Oleh Yulianus Magai
Bertolak dari realitas kehidupan dan perkembangan budaya Papua pada masa kini, Â menurut penulis, budaya dan perkembangan yang kini menuju kepunahan akibat perkembangan massa dan erra.
menurut hemat saya, ada sesuatu yang "kurang" dengan budaya kita. Yakni budaya Papua, Dalam hal ini budaya Papua sedikit demi sedikit mulai punah seiring berjalannya waktu. Kebudayaan Papua yang cenderung punah secara jelas menyatakan kepada kita bahwa orang papua tidak serius menata, melindungi, membina, mengembangkan dan melestarikan budayanya.Â
Ketika kebudayaan punah, saat itu pula orang papua tak punya jati diri, harkat dan martabatnya. Tentunya ini merupakan preseden buruk bagi keberadaan orang papua dengan segala asset kearifan lokalnya. Orang lain dapat mengenal dan membedakan dirinya dengan orang papua salah satu faktornya adalah kebudayaan itu sendiri. Jika budaya lenyap, hal apakah yang menjadi pembedanya?
Bagi saya budaya itu sangat penting. Karena, bagiku budaya merupakan suatu kebiasaan yang sudah menyatu pada diri kita manusia, termasuk kita Orang Asli Papua (Selanjutnya Baca Orang Papua) di tanah Papua. Oleh karena itu, kita orang Papua sebagai manusia yang berbudaya sudah saatnya mesti menjaga dan memelihara budaya kita, budaya Papua.Â
Ingatlah bahwa budaya Papua tercipta dari sebuah kebiasaan yang sudah tertanam kuat di dalam seluruh dinamika kehidupan kita di tanah Papua.
Budaya dikenal tidak hanya sebagai identitas dan jati diri, tetapi juga merupakan warisan tete nenek moyang yang sudah diturunkan dan dilanjutkan oleh kita generasi selanjutnya hingga kini. Oleh karena itu, sangatlah penting bagi kita untuk mencintai dan menghargai warisan para leluhur (Tete dan Nene moyang) orang Papua.Â
Bagi saya sebagai bentuk penghargaan dan pelestariaanya untuk kita orang Papua saat ini adalah dengan cara setia menjaga dan melestarikan budaya kita. Misalnya dalam bentuk penggunaan busana budaya, menggunakan bahasa daerah setiap hari, membudidayakan alat dan benda budaya, menampilkan tarian dan lain-lain.
Selama ini yang sering terjadi atau dijumpai adalah aksesoris budaya Papua sering kali dikenakan saat acara-acara besar, seperti pelantikan Bupati, Gubernur, DPRD (Dewan Perwakilan Rakyat Daerah) atau hanya pada saat diadakannya upacara syukuran tertentu.
Bagi saya kebiasaan ini kurang tepat dan tidak memiliki daya dalam hal pelestarian kearifan lokal tadi. Kita mesti menggunakan busana budaya Papua kapan dan di mana saja kita berada. Ini barulah budaya kita yang sebenarnya.
Sebagai konsekuensi dan bahaya yang sedang kita terima saat ini adalah kebanyakan dari kita anak muda Papua, sudah dan sedang dikuasai oleh budaya dari luar dan selalu menemani atau menikmati budaya dari luar seperti narkoba, minuman beralkohol, hisap aibon, judi dan lain sebagainya.Â