Mohon tunggu...
Inem Ga Seksi
Inem Ga Seksi Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Jadilah air bagi ragaku yang api

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

[CERMIN] Rindu yang Jatuh dari Sepasang Matamu yang Legam

13 Maret 2018   21:46 Diperbarui: 14 Maret 2018   11:52 799
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seperti tak tentunya hujan bulan Juni, bulan rinduku masih begitu  liar. Tak pernah mudah menaklukan sebuah peristiwa kehilangan, walau  dibalut dengan apapun.

***

Hingga kini aku  masih merasa jika kamu adalah pasanganku dalam berpuisi.  Pasangan puisi  yang selalu merasa jatuh terjerembab dalam cinta. Sesekali aku dan kamu  bersikap bak pemain drama queen, yang pada tiap akhir ceritanya begitu  mudah ditebak. Saling meninggalkan namun tak lama kemudian saling  mencari.

Maret sudah menghitung hari ketigabelasnya, dan semakin  memintal rinduku menjadi kental. Kental dengan warnanya yang merah  darah.

Dan tiba-tiba aku merindukan hujan. Aku ingin melihat  langit di penuhi jamur raksasa. Super jamur  raksasa dengan warnanya  yang hitam pekat. Tak ada bintang. Bulan. Apalagi kejora.

Karena  pada hitam pekatnya langit malam, selalu bisa kutemukan sepasang bola  matamu yang kerap sembab. Sembab yang lembab. Hingga tak ada alasan bagi  puisiku untuk tidak tumbuh subur di sana.

Terlalu suburnya  puisiku tumbuh di matamu membuatku tanpa sadar selalu patuh duduk di  teras depan rumah. Sekedar menanti hujan, demi bisa memunguti rindu yang  berjatuhan. Rindu yang jatuh dari sepasang bola matamu yang legam.

***

Sepanjang  siang di hari ketigabelas bulan Maret, kotaku kembali di guyur  hujan.  Dan seperti kanak-kanak yang mendapat mainan baru, aku menggilai tetesan  rinai yang          menghentak-hentak menghujami setiap ruas kulitku.  Bagiku mereka ibarat perpanjangan lidahku, yang akan menyampaikan orasi  sajak-sajak kerinduanku untukmu. Rindu yang kulumat dalam diam.

Pada dua matamu, Sayang

Ingin ku menjelma kalam

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun