Ketika sedang bersin, dengan refleks, mata kita pasti terpejam. Dan pernahkah di sadari, bahwa memejamkan mata selalu menjadi bagian ketika kita sedang bersin. Bahkan tanpa di perintahpun, mata kita akanmelakukannya.
Menurut Wikipedia, bersin merupakan aliran udara yang hebat melalui mulut dan hidung. Dan bersin merupakan proses keluarnya udara semi otonom yang terjadi dengan keras lewat hidung dan mulut. Dan kecepatan udara yang keluar, diperkirakan mencapai kecepatan 70 m/detik (250 km/jam).
Selain itu bersin juga bisa menjadi alat penyebaran penyakit, melalui butir-butir air yang terinfeksi yang diameternya antara 0,5 hingga 5 um. Sekitar 40.000 butirair bisa di hasilkan dalam sekali bersin.
Sementara bersin sendiri terjadi karena tubuh sedang memberi respon, terhadap masuknya bakteri atau cairan yang masuk secara berlebihan kedalam rongga hidung, sehingga secara otomatis tubuh akan menolak bakteri tersebut.
Dan biasanya, bersin bisa juga di sebabkan oleh beberapa faktor yaitu
1.Aliran udara yang masuk akan melewati rongga hidung yang diselimuti selaput lendir hidung, bila selaput lendir ini terkena dengan bahan-bahan iritan atau alergen maka akan timbul bersin.
2.Bersin bisa juga timbul karena adanya peradangan (rhinosinusitis), benda asing, infeksi virus atau sebuah reaksi alergi
Peradangan dalam hal ini biasanya adalah berupa sakit flu. Pada saat flu banyak partikel asing dalam hidung. Sehingga sangat di sarankan, pada saat bersin sebaiknya menutup hidung dengan saputangan atau tissue. Karena selain mengandung unsur kesopanan, menutup hidung ketika bersin juga sama artinya menekan menyebarnya kuman penyakit.
Bersin sendiri sebenarnya sangat berguna demi menjaga agar hidung agar tetap bersih, diharapkan dengan mengalami bersin, maka dapat membantu upaya pembersihan dalam rongga hidung.
Dan mengapa, ketika bersin, mata kita terpejam ? Hal ini sebenarnya simple saja. Karena syaraf-syaraf yang terdapat di hidung dan di mata letaknya saling berdekatan sehingga pada saat bersin, maka secara otomatis otot-otot halus disekitar mata bereaksi dengan memejamkan mata.
Hal ini terjadi demi melindungi saluran air mata dan kapiler darah agar tidak terkontaminasi oleh bakteri yang keluar dari membrane hidung.
Sebenarnya pada saat bersin, secara refleks otot-otot yang ada di wajah kita menjadi tegang, jantung akan berhenti bendenyut sesaat. Segera setelah bersin, maka jantung akan kembali berdenyut kembali, alias kembali berdetak.
Bersin juga bisa timbul ketika wajah kita terkena cahaya atau sinar.
“ Kecenderungan bersin ketika diterpa cahaya benderang disebut photic sneeze. Ini sebuah sifat genetic yang diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya dan dialami oleh antara 18 persen hingga 35 persen penduduk dunia. Bersin terjadi akibat gerak reflex yang berfungsi melindungi mata (dalam hal ini ketika orang tiba-tiba masuk ke tempat yang benderang) dan kebetulan hidung tergabung dalam system yang sama. Photic sneeze dianggap berbahaya bagi pilot pesawat tempur, terutama ketika mereka tiba-tiba harus berbelok menghadap matahari atau tiba-tiba terkena cahaya lampu sorot pasukan artileri pertahanan udara musuh pada malam hari.”
R.Eccles
Common Cold and Nasal Research Center Cardiff, Inggris
Namun, selain pendapat dari R.Eccles, ada juga beberapa pendapat yang mempunyai argument, mengapa kita kerap kali bersin-bersin ketika wajah kita terkena sinar matahari.
Salah satunya di ambil dari karya Francis Bacon Sylva Sylvarum (London: John Haviland for William Lee, 1653, halaman 170): “Memandang kearah matahari sungguh membuat orang bersin. Penyebabnya, bukan karena cahaya matahari memanaskan hidung; sebab menutup hidung dari terpaan cahaya matahari, walaupun membuat orang berkedip, akan mengatasinya, akan tetapi penyebabnya adalah cairan otak yang tersedot turun. Sebab ini akan membuat mata berair, dan cairan yang turun ke mata kemudian turun juga ke hidung, akibat gerak yang disengaja, dan diikuti dengan bersin, sebaliknya, menggelitik bagian dalam hidung, ternyata bisa menurunkan cairan ke hidung, dan mata dengan sengaja, karena cairan ini juga air. Akan tetapi berdasarkan pengamatan, ketika seseorang tiba-tiba ingin bersin, menggosok-gosok mata, sampai penuh dengan air, akan mencegahnya. Alasannya, cairan yang seharusnya turun ke hidung, dialihkan ke mata.”
C. W. Hart
Smithsonian Intitution, Washington DC, A
Teori yang mengatakan bahwa bersin bisa di picu oleh sebuah sinar, menurut saya sich benar. Karena ketika saya merasa hidung saya gatal, sangat gatal. Terasa ingin bersin namun seperti terhalang sesuatu, maka saya akan mengarahkan wajah saya pada sinar matahari. Lalu tak berapa lama kemudian. HUaaattccciiinnnnn. Lega, hidung saya menjadi nyaman.
Banyak orang melakukan hal yang sama dengan saya, mencari cahaya demi bisa bersin. Namun selain mencari cahaya, teknik lain membuat bersin adalah dengan mengelitik hidung sendiri. Bisa menggunakan kertas tipis atau bulu kemucing. Namun teknik kedua, jika sering dilakukan, akan menimbulkan luka. Kalau bahasa jawanya Nedas.
Bersin bisa hadir kapan saja, bahkan di saat peristiwa penting sekalipun, bersin bisa datang tanpa diundang. Karena di anggap bisa menurunkan performance, tidak jarang, sebagian orang sengaja menahan bersin.
Namun tahukan, ternyata menahan bersin bisa membawa dampak yang fatal, jika hal ini sudah kerap kali di lakukan.
Kecepatan bersin yang dimiliki manusia adalah 161km/jam, sehingga jika seseorang menahan untuk bersin maka tubuh harus menahan kecepatan tersebut secara tiba-tiba. Hal ini tentu saja akan membawa pengaruh pada fungsi tubuh, bahkan bisa menyebabkan kuman yang seharusnya keluar, malah masuk kembali dalam tubuh.
Seperti di lansir Dr. Michael Roizen, kepala Wellness Officer Clevelend Clinics, seperti di kutip dari Doctoroz.com
“Bersin merupakan kegiatan yang positif karena memiliki fungsi membersihkan faring (rongga antara hidung, mulut dan tenggorokan) dan ini adalah hal yang baik, sedangkan menahan bersin justru berbahaya karena bisa menimbulkan beberapa resiko.”
Beberap resiko yang harus di derita ketika menahan bersin, yaitu :
1.Bisa menyebabkan patah tulang di daerah tulang rawan hidung
2.Mimisan
3.Gendang telinga menjadi pecah
4.Mengalami gangguan pendengaran
5.Vertigo
6.Mengalami emfisema atau retina yang terlepas. Hal ini bisa terjadi karena tubuh berusaha menahan kecepatan dari bersin yang tinggi. Cedera yang timbul umumnya mempengaruhi struktur bagian dalam kepala.
Kondisi emfisema, bisa menyerang anak-anak ataupun orang dewasa, kondisi seperti ini bisa berbahaya karena dapat membawa pada kematian. Tanda-tanda yang kerap muncul biasanya adalah rasa tidak nyaman atau wajah dan leher menjadi bengkak.
Nah, itulah beberapa ulasan mengenai bersin, ide menulis mengenai bersin, muncul ketika, secara tidak sengaja saya menjadi korban bersin seseorang yang berada tepat di depan saya, dan wajah saya bisa merasakan bintik-bintik air yang berasal dari hidungnya.
Awalnya saya agak jengkel, namun ketika mengetahui bahwa menahan bersin adalah hal yang beresiko. Akhirnya saya memaklumi sikapnya, hanya saja yang saya sayangkan adalah mengapa pada saat bersin, tidak menutup hidungnya.
Bagi para pembaca, jika sekiranya ada yang kurang, mohon untuk ikut menambahkan. Sesudah dan sebelumnya saya ucapkan terima kasih
(eh kok kayak kirim surat ya..hehehee)
Semoga bermanfaat.
@@@
Sumber data :
http://id.shvoong.com/how-to/health
http://aspal-putih.blogspot.com
http://www.nyatanyatafakta.info
http://artikelmenarik.wordpress.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H