Mohon tunggu...
Inem Ga Seksi
Inem Ga Seksi Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Jadilah air bagi ragaku yang api

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Kisruhnya PSSI Dan Kemenpora Seperti Kisah Tom Dan Jerry

1 Juni 2015   19:29 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:24 162
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Kira-kira jika saya mengugat PSSI dan Kemenpora apakah bisa, sebab akibat ulah keegoisan mereka sekarang saya harus kehilangan tontonan yang penuh inspiratif di layar televisi dan stadion.
Walaupun saya tidak terlalu paham permainan sepak bola, dan tidak terlalu hafal nama para pemain bola namun selama liga Indonesia Super League bisa dipastikan saya selalu menonton siarannya.Baik melalui media televisi atau langsung dari stadion.
Buat saya, permainan sepak bola bukanlah permainan biasa. Karena dengan membicarakan sepak bola, seseorang yang tidak mengenal akan menjadi saling kenal. Dengan sepak bola, lagu Indonesia Raya terdengar begitu “Magis” saat di kumandangkan.
Kalau dipikir-pikir, kisruh PSSI dan Kemenpora itu seperti kisruh antara TOM dan JERRY. Mereka tinggal dalam satu atap, tetapi antara satu dan lainnya selalu ingin saling menjatuhkan tanpa memperdulikan efek dari perbuatan mereka.
Entah mau rumahnya berantakan, entah akan terjadi kebakaran, entah salahsatunya akan terluka atau tersingkir, yang penting mereka berdua bisa saling menyikut.
Nah ini juga gambaran antara PSSI dan Kemenpora. Akibat dua-duanya saling ingin menunjukan eksistensi diri, tontotan saya yang “luar biasa” itu menjadi musnah.
Apa iya saya harus mengganti tontonan saya dengan acara-acara di tivi yang makin ga jelas juntrungannya. Acara yang saling mengumbar rahasia para presenternya atau siaran televisi yang di isi para artis yang saling memamerkan harta kekayaan mereka.
Acara kayak begituan mah, hanya bikin sakit hati dan sakit mata.
Lain halnya jika menonton bola, melihat aksi pemain muda Evan Dimas, Syakir Sulaiman, Kurnia Mega, Zulham Zamrun. Sajian tontonan seperti ini mengajarkan kepada saya arti sebuah kerjasama tim dan kerja keras. Anak-anak muda yang memulai kesuksesan dari nol.
Jika merunut kisruh PSSI dan Kemenpora,rasanya hal ini sudah terjadi sangat lama sekali. Kemenpora sebelumnya Andi Malaranggen juga pernah kisruh dengan Ketum PSSI Nurdin Halid. Saat itu pun Indonesia sedang diujung tanduk sanksi FIFA, namun karena nego-nego yang “mbuh” akhirnya sanksi tidak jadi turun.
Lah kok ketika dunia persepakbolaan tanah air tengah bergeliat menunjukan prestasinya, tiba-tiba sanksi FIFA beneran turun.
Memang, prestasi sepak bola Indonesia tidak bagus-bagus amat, tapi juga tidak jelek-jelek amat.
Tapi seperti kata pepatah yang mengatakan jika nasi sudah menjadi bubur satu-satunya cara menikmati buburnya adalah dengan mengunyahnya pelan-pelan sambil membayangkan nasi.
Jadi sekarang ini saya akan mencoba menikmati kondisi ini, tidak bisa menyaksikan siaran Indonesia Super League dan siaran Timnas bermain di kancah internasional.
Tetapi mungkin dengan adanya sanksi dari FIFA, bisa membuat TOM dan JERRY saling intropeksi diri. Saling membenahi satu dengan yang lainnya. Dan makin menyadari bahwa organisasi atau lembaga yang mereka pimpin adalah organisasi atau lembaga yang menyangkut hajat hidup orang banyak bukan organisasi atau lembaga pribadi.
Ada beberapa negara yang makin maju persepakbolaannya setelah di banned oleh FIFA. Dan harapan saya, biarlah sanksi FIFA ini menjadi alat hibernasi tim bola Indonesia agar kedepannya makin menunjukan prestasi dan eksistensinya di kancah liga dunia.
Dan yang pasti, saya akan setia menunggu masa itu tiba, sembari menunggu masa itu tiba, saya akan fokus melihat tim kebanggaan saya yaitu FC Barcelona dan Man-City bertanding.

Forza sepak bola Indonesia

Balikpapan, 01 Jun 15

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun