Mohon tunggu...
Inem Ga Seksi
Inem Ga Seksi Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Jadilah air bagi ragaku yang api

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Waktu yang Kian Menua

8 Januari 2013   08:42 Diperbarui: 24 Juni 2015   18:23 147
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Duduk

Dan menunggu

Berteman waktu

Yang semakin tinggi

Pongah dan angkuh

-

Pasir di genggaman

Mulai surut, susut

Tergelincir, di sela-sela jari duka

Terjerembab, luluh

Tanpa ampun

-

Apakah yang dicari, lagi ?

Apakah yang diinginkan, lagi?

Bila, doa sudah berubah dosa

Bila, iman sudah berbuah angkara

-

Meraba waktu

Seolah tau pasti

Duka berakhir suka

Suka berakhir duka

-

Ah, -nyinyir-

Itu dulu, ya, dulu sekali

Sekarang, berubah

Kadang harus merasa dukauntuk menjadi suka

Kadang harus menjadi suka jika tak ingin berduka

-

Waktu, terus saja berjalan

Makin menua

Laksana tua renta, bongkok

Dan kelak,

Raga,  sudahlah menyatu dengan bumi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun