Hallo...
tentunya bapak ibu pernah mendengar apa itu Experiental Learning? yuk kita simak bareng-bareng ya.
Experiental Learning atau bisa disebut pembelajaran berbasis pengalaman adalah metode yang memungkinkan peserta diddik untuk belajar melalui pengalaman langsung dan refleksi ini dapat diterapkan di hampir semua mata pelajaran, tetapi elektivitasnya mungkin berbeda-beda tergantung pada konteks dan  sifat materi.Â
1. Mata Pelajaran Praktis: Untuk mata pelajaran yang memerlukan keterampilan praktis, seperti seni, Bahasa Indonesia, olahraga atau sains, experiential learning sangat efektif. Peserta didik dapat belajar dengan melakukan yang memungkinkan mereka untuk memahami konsep dan teknik secara lebih mendalam
2. Mata Pelajaran Teoritis: Untuk mata pelajaran yang lebih teoritis seperti matematika atau hisafar, penerapan experiential learning mungkin lebih menantang. Namun dengan pendekatan yang kreatif, seperti melalui permainan simulasi atau proyek, experiential learning masih dapat diterapkan.
selaian itu, ada beberapa manfaat experiental learning yaitu:
a) Pemahaman yang Lebih Mendalam: Dengan belajar melalui pengalaman, siswa dapat memahami konsep dan ide secara lebih mendalam dan kontekstual.
b) Pengembangan Keterampilan: Experiential learning memungkinkan siswa untuk mengembangkan keterampilan praktis dan problem-solving.
c) Motivasi Belajar: Metode ini dapat meningkatkan motivasi belajar karena siswa merasa lebih terlibat dan memiliki kontrol atas proses belajarnya.
d) Pembelajaran Berkelanjutan: Experiential learning mendorong siswa untuk terus belajar dan mengeksplorasi, bahkan setelah pengalaman belajar formal berakhir.
tentunya sekola bisa mendukung experiental learning, namun ada tantangannya  bagi sekolah, disini saya akan kupas beberapa cara yang dapat dilakaukan oleh sekolah untuk mendudkung implementasi experiental learning, pertama sekolah bisa memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk terlibat dalam kegiatan yang melibatkan pengalaman langsung. Kedua, sekolah dapat memerikan pelatihan bagi guru untuk mengembanagkan keterampilan dalam penerapan metode expereiental learning. Kemudian ketiga, sekolah harus menyediakan saran dan prasarana yang memadai untuk mendudkung metode experiental learning.