Reshuffle kabinet menimbulkan tanda tanya besar bagi saya mungkin juga bagi banyak praktisi pendidikan terkait Mendikbud Anies Baswedan yang ikut diganti dari posisinya sebagai Menteri pendidikan dan Kebudayaan.
Menurut saya berbagai program dan terobosan yang telah dilakukan oleh Anies Baswedan selaku Mendikbud selama kurun waktu 2 tahun yang telah dapat langsung dirasakan pada level paling dasar yakni seluruh pemangku kepentingan pendidikan di sekolah, dari mulai tenaga pendidik , siswa dan guru serta orang tua siswa.
Penerapan revolusi mentalnya yang tercermin dalam programnya seperti menghentikan seluruh bentuk perpeloncoan yang sudah mengakar dan membudaya di negeri tercinta ini (yang merupakan keprihatin saya sejak dulu). Masih segar dalam ingatan saya beliau berkeliling sekolah untuk turut memantau masa orientasi siswa. Sekolah adalah persemaian karakter anak karena itu sekolah haruslah menjadi taman yang menyenangkan bagi seluruh anak Indonesia. Salah satunya dengan menghentikan segala bentuk perpeloncoan yang bermuatan kekerasan, pemaksaan dan kegiatan yang mempermalukan para siswa.
Programnya lainnya pada saat memasuki tahun ajaran baru dengan mengajak seluruh orang tua siswa untuk mengantar putra putrinya pada hari-hari pertama masuk sekolah adalah bentuk penguatan kemitraan antara orang tua dan guru agar tak lagi hanya menonton di luar pagar sekolah tapi lebih aktif bermitra dalam proses pendidikan anaknya dan memperhatikan hak anak untuk mendapatkan pendampingan dalam proses pendidikannya. Program ini menjadi gerakan nasional “Hari Pertama Masuk Sekolah”. Dengan memberi himbauan dan kelonggaran bagi pegawai negeri untuk mengantar anaknya masuk sekolah
Reformasi Ujian Nasional yang tidak lagi menjadi penentu kelulusan merupakan langkah yang bagus dan saya impikan sejak lama sebagai praktisi, artinya negara menghargai keragaman sekolah dan memberi kepercayaan dan tanggung jawab luas pada guru dan sekolah dalam meluluskan siswa selain itu penghargaan terhadap proses pendidikan yang telah dijalani siswa disekolah. Melahirkan generasi yang berintegritas dengan mengeluarkan indeks integritas dalam UN .
Evaluasi kurikulum 2013 yang membuka ruang potensi lokal dalam kurikulum dan mempersiapkan tenaga pendidik lebih siap untuk menerapkan kurikulum baru. Dan banyak lagi program lainnya seperti Guru garis depan, regestrasi warisan dan cagar budaya.
Saya bukan mempromosikan pencapaian yang beliau telah lakukan namun ruh perubahan telah sampai pada tingkat para pelaksana pendidikan di lapangan. Politik memang sulit diprediksi keputusan yang di ambil Presiden mudah-mudahan berlandaskan pertimbangan demi dunia pendidikan di Indonesia bukan demi segelintir para politisi. Saya juga tidak mengerti mungkin saja ada tugas lain yang akan di emban oleh pak Anies.
Namun harapan besar pada Menteri Pendidikan dan Kebudayan yang baru agar meneruskan program-program yang telah dirasakan manfaatnya bagi dunia pendidikan bahkan juga berharap lebih baik dari sebelumnya. Karena aset terbesar suatu bangsa bukan terletak pada sumber daya alam melainkan manusianya. Karena itu pembangunan dalam bidang pendidikan merupakan tugas besar negara, yang harus selalui hadir secara permanen dalam setiap permasalah pendidikan di negeri tercinta. Terimakasih pak Anies dan selamat bertugas pak Muhadjir Effendi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H