Mohon tunggu...
Inem Ga Seksi
Inem Ga Seksi Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Jadilah air bagi ragaku yang api

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Tuhan, Aku Sakit, Perih, Penat, Menangis dan Linglung

31 Desember 2015   21:05 Diperbarui: 31 Desember 2015   21:41 392
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Aku sakit, Tuhan
Hatiku nyeri
Betapa kini negeriku begitu carut marut
Jilat menjilat, catut mencatut, ada di mana-mana
Semua orang berlomba menjadi yang paling benar
*
Aku perih, Tuhan
Sumsumku linu
Melihat makin banyaknya puting para ibu kisut
Tak ada lagi asi melimpah ruah terperas
Akar dan rotan tak lagi mencukupi asupan raga
*
Aku penat, Tuhan
Tulang belulangku rematik
Menemukan terlalu banyak darah mengenang
Tersungkur karena membela kepentingan yang absurb
Siapa membela siapa, membela siapa benar, siapa salah
*
Aku menangis, Tuhan
Terluka sendirian, kebingungan
Memikirkan, kelak...pada masa yang entah dan kapan
Dongeng apa hendak kuceritakan pada anak cucu
Maling kundang, kah
Kancil nyolong timun, kah
Sangkuriang, kah
Atau dongeng, tentang proyek dongeng para pemimpin negeri ini
*
Oh,
Aku linglung, Tuhan
Meraba-raba masa depan anak cucuku
Kelakkah mereka mampu jatuh cinta
Pada negeri yang makin abu-abu ini

***
Oil City, 31-12-15
Aku Cinta Indonesia
Selamat Tahun Baru 2016

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun