Mohon tunggu...
Noveriska Zahra Regita
Noveriska Zahra Regita Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Bahasa dan Sastra Indonesia di Universitas Pendidikan Indonesia

¡Hola, soy Zahra! Soy estudiante de la Universidad de Educación de Indonesia. ¡Mucho gusto!

Selanjutnya

Tutup

Film

Memahami Makna Emosi Na Heedo (Twenty Five, Twenty One)

26 Maret 2022   02:32 Diperbarui: 26 Maret 2022   02:39 1906
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Film. Sumber ilustrasi: PEXELS/Martin Lopez

Memahami Makna Emosi Na Heedo, si Atlet Anggar di drama Korea "Twenty Five, Twenty One"


        Akhir-akhir ini drama Korea menjadi salah satu serial yang paling digandrungi oleh remaja bahkan orang dewasa sekalipun di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Jalan cerita yang menarik serta para pemain yang memiliki paras tampan serta cantik menjadi salah satu alasan mengapa drama Korea banyak disukai oleh masyarakat Indonesia. Drama menjadi salah satu objek kajian dalam bidang bahasa, terutama drama Korea. Sejak tahun 2000-an, K-Drama (Korean Drama) dan K-Pop (Korean Pop) mulai masuk ke Indonesia dan membuat banyak masyarakat Indonesia sangat tertartik. Apalagi di zaman yang semakin modern ini, seseorang dapat dengan mudah mengakses konten-konten dari luar negeri terutama drama Korea.

        Di awal tahun 2022, para penggemar drama Korea disuguhkan drama baru yang dibintangi oleh Kim Taeri, Nam Joohyuk, Bona, Choi Hyunwook serta Lee Jumyeong yang berjudul "Twenty Five, Twenty One". Drama ini bercerita tentan kisah romansa remaja diiringi dengan berbagai konflik serta alur cerita yang inspiratif. Dalam drama "Twenty Five, Twenty One" menghadirkan berbagai leksem emosi yang diekspresikan oleh para tokohnya. Karakter utama dari drama ini yaitu Na Heedo yang diperankan oleh Kim Taeri adalah seorang anak SMA sekaligus atlet anggar peraih medali emas, dibalik karakternya yang ceria, Heedo seringkali merasa kesepian karena ayahnya yang sudah tiada dan ibunya yang sibuk dengan pekerjaannya sebagai pembawa berita.

        Drama ini berhasil menjadi drama yang paling banyak diperbincangkan selama beberapa minggu di Korea, menjadi acara yang banyak di tonton nomor.1 di berbagai negara melalui situs streaming Netflix. Bahkan setiap episode barunya dirilis, drama ini selalu menjadi trending topic di media sosial Twtitter. Kisahnya yang ringan namun tetap menginspirasi membuat banyak orang menyukai drama ini, tidak hanya senang, tetapi penonton juga ikut merasakan kesedihan saat para tokohnya mengalami suatu konflik.

        Menjadi salah satu alat komunikasi terpenting bagi manusia, bahasa dapat membantu kita untuk mengekspresikan emosi yang sedang dirasakan. Leksem bahasa dalam semantic akan bermakna luas terutama dalam tayangan asing yang menggunakan subtitle atau terjemahan. Leksem emosi umum dijumpai dalam kehidupan sehari-hari untuk mengungkapkan emosi, perasaan, atau suasana hati yang sedang dirasakannya. Leksem emosi berarti mengungkapkan perasaan seseorang secara langsung melalui leksem atau kata yang mewakili perasaannya tersebut. Jika seseorang sedang merasa senang maka ia akan berkata bahwa dirinya sedang senang, begitupun jika ia merasa sedih.

        Tetapi, suatu drama Korea yang sudah dialihbahasakan ke bahasa lain tentu saja akan terdapat makna yang tumpang tindih. Hal ini menjadi salah satu yang menarik untuk dikaji melalui teori-teori semantik. Penonton mungkin saja tidak menyadari perubahan-perubahan suasana dan emosi yang terjadi antar tokoh, maka dari itu mendeskripsikan makna leksem emosi dalam drama "Twenty Five, Twenty One" akan sangat menarik.

        Dikarenakan setiap manusia dapat menghadirkan emosi yang berbeda-beda, leksem juga disimbolkan sebagai label yang mampu mengekspresikan emosi-emosi murni yang dirasakan seseorang. Dalam drama "Twenty Five, Twenty One" dapat disimpulkan beberapa klasifikasi makna emosi yang diekspresikan oleh Na Heedo sebagai karakter utama yaitu ketika mengekspresikan perasaan murni seseorang (senang, sedih, marah) menggambarkan bagaimana emosi tersebut dapat muncul (tertawa, merenung), serta digunakan sebagai menggambarkan isi hati seseorang (terpukul, berbunga).

        Setiap makna emosi yang diekspresikan oleh Na Heedo tentu saja memiliki dampak negatif dan positif kepada orang lain dan dirinya sendiri. Pada leksem senang berdampak positif kepada diri sendiri dan orang lain, seperti saat Heedo berasil pindah sekolah agar lebih dekat dengan Go Yurim, leksem senang yang diekspresikan Heedo berdampak positif pada tokoh lain yaitu, Baek Yijin. Sedangkan leksem marah dan terpukul hanya berdampak negatif pada diri sendiri dan orang lain sebab emosi yang diekspresikan memiliki arti yang buruk dan menyebabkan perubahan suasana dalam drama. Leksem marah dan terpukul ini contohnya terjadi saat Heedo dituduh curang dan menyogok wasit agar memenangkan medali emas di Asian Games 1999 saat melawan Go Yurim, leksem ini berdampak negatif pada Heedo karena ia terus menerus merasa sedih dan marah di saat yang bersamaan.

        Melalui kajian semantik makna leksem emosi ini dapat disimpulkan bahwa leksem emosi yang diekspresikan Na Heedo memiliki dampak positif dan negatif tidak hanya kepada para tokohnya tetapi juga kepada para penonton. Penonton juga dapat memahami makna tertentu yang mungkin tidak disadari ketika menonton pertama kali.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun