Sekarang ini, sistem pengajaran yang hanya memberikan materi lalu dihafal oleh peserta didik bukanlah metode yang tepat. Teknologi informasi yang kian meluas dan bisa diakses oleh siapa saja akan memberikan pemikiran yang berbeda antara pengajar dan anak didik mereka.Â
Pengajar sebagai kaum yang dianggap intelektual juga harus mampu mendengarkan pendapat dan tanggapan dari anak didiknya melalui sesi diskusi yang biasanya dibuka saat akhir pembelajaran penyampaian materi dasar maupun saat-saat tertentu yang dapat dijadikan untuk berdiskusi. Jangan sampai ada jarak antara pengajar dan peserta didik karena pengajar menganggap dirinya lebih tinggi derajatnya sendiri meskipun begitulah faktanya. Akan tetapi, alangkah lebih baiknya pengajar dan anak didiknya mau bersama-sama belajar dan bisa menjadi rival satu sama lain. Jangan sampai ada jarak yang membatasi upaya komunikasi antar pengajar dan peserta didik.Â
Dengan begitu, anak-anak akan mampu mengakrabkan diri dengan pengajar mereka. Rasa ingin tahu akan semakin mudah diutarakan jika pengajar memberikan kesempatan dan kenyamanan. Jika mereka nyaman terhadap keterbukaan pengajar, anak-anak akan mampu mengolah pemikiran yang kreatif dan inovatif sehingga sistem pembelajaran yang efektif dapat terlaksana dengan baik.Â
Selain itu, keakraban antar peserta didik juga perlu dipupuk untuk memudahkan mereka bersosialisasi dengan teman sebayanya. Adanya jiwa kekeluargaan dengan teman sebaya akan membuat lingkungan kelas menjadi tentram dan memudahkan pertukaran informasi dari teknologi informasi yang mereka dapatkan sebagai bentuk keterbukaan sosial antar individu sebagai makhluk sosial.Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI