Bila ada yang bertanya, di dunia ini
Manakah tempat paling luas
Untuk merebahkan penat dan lelah
Untuk membaringkan risau mendera
***
Adalah bidang dadanya
Yang hanya seruas rusuk-rusuk kurus ringkih
Namun gemeretak tulangnya
Sanggup getarkan jiwa, tiap mengingatnya
***
Seperti sebuah kebaikan yang mempercayakan amalannya
Kupercayakan mimpiku, jatuh cinta padanya
Seperti seseorangyang sangat jatuh cinta pada senja
Melampaui cintanya pada pisang goreng kegemarannya
***
Jangan membandingkan rinduku yang jatuh berderai
Dengan rintik-rintik hujan yang kerap mendatangi kotanya
Karena sebanyak apapun rintik hujan di kotanya
Tak akan sebanyak rindu yang ku tanam dalam-dalam, di rongga dada
***
Tentang inginku yang selalu ingin bersamanya
Ibarat sebatang pinsil yang telah beberapa kali patah
Namun tak pernah merasa jera untuk menulis
Beribu sajak tentang penatnya menanti dirinya
***
Ingatan tentang candanya
Mengelayut indah di ingatanku
Dan,
Mungkin sebentar lagi hanyut di linangan air mataku
Seperti senja yang terkulai di bibir kalam. Runtuh
***
( 09 May 2015, Djuanda Airport)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H