Mohon tunggu...
Noven Indira
Noven Indira Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Politik

Manuver Politik Ahok

24 November 2016   23:06 Diperbarui: 24 November 2016   23:39 1599
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Beberapa hari terakhir ini, media massa dipenuhi oleh berita seputar Penetapan Ahok atau Basuki Tjahaja Purnama sebagai tersangka dalam kasus dugaan penistaan agama. Karena sudah sangat banyak pendapat-pendapat masyarakat mengenai hal ini diluar sana, saya memutuskan untuk membahas topik ini dengan sedikit menarik ke belakang pencalonan kembali Ahok sebagai Gubernur DKI Jakarta dalam Pilkada Serentak tahun depan.

Ahok merupakan tokoh yang cukup kontroversial, mulai dari gaya bicara hingga kebijakan-kebijakan yang diterapkan, hampir semuanya menembus batas-batas kewajaran yang selama ini ada dalam lingkup pemerintahan Indonesia. Karakteristik Ahok yang jujur, bersih, dan transparan membawa dampak yang cukup signifikan terhadap perkembangan pembangunan di Jakarta dimana banyak projek-projek yang tadinya mangkrak sekarang mulai berjalan. Anggaran-anggaran siluman yang tadinya sangat banyak sekarang satu persatu mulai terkuak dan yang terpenting membawa sedikit angin segar dan harapan akan kehidupan yang lebih baik bagi seluruh lapisan masyarakat di Jakarta.

Perubahan-perubahan yang dibawa Ahok ini membawa banyak dampak positif terutama dalam meningkatkan kepercayaan publik terhadap pemerintah. Ahok pun terus menonjolkan karakteristik pemerintahannya yang transparan ini dengan mengungkap banyak oknum-oknum yang korupsi, membuka semua rapat terhadap publik, mendengar langsung keluhan warga dan mengawasi birokrat dengan ketat terutama memberi sanksi yang berat pada mereka yang ketahuan menyalahgunakan kekuasaan.

Dengan kebijakannya ini, Ahok menjadi sosok yang dicintai oleh masyarakat karena pro rakyat sekaligus menjadi sosok yang dibenci oleh lawan-lawan politiknya yang kehilangan lahan penghasilan dari korupsi APBD. Semakin banyak rakyat yang dibelanya lewat kebijakan-kebijakannya yang bersih, semakin banyak pula lawan-lawan politik yang siap untuk menjegal langkahnya dalam memimpin Jakarta.

Pilkada Serentak 2017 semakin dekat. Semakin dekat pula Ahok dengan akhir kepemimpinannya sebagai Gubernur DKI Jakarta 2012-2017. Lawan-lawan politik Ahok yang ingin mengembalikan posisi mereka yang sudah nyaman sebelum “diganggu” oleh Ahok juga mulai mempersiapkan berbagai strategi untuk menjegal Gubernur Petahana ini di Pilkada tahun depan. Tetapi Ahok tidak bodoh. Perlahan tapi pasti, strategi-strategi yang dapat membawanya menuju kemenangan dijalani satu persatu.  

Sejak awal Basuki Tjahaja Purnama sudah mengetahui bahwa Ia tidak disenangi oleh elite-elite politik, terutama setelah Ia keluar dari Partai pengusungnya yang terdahulu dan membuat banyak oknum-oknum partai tertangkap basah karena ketahuan korupsi. Karena itu, Ia sadar bahwa dukungan dari Partai Politik yang sangat dibutuhkannya untuk maju dalam Pilkada Serentak 2017 pasti akan sangat minim atau bahkan tidak ada sama sekali. Terutama karena Ia bukanlah kader partai manapun dan Ia juga tidak akan memberikan timbal balik apapun terhadap partai pengusungnya jika nanti Ia menjabat. Dari situ Ia mulai menempuh jalan yang bisa dibilang cukup kontroversial yaitu dengan menyatakan akan mencalonkan diri lewat jalur Independen. Dari langkah ini, Ahok ingin melihat seberapa besar dukungan masyarakat terhadap dirinya. 

Organisasi – organisasi massa pendukung Ahok seperti Teman Ahok yang dibentuk secara sukarela untuk mengumpulkan suara bagi Ahok pun bermunculan. Dukungan masyarakat terhadap Ahok ternyata sangat besar, terbukti dengan terkumpulnya lebih dari 1 juta KTP dukungan untuknya. Dari sini dapat dilihat bahwa Ahok sudah memiliki “bargaining power” atau “nilai tawar”yang cukup tinggi karena lebih dari 1 juta rakyat mendukungnya. Hukum Politik dimana “tidak ada kawan ataupun lawan abadi, yang ada hanyalah kepentingan abadi” mulai berlaku. Partai-partai Politik yang semula merencanakan untuk mengusung kader masing-masing pun mulai berpikir untuk mengubah haluan menjadi mendukung Ahok karena melihat besarnya dukungan masyarakat terhadap Ahok. Perlahan-lahan Partai Politik seperti NasDem dan Golkar mulai menyatakan dukungannya untuk Ahok. 

Bahkan Partai-Partai tersebut akan tetap mengusung Ahok jika Ahok maju melalui jalur Independen sekalipun. Betapa pintarnya langkah Ahok ini. Berawal dari tidak ada pendukung sama sekali hingga akhirnya membuat Partai bertekuk lutut menuruti segala kemauan Ahok. Bayangkan jika strategi ini tidak dilakukan, ketika syarat calon independen diperberat maka Ahok bisa dipastikan akan gagal untuk mencalonkan diri karena tidak memiliki pendukung dari partai politik yang kuat.

Dari maneuver politik yang cerdik di awal proses pencalonannya ini, dapat kita lihat bahwa Ahok bukanlah tipe orang yang mudah tunduk dan ditaklukkan oleh sulitnya permasalahan. Ia dapat memikirkan 2-3 langkah didepan orang lain dan dapat melihat peluang-peluang keberhasilan dari masalah yang ada. Hal ini menunjukkan bahwa tidak menutup kemungkinan masalah penistaan agama yang menimpanya saat ini adalah salah satu bagian dari strategi politiknya untuk menguji komitmen dan cara pandang masyarakat terhadap dirinya yang termasuk golongan minoritas. 

Selagi masih di awal proses kampanye dimana pendapat masyarakat masih dapat terus berubah, Ia memilih untuk memunculkan isu ini. Karena Ia tahu bahwa isu-isu sensitif seperti ini akan terus digunakan lawan-lawan politiknya untuk menjegalnya sampai Pilkada tahun depan. Dengan munculnya isu agama ini di awal, jika Ia berhasil selamat maka dapat dipastikan untuk kedepannya, lawan-lawan politiknya tidak akan bisa menggunakan topik agama untuk menyerangnya lagi, sehingga dapat mengamankan posisinya untuk menjadi kandidat kuat Gubernur DKI Jakarta periode berikutnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun