terang Kak Nimas.

Sumber gambar: Dok. Pribadi
Sumber gambar: Dok. Pribadi
Kawasan Balai Kota Malang dan Alun-alun Kota Malang menjadi pusat Pemerintahan Kota Malang. Kota Malang dalam menjalankan pemerintahan mengarah pada motto Kota Malang dikenal dengan istilah "Tri Bina Cita" yaitu Kota Pendidikan, Kota Industri dan Kota Pariwisata. Julukan Kota Pendidikan sangat pantas disandang Kota Malang yang memiliki lebih dari 50 perguruan tinggi/akademik negeri dan swasta. Lebih dari 300 ribu mahasiswa dari berbagai penjuru nusantara untuk menempuh pendidikan di Kota Malang dan menjadikannya salah satu kota pendidikan terpenting di Indonesia bagian timur. "Kota Malang dijuluki kota Pendidikan karena memiliki banyak perguruan tinggi baik perguruan tinggi negeri maupun swasta seperti Universitas Brawijaya, Universitas Negeri Malang, Universitas Muhammadiyah Malang, Universitas Islam Malang, Universitas Merdeka (UNMER) dan perguruan tinggi lainnya" jelas Kak Nimas.

Kota Malang juga dijuluki sebagai kota bunga. Julukan Malang Kota Bunga erat kaitannya dengan banyaknya taman dan ragam pepohonan yang menghiasi Kota Malang.  Salah satu kota taman yang terindah adalah Taman Alun-Alun Tugu. Ditengah perkembangan kota, upaya menjaga keindahan taman terus diperjuangkan Pemerintah Kota Malang diantaranya dengan Revitalisasi Alun-Alun Malang, Taman Trunojoyo, Taman Merbabu, Taman Kunang-Kunang, Taman Slamet, Hutan Kota Malabar, Taman Merjosari, serta Kebun Bibit Mojolangu dan Tunggulwulung.

Sumber gambar: Dok. Pribadi
Sumber gambar: Dok. Pribadi
Kak Nimas juga menjelaskan bahwa Kota Malang dijuluki juga sebagai Kota Wisata karena begitu banyaknya destinasi wisata, baik yang ada di wilayah Kota Malang maupun wilayah regional Malang Raya (Kabupaten Malang dan Kota Batu). Wisata kuliner, heritage, kampung tematik, taman kota, festival dan event, MICE serta religi begitu beragam di Kota Malang. Posisinya yang strategis di tengah Malang Raya juga menjadi daya tarik wisatawan karena memudahkan menjangkau destinasi wisata alam pantai, gunung bromo dan berbagai wisata buatan theme park yang ada di Malang Raya. Selain itu, Kota Malang memiliki bangunan bersejarah yang masih dapat disaksikan hingga saat ini adalah Alun-Alun dan Tugu Kemerdekaan, Gedung Balai Kota, Gereja Hati Kudus Kayutangan, Gereja Ijen, Stasiun Kota Baru, Bangunan Kembar Rajabali, Jembatan Kahuripan dan Majapahit, Rumah Makan Oen, Gedung Bank Indonesia, dan masih banyak lagi.

Pada saat kegiatan Kak Nimas juga menanyakan bagaimana kesan saat berada disini Malang. "Di Malang suasananya sejuk, masyarakatnya juga ramah-ramah, harga makanan di Kota Malang juga murah dan sesuai dengan kantong pelajar" Jawab beberapa mahasiswa PMM. Sebelum berakhirnya kegiatan, dosen modul Nusantara menjelaskan secara singkat asal usul nama Kota Malang. Kegiatan diakhiri dengan sesi foto bersama berlatarkan Taman Alun-Alun Tugu Malang dan Balai Kota Malang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun