Mohon tunggu...
Maria Novena
Maria Novena Mohon Tunggu... -

act like human.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Arah Tak Terarah

11 Mei 2011   08:10 Diperbarui: 26 Juni 2015   05:50 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kembali aku pada jendela kamarku Tiada lain tiada bukan, ialah saksi bisu hidupku Tempat di mana aku dapat melakukan segala hal yang tak dapat kulakukan di tempat lain Segala hal bebas yang membuatku bahagia atau sakit sekalipun Kembali malam ini aku duduk tepat disampingnya, Memandang pekatnya malam, Menikmati semilir angin malam, Menerawang harapan dalam hidup setinggi bintang di langit, Ditemani segelas kopi susu hangat dan menthol Kembali aku teringat akan suatu hal yang sudah kumulai Bahwa aku tengah memiliki rasa tak bersyarat Dia penting dan berarti untukku Tapi apalah aku ini,, membiarkan hal indah dan sempurna itu mengambang tanpa detak membiarkan hal indah dan sempurna itu berjalan tanpa arah . jantung dan kompasku telah hilang !! aku bahkan tidak tahu kapan jantung dan kompas itu mulai menghilang jantung yang telah memberiku kehidupan baru dan aku mampu memandang indahnya sinar mercusuar kompas yang aku yakin bahwa kompas itu akan menjadi penunjuk arah kemana aku harus melangkah ketika aku buta arah bahkan yang aku tahu dan aku yakin jantung dan kompas itu yang akan membawaku ke jalan yang lebih baik kurasakan seteguk kopi susu dan hisapan menthol, perpaduan rasa yang sangat nikmat dan memberiku ketenangan dan kesegaran batin sama halnya ketika aku menjalani hidup bersama jantung dan kompasku, perpaduan rasa yang membuat hidupku nyaman dan tenang ohhh .. kopi susu dan rokokku sudah habis! kusadari ini bersamaan dengan ohhh .. jantung dan kompasku telah hilang!! kalimat apa yang tepat untuk kedua hal ini ? mungkin, Selamat Tinggal . Ya ! Aku rasa kata ini yang tepat untuk aku ungkapkan . Selamat tinggal kopi susu dan rokok Selamat tinggal jantung dan kompasku Tunggu !! Itu bukan berarti aku tidak meminum kopi susu dan tidak merokok lagi Dan bukan berarti aku tidak akan memiliki jantung dan kompas lagi . Tapi !! Aku akan membuat kopi susu lagi dan memantikkan korek untuk kunyalakan batang menthol berikutnya Aku akan mencari lagi jantung dan kompasku yang telah hilang . Entahlah,, Apa aku akan membeli kopi susu dan menthol lagi karena persediaanku sudah habis dan Apa aku akan menemukan jantung dan kompas baru karena aku sudah lelah menunggu dan mencari jantung dan kompas lamaku yang telah hilang . Kembali aku menyandarkan badan ke jendela kamarku . Bernafas panjang dan berpikir,, hmpftt …. Akhirnya aku mengatakan pada diriku sendiri,, “ selamat tinggal rasa nikmat dan ketenangan untuk malam ini, aku malas untuk membeli kopi susu dan rokok . selamat tinggal rasa sayang yang indah dan sempurna, aku lelah untuk menunggu dan mencari jantung dan kompasku . aku rasa ini pilihan terbaik yang telah kau pilih untuk menghilang dariku . dan aku yakin pilihan terbaikmu juga terbaik untukku . ” Kututup tirai dan daun telinga jendelaku malam ini, ” terima kasih, lagi-lagi kau menjadi saksi hidupku ketika aku mulai menulis dan mengakhiri tulisan ini . terima kasih jantung dan kompasku, kau telah menuntunku ke jalan yang indah ini .”

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun