Mohon tunggu...
Novi TrianaHabsari
Novi TrianaHabsari Mohon Tunggu... Dosen - Mahasiswa

Belajar tuk Menjadi yang Lebih Baik

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Angger-Angger Samin, Kearifan Lokal di Tengah Globalisasi

11 Januari 2021   10:00 Diperbarui: 11 Januari 2021   10:39 894
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Masyarakat  Samin dalam mewujudkan perinsip dan perintah ajarannya berpegang pada kaidahnya sepisan tan kenowola-wali (sekali tidak boleh berubah) dan bawa laksana (apa yang dikatakan, dijalankan). Hal tersebut menciptakan njaga tata tentreming sepada (menjaga ketentraman sesama).

Kesadaran masyarakat akan nilai-nilai budaya yang terkandung di dalam tradisi angger-angger merupakan modal sosial yang kuat dan perlu dipertahankan. Dibutuhkan perhatian dari berbagai pihak terutama Pemerintah Desa setempat untuk meningkatkan kesadaran masyarakat agar kearifan lokal yang menjadi identitas Samin tetap terpelihara dengan baik dan dapat diwariskan kepada generasi selanjutnya.

Masyarakat Samin memang unik. Sikap dan perilakunya mengedepankan sifat jujur dan melarang berbuat bohong, mencuri maupun berzina. Hal itu karena masyarakat Samin memiliki sifat puritan. Pola pikir masyarakat Samin yang mengalami perubahan bahkan dapat dikatakan maju, namun demikian kekentalan ajaran Samin masih sangat kentara. Untuk menjaga agar kearifan lokal Samin tetap terjaga, masyarakat melakukan interaksi di berbagai tempat seperti sambatan dalam hal bercocok tanam yang menjadi sumber penghasilan utama. (Huda:2013).

Proses interaksi pun mereka juga mengedepankan angger-angger Samin.  Mereka pantang menyakiti perasaan orang lain. Keuletan dan kemandirian juga menjadi hal yang dijunjung tinggi oleh masyarakat Samin.

Di era globalisasi saat ini, banyak ditemui terjadinya benturan antara nilai kearifan lokal dengan tuntutan perubahan jaman, sehingga banyak yang dikorbankan kearifan lokal. Jika kondisi seperti ini dibiarkan bukan berarti kearifan lokal makin terdesak, terpinggirkan bahkan punah. Padahal kenyataannya keberadaan kearifan lokal menjadi asset bagi setiap daerah yang mampu menjadi daya tarik bagi daerah lainnya. 

Masyarakat Samin merupakan satu bukti nyata bahwa meskupun perkembangan jaman terus bergulir namun masih tetap mempertahankan tradisi leluhurnya sehingga dapat kelak masih dapat dinikmati oleh generasi yang akan datang yang justru menjadi ciri khas dan identitas diri Samin.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun