Mohon tunggu...
Inem Ga Seksi
Inem Ga Seksi Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Jadilah air bagi ragaku yang api

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Kenapa Bisa Kentut dan Kenapa Bau?

6 November 2012   06:47 Diperbarui: 24 Juni 2015   21:54 12275
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13521915571575836385

[caption id="attachment_221783" align="aligncenter" width="310" caption="http://lovetiffa.files.wordpress.com/2011/04/kentut.jpg"][/caption]

" Kalau sedang makan , jangan sambil ngomong !" Larangan diatas adalah larangan yang paling saya  sering dengar sewaktu kecil, bahkan hingga dewasa pun, jika saya makan sambil ngobrol, maka ucapan yang sama akan dilontarkan mama saya. Awalnya, alasan utama larangan tersebut bertujuan menghindari tersedak, tetapi beberapa hari yang lalu saya baru mengetahui bahwa selain menghindari tersedak, ternyata makan yang disertai ngobrol dan sesekali disertai tertawa, ternyata sangat berpengaruh pada kadar buang gas atau kentut. Atau istilah medisnya adalah Flatulence. Flatulence adalah kondisi kesehatan yang ditandai oleh produksi gas dalam sistem pencernaan. Gas tersebut merupakan produk dari proses pencernaan makanan, dan biasanya hanya diproduksi oleh mahluk mamalia, salah satunya adalah manusia. Bagi saya pribadi, hal yang paling saya anggap "seram" adalah ketika proses kentut harus di barengi dengan aroma yang tidak sebab. Apalagi bila kita sedang berada di dalam ruangan yang ber AC atau sedang dalam suasana yang terdapat banyak orang. Hal ini tentu saja selain menimbulkan rasa tidak nyaman, dan bisa membuat kita menjadi malu seumur hidup (hehe). Melalui seorang rekan dokter, saya bertanya beberapa hal yang berkenaan dengan kentut yang kadang mengeluarkan aroma tidak sedap. Dan faktanya, selain warna urine ternyata kentut juga bisa dijadikan indikator dari kesehatan organ pencernaan. Secara normalnya, tanpa disadari seorang lelaki dalam sehari bisa mengeluarkan kentut sebanyak 1.5-2.5 liter perhari, sementara wanita sebanyak 1.00-1.5 liter. Namun jumlah angka tersebut bisa berubah karena pengaruh dari berapa banyak makanan serta jenis makanan apa yang dikomsumsi. Kentut merupakan proses yang normal selama tidak disertai intensitas yang tinggi dan sakit, namun jika kedua hal tersebut sudah terjadi maka disarankan agar segera menemui pihak medis terdekat. Menurut The International Foundation for Functional Gastrointestinal Disorders, tubuh mempunyai 4 cara dalam mengeluarkan gas dari tubuh, yaitu dengan mengeluarkannya melalui anus atau dubur, sendawa, diserap oleh tubuh dan dijadikan komsumsi bagi bankteri diusus. Mengenai kentut yang kadang berbunyi hal tersebut dikarenakan adanya getaran yang terjadi di daerah sekitar lubang anus atau dubur. Ada beberapa hal yang mempengaruhi intensitas kentut seseorang, di antaranya adalah : 1. Terlalu banyak menelan udara. Dalam beberapa aktivitasnya, manusia kerap kali menelan banyak udara. Yaitu ketika makan dan minum atau ketika sedang berbicara. (Ternyata mematuhi larangan orang tua untuk tidak berbicara ketika makan, tidak rugi ). Udara sangat dibutuhkan manusia untuk melakukan proses metabolism, namun dalam batas-batas tertentu, sehingga ketika tubuh kelebihan beban udara, maka harus dikeluarkan dalam bentuk Flatulence. Jadi mulai sekarang tidak ada salahnya mulai menerapkan tehnik diam ketika sedang makan, agar terhindar dari buang gas berlebihan. 2. Penguraian makanan yang tidak sempurna. Penyebab kentut, yang lain adalah adalah tidak sempurnanya tubuh mengurai unsur-unsur makanan dalam usus. Dan makanan ini selanjutnya dikonversi menjadi gas oleh berbagai enzim. Dan dikelurkan dalam bentuk gas. 3. Intoleransi pada makanan tertentu. Pada beberapa indivindu, penyebab buang gas di tenggarai karena adanya intoleransi tubuh pada produk yang berasal dari susu, termasuk produk olahannya. 4. Pengaruh dari penggunaan zat aditif buatan. Beberapa zat aditif buatanmengandung zat tertentu yang bernama sorbitol dan manitol. Zat ini pada umumnya digunakan sebagai pengganti gula. Zat aditif juga ditemukan pada makanan dalam kemasan. 5. Beberapa pengaruh dari makanan dan minuman yang dikomsumsi. Minuman yang mengandung soda dan karbonat, beralkohol, komsumsi tea dan kopi secara berlebihan. Kuantitas komsumsi makanan juga ikut memperngaruhi intensitas pembuangan gas oleh tubuh. Beberapa makanan yang memicu buang gas adalah kol, kacang, pisang, bawang, plum dan lobak Sebenarnya flatulence atau kentut, terdiri dari beberapa campuran gas yang tidak berbau diantaranya adalah nitrogen, hydrogen,CO2, metana dan oksigen. Dalam suatu penyelidikan disebutkan bahwa gas dalam kentut terdiri dari 60% nitrogen, 30% karbondioksida dan 10% campuran dari metana dan hydrogen. Metana dan hydrogen adalah gas yang mudah terbakar. Tidak mustahil bila kentut yang mengandung gas metana dan hydrogen dalam jumlah tinggi, bisa menyebabkan rasa terbakar dari lubang anus atau dubur. Tidak jarang kita mendapati aroma tidak sedap ketika kentut, hal ini terjadi karena adanya kehadiran gas yang bernama hydrogen sulfide (H2S), indole, ammonia dan skatole. Dan gas-gas tersebut semuanya mengandung unsure sulfur. Seperti diketahui, bahwa tubuh manusia mempunyai dua macam bakteri dalam tubuhnya, yaitu bakteri jahat dan bakteri baik. Bakteri baik di sebut baik karena dia membantu proses pencernaan manusia dengan cara memecah makanan yang kita makan menjadi zat-zat yang dibutuhkan manusia. Salah satu faktor penting terjadinya flatulence adalah adanya gas berlebihan yang terdapat dalam perut. Pembuangan gas yang disertai aroma tidak sedap, adakalanya mengindikasikan adanya gangguan pada usus. Kentut yang bau bukan berarti tidak bisa di minimalisir, jika kita mau lebih memperhatikan apa yang dikomsumi. Termasuk gaya hidup yang diimbangi dengan aktivitas fisik yang cukup, yaitu olah raga. Berbicara soal pembuangan gas, maka sama saja sedang membicarakan apa yang terjadi dalam perut. Salah satunya adalah sembelit. Sembelit bisa di indikasikan tidak normalnya proses pencernaan dalam usus, sehingga unsur-unsur yang seharusnya di buang untuk sementara harus mengendap lebih lama dalam usus besar, dan ini tentu saja memicu gas berlebihan dalam perut. Dan pada saat kentut, tidak jarang akan mengeluarkan aroma tidak sedap. Berikut adalah tips untuk meminimalisir kentut dan baunya. 1. Sebaiknya hindari makanan yang berkarbohidrat tinggi. Biasanya terdapat pada makanan yang terbuat dari tepung terigu, ketela, singkong dan kentang. 2. Mengurangi jumlah udara yang masuk dalam tubuh. Hindari berbicara dan tertawa ketika sedang makan. Hentikan kebiasaan merokok dan mengunyah permen karet. Karena hal tersebut membuat paru-paru menghirup udara secara berlebihan, akumulasi udara yang berlebihan ini bisa menyebabkan kembung, membuat perut menjadi tertekan dan menimbulkan gas. Termasuk menghindari minum dengan menggunakan sedotan. Hal ini bisa menyebabkan udara lebih banyak masuk dalam saluran pencernaan. 3. Menghindari makanan dan minuman yang rasa dan baunya ekstrim. Adalah makanan yang pedas atau masam, serta makanan dengan bau menyengat seperti petai, jengkol dan durian. Dsarankan untuk cukup minum airputih. 4. Kurangi komsumsi sayuran atau buah yang bisa menimbulkan gas. Seperti kacang-kacangan, kembang kol, kubis, brokoli dan pisang. 5. Hindari makan dalam jumlah yang besar dan mengandung lemak tinggi, dan kunyah makanan lebih lama, agar usus mudah mencerna nya.. 6. Lakukan aktivitas olah raga secara rutin. Aktivitas fisik yang rutin sangat membantu saluran pencernaan, terutama usus untuk bekerja lebih baik. 7. Mengkomsumsi probiotik secara rutin sangat dianjurkan untuk meningkatkan bakteri baik dalam usus. Probiotik yang dimaksud adalah yang mengandung lactobacillus acidophilus. Jadi, buang gas atau kentut memang terlihat sepele, tetapi bila tidak cermat menyikapinya akan menjadi bencana. Ketika gas dikeluarkan dengan aroma yang tidak sedap. Semoga bermanfaat. Salam hangat. Sumber Data : http://www.smallcrab.com/kesehatan http://www.ronywijaya.web.id http://www.tandurust.com/ http://en.wikipedia.org/wiki/Flatus http://www.emedicinehealth.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun