Mohon tunggu...
Inem Ga Seksi
Inem Ga Seksi Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Jadilah air bagi ragaku yang api

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kita yang Jatuh Berguguran

4 Januari 2016   10:45 Diperbarui: 4 Januari 2016   10:45 460
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Jatuh berguguran adalah kita
Ketika jarak begitu leluasa
Menjadi jarum jam paling menyesakkan
Sebuah perjalanan kisah
*
Bak sepasang pujangga Rumi
Seringnya kita saling bersembunyi
Di balik diksi-diksi berbalut sunyi
Demi bisa menduduki tahta rindu yang sebenarnya sepi
*
Begitu tegarnya kita mengenggam sebuah diam
Hingga tak menyadari bahwa seribu aksara puisi telah keras berkerak
*
Seperti lentera di sudut taman kota
Remangnya surut meredup, gamang mengiringi malam
Persis , serupa wajah rindu milik kita
Acak tercerai berai yang bukan karena jarak atau waktu
*
Betapa tegarnya hati mempertahankan rindu yang sendiri-sendiri
Membiarkan ruarnya yang syahdu
Mengambang tak teratur
Hingga pilunya terasa tak terukur

 

 

Oil City, 04-01-16

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun