Horeee….ternyata konflik Palestina dan Israel membawa dampak yang "bagus" bagi beberapa kalangan di negara ini.
Eitss…jangan larut dalam pemikiran negative dulu, dengan pernyataan Hore yang saya teriakan.
Tanyalah pada saya, mengapa saya berteriak seperti itu.
Dan ini jawaban saya :
Sekarang di beberapa daerah beberapa ormas dan kalangan masyarakat marak sekali menyerukan yel-yel pembebasan tanah kaum Palestina dari jeratan bangsa Israel yang dijuluki bangsa Zionis, adalah bangsa yang di dirikan pada tanggal 14 Mei 1948. Sebuah bangsa yang berpegang pada sebuah kitab yang di beri nama Talmud, yang berarti “Kitab Ajaran Agama dan Kepribadian Yahudi”. Kitab Talmud adalah kitab suci yang terpenting bagi kaum Yahudi bahkan lebih penting dari kitab Taurat. Karena kitab Talmud bukan saja menjadi sumber dalam penetapan hukum agama tetapi juga menjadi ideology dan prinsip-prinsip serta arahan bagi penyusunan kebijakan negara dan pemerintahan Yahudi Israel.
Konflik yang terjadi menimbulkan simpati bagi banyak orang, dan karena itu banyak kalangan yang sampai rela bela-belain merogoh kantung demi mengeluarkan sedikit harta yang mereka punya, demi membantu bangsa terjajah tersebut. Kalangan yang bernamakan diri pribadi atau kalangan suatu ormas.
Bahkan sampai ada yang menyerukan untuk jihad secara langsung, alias datang ke sana sebagai pejuang yang berani mati. Karena ada anggapan bahwa konflik yang terjadi mempunyai unsur keagamaan.
Rasa solidaritas yang seperti ini tentu harus diacungi jempol dong, kalau perlu jempol tetangga di kumpulkan menjadi satu. Sebagai bentuk Simbol dukungan penuh.
Ini berarti, bahwa sikap simpati, empati dan sikap tolong menolong masih menjadi ciri khas bangsa ini. Artinya bangsa ini belum amnesia untuk berbuat baik.
Tapi..mari kita bicara dengan menggunakan bahasa tetapi, apakah sikap seperti ini tidak terlalu mencolok bagi beberapa kaum yang berada di tanah air.
Mengapa terlihat mencolok ? karena bukankah di negara kita sendiri masih banyak konflik-konflik tanah yang hingga sekarang belum tuntas masalahnya, bahkan beberapa di antaranya malah mengantung. Konflik yang berimbas pada ketidakjelasan beberapa nasib warga pemilik lahan.
Sementara sebagian orang berseru dengan lantang “Save Palestina” sementara di sisi lain negara ini, masih banyak “Palestina-Palestina” yang juga menunggu untuk di selamatkan.
Sumatra, Lampung, Kebumen, Kulonprogo dan beberapa daerah lainnya yang konfliknya tidak di blow up ke ranah media.
Kamu Islam ? ya saya Islam. Kenapa tulisan ini berkesan tidak mendukung bangsa Palestina yang mayoritas adalah muslim.
Jawaban saya adalah dari jaman dulu hingga sekarang, Israel adalah bangsa yang nomaden, menetap disana sini karena dia bangsa yang terusir dari tanah kelahirannya sendiri. Bangsa yang dianggap kaum yang dibuang oleh Tuhannya. Ibaratnya Israel adalah bangsa yang sedang balas dendam karena perlakuan yang di terima pada jaman nabi Ibrahim, nenek moyangnya. Dimana mereka selalu terusir dan terjajah, bahkan tertindas.
Dan kenapa Palestina yang selalu dijadikan bidik sasaran mereka, karena bagi Israel, tanah Palestina adalah tanah leluhur mereka, tanah moyang mereka, tanah suci mereka.
Dan jika mencampur adukan urusan agama dengan konflik yang terjadi, menurut saya rasanya tidak tepat. Bukankah dari jaman nabi pun, Israel sudah menentang agama Katolik dan Kristen. Bagi mereka, agama kaum Bani Israel adalah agama Yahudi, bukan Islam, Kristen atau Katholik. Dan kitab mereka adalah Talmud, bukan Taurat.
Jadi, menurut saya yang orang awam, mengapa harus ribut unjuk gigi, membela tanah milik tetangga yang dicaplok orang, sementara tanah pekarangan sendiri juga urusan nya belum selesai.
Lagipula, korban-korban konflik tanah di negara ini, sebagian besar juga beragama islam, kaum muslim, sama dengan warga palestina.
Memang sih, hal ini hukumnya sah-sah saja, tapi menurut saya (lagi) jika memang ingin menolong sesama, jangan pilih-pilih. Ngapain jauh-jauh kirim subsidi, sementara di depan mata kita, beberapa orang masih sangat membutuhkan subsidi tersebut.
Tulisan ini hanya sekedar curhat sesudah melihat berita konflik negara tetangga, yang selama beberapa hari ini sangat ramai ditayangkan media. Tanpa mengandung unsur apapun, apalagi unsur yang membela si itu dan si ini.
Oh iya ketinggalan, selama ini kan ada beberapa segelintir orang yang profesinya mencari “pengantin” –ngikut istilah di Tv. Untuk di rekrut sebagai pembawa paket Tnt. Nah, ada kesempatan nich, nyari pengaten pembawa paket Tnt di sono, daripada paketnya meledak di rumah sendiri terus melukai sesama penghuni rumah, mending meledak di luar rumah, dengan sasaran target yang (mungkin) di inginkan.
Salam damai untuk Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H