Mohon tunggu...
Inem Ga Seksi
Inem Ga Seksi Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Jadilah air bagi ragaku yang api

Selanjutnya

Tutup

Puisi

"Tuhan" ala Kaum Keparat

8 Oktober 2012   05:56 Diperbarui: 24 Juni 2015   23:05 224
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Bila hidup dan mati, adalah permasalahan milik Tuhan,
Lalu di mana kah letak adilnya,
Bagi beberapa orang anak, yang lapar dan haus kemudian meregang kesakitan.
Bagi beberapa orang ibu susu yang harus rela memakan lumpur , agar putingnya bisa di aliri asi untuk si jabang bayi.
Bagi beberapa renta dan tua, yang dipaksa terbujur lemah, pasrah, karena di anggap sekarat.
-
Muak , rasanya bertanya pada beberapa kaum,
yang katanya memiliki Tuhan.
Dalam hidup..dan katanya dalam hati pun dia mengagungkan Tuhan.
Tetapi, nyatanya,
mereka menciptakan tuhannya sendiri.
-
Uang jadi tuhan,
Jabatan jadi tuhan,
Nama baik jadi tuhan,
Bahkan imannya di jadikan tuhan,
Dan tuhan-tuhan dalam bentuk lainnya.
-
Aku cukup termangu-mangu.
Bila hidup dan mati adalah permasalahan milik Tuhan,
Mengapa kini, banyak manusia yang menjadi tuhan ?.
Bagi dirinya sendiri,
Bagi kaumnya sendiri.
-
-Kalian dasar kaum keparat.-

====================================================================

Catatan siang hari yang teduh.

Seorang Amir, memutuskan kembali pada Tuhannya..dengan membawa senyum dan keyakinan bahwa disana akan jauh lebih baik, daripada memilih untuk tinggal di "Firdaus laknat " ini.
Selamat jalan anak mentariku, ibu love you..always..with all my heart my son.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun