Mohon tunggu...
Inem Ga Seksi
Inem Ga Seksi Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Jadilah air bagi ragaku yang api

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

(Cersama) Penggalan-Penggalan Kisah

14 Agustus 2012   04:56 Diperbarui: 25 Juni 2015   01:48 196
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1345009294129089720

Selalu saja ada alasan seseorang untuk menunggu dan setia. Setia dengan menunggu bahagianya, atau setia menunggu-i kesakitannya.

Karena semua orang selalu mempunyai satu ruang kosong dalam hati untuk melakukannya. Ruang itu begitu tertutup, bahkan sengaja tidak di beri celah, walau setitik.

Entah mengapa, semua hati melakukan hal tersebut. Sengaja membangun sebuah ruangan yang berisiperca-perca kenangan. Lebih pantas di sebut ruang arsip.

Di sana, bisa di temukan begitu banyak kisah, tinggal memilih salah satunya lalu diam. Maka akan muncul satu persatu reka memori yang di inginkan.

Seperti kisah Lastri dan Diman.

Seperti kisah Srintil dan Rasus.

Sepenggal cerita yang mereka ciptakan tidak kalah " dalam " seperti kisah Srintil dan Rasus. Sepasang mahluk adam dan hawa yang saling menunggu dan menunggu-i.

###

Srintil dan Lastri.

Gambaran mereka adalah seperti Venus. Salah satu planet jajaran tata surya. Lembut.

Jika srintil adalah penari yang harus menggenapi takdir adatnya sebagai ronggeng, menjadi sosok yang di puja dan puji karena kharisma seksualnya. Menjadi ikon dari kebodohan dusunnya. Walau di kalbu terdalamnya sudah tertoreh nama Rasus, lelaki yang mengenapi hasrat sesungguhnya. Lalu seiring waktu berjalan, kebodohan asal usulnya menyeret dia dalam kondisi yang caruk maruk. Hingga menempatkannya pada keadaan yang penuh tipu daya. Dan akhirnya Srintil terluka sangat dalam, ketika dia mempercayakan sisa-sisa daya tarik seksualnya pada seorang mandor. Inilah klimaks penantian srintil. Ketika raga hanya berwujud sebongkah daging tanpa cahaya, ketika tatapan mata hanya berisi kekosongan. Rasus datang. Dia datang membawa cahaya bagi srintil. Dan dengan diamnya, Srintil bahagia.

Berbeda Srintil, Lastri justru menjemput takdirnya sendiri. Tanpa bantuan sebuah nama yang di panggil ADAT. Lastri, masih sangat muda dan belia, masih belum mengenal bahwa laki-laki mempunya bentuk tersendiri yang khas. Sebuah bentuk yang menjadi tolak ukur kapasitasnya. Di dorong oleh rasa cinta yang membutuhkan sebuah pengorbanan, Lastri menjelma sebagai sosok wanita pemuja cinta. Bahkan pemujaannya melebihi cintanya pada sang Khalik. Waktupun terus merayap di setiap pemujaannya tanpa kendali. Lastri lupa dan seolah melupakan, bahwa rasa yang di miliki sepasang insan dari dunia fana selalu tanpa keabadian. Dirman pergi. Melesat bersama bayangan cahaya, tanpa meninggalkan bias, kecuali sebuah patah-patahan mimpi. Khusyuknya mencintai, di ahkiri lastri dengan berlari menjemput malaikat berbadan hitam, dengan tongkat tajam di tangannya. Dalam erangan nafas terahkir, hatinya patah.

###

Rasus dan Dirman.

Kedua mahluk adam itu, ku sebut Mars, mereka rumit dan hampir tak bisa di mengerti jalan pikir serta alur ego nya.

Menghadapi kenyataan bahwa sebuah asal usul kebodohan merenggut intisari yang dimiliki Srintil. Membuat Rasus tumbuh sebagai lelaki pemimpi. Selalu dan selalu saja bermimpi menjadi seorang algojo ketika sekian banyak syahwat datang untuk menyetubuhi Srintil. Dia memang pereguk pertama murninya Srintil, namun itu belum cukup. Derita menunggu mimpi yang tak kunjung datang, menghempaskan Rasus pada logika agar meninggalkan dusunnya. Sama seperti Dirman. Dia memilih untuk pergi. Dalam hatinya menyakini bahwa memilih pergi akan membuatnya menjadi lebih manusiawi, daripada harus setia menunggu Srintil di bawah pohon ketapang. Malam demi malam panjang yang di lewati selalu menyisakan tanya, apakah Srintilnya baik-baik saja. Sekian waktu terlewati, tak mampu menyamarkan aroma Srintil dari kalbunya. Rasus kembali, dengan tekad memilikinya. Tetapi kadang hidup sangat senang memberi ketidakadilan pada sang pecinta. Rasus kembali namun Srintil hilang, dengan arti cahaya yang dulu dia setubuhi sudah padam. Tergantikan dengan onggokan daging berbalut kebaya. Rasus terkesima mendapatinya. Kesetiaanya menunggu-i sakit itu terbayar dengan diamnya srintil yang beku. Rasus bahagia memiliki Srintil yang diam membeku. Dan tersenyum, dalam hati berkata “Srintil, kini tak akan ada lagi syahwat liar yang menganggumu. Hanya aku yang merawatmu.”

Sosok Dirman sesempurna Cupid. Kelembutan dan kemahirannya dalam mengarahkan anak panah seolah tidak perlu di ragukan kembali. Tanpa bernafas, tanpa melihat, tanpa meraba. Dirman tahu di mana letak kehormatan seorang wanita. Rasa terbalut ketidakjujuran berhasil mengelabui Lastri agar mau menjadi pemuja cinta tanpa pamrih. Manisnya madu dan indahnya beberapa purnama selalu Dirman kemas dalam lampin beralaskan bujuk rayu. Hingga tiba masa menuai dari apa yang di semai. Dirman urung karena hatinya terpaut pada Lastri yang lain. Dia pergi, tepatnya menghilang. Bahkan bumi yang dipijakpun tak tahu kemana jejak langkahnya. Dia pergi meninggalkan Lastri tanpa mau tahu patahan hati itu sudah menghujam demikian dalam pada hidupnya Lastri. Dirman pergi tanpa mau tau bahwa Lastri setia menunggu dengan lukanya.

###

Srintil dan Rasus-Lastri dan Dirman…mereka adalah AKU.

Setia dan menunggu, begitu dekat ternyata.

Setia dan menunggu, begitu tipis ternyata.

Aku begitu sibuk menerima kehadiran rasa yang kau berikan, hingga aku lupa mempersiapkan masa di mana kau mengambil kembali rasa itu.

#Cersama adalah kependekan dari Cerita Bersama,  even yang dibuat oleh kami berenam yaitu Novi Octora, Inin Nastain, Vianna moenar, Rieya MissRochma, Elhida dan Ajeng Leodita

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun