Perbedaan konsep dan karakteristik pada puisi tradisonal dan puisi kontemporer
Perbedaan konsep antara puisi lama atau puisi tradisional dengan puisi kontemporer dalam puisi lama,didalamnya terikat oleh aturan-aturan itu antara lain: jumlah kata dalamsatu baris jumlah baris dalam satu bait persajakan(rima) banyak suku kata tiap baris iramaciri puisi lama : merupakan puisi rakyat yang dikenal nama pengarangnya. Disampaikan lewat mulut ke mulut,jadi merupakan sastra lisan.Â
Sangat terikat oleh aturan-aturan seperti jumlah baris tiap bait,jumlah suku kata maupun rima. Sedangkan dalam puisi kontemporer kita bisa lihat dulu dari kata kontemporer secara umum bermakna masa kini sesuai dengan perkembangan zaman atau selalu menyesuaikan dengan perkembangan keadaan zaman. Selain itu, puisi kontemporer dapat diartikan sebagai puisi yang lahir dalam 3waktu terakhir.Â
Puisi kontemporer berusaha lari dari ikatan konvensional puisi itu sendiri. Puisi kontemporer sering kali memakai kata-kata yang kurang memperhatikan satuan bahasa,memakai kata-kata makin kasar,ejekan,dan lain lain. Pemakaian kata-kata simbolik atau lambang intuisi,gaya bahasa,irama,dan sebagainya dianggapnya tidak begitu penting lagi. Â Â
Karya sastra kontemporer berkembang dalam bentuk prosa, drama, dan puisi. Karya sastra kontemporer adalah karya sastra yang inkonvesional atau menyimpang dari pola karya sastra pada umumnya. Puisi kontemporer berarti puisi yang dibuat dan diterbitkan pada awal tahun tujuh puluhan hingga sekarang. Bentuk puisi kontemporer menyimpang dari puisi-puisi pada umumnya dan tentunya cara memahami maknanya pun berbeda. Ada beberapa unsur yang sangat menonjol dalam puisi kontemporer ini. Unsur-unsur puisi kontemporer diantaranya: unsur bunyi yaitu susunan baris atau bait dan cara penulisan huruf, enjambemen yaitu pemotongan kalimat frase,dan unsur kelakar.
Sedangkan puisi tradisional atau puisi lama memiliki konsep Pengertian puisi lama adalah jenis puisi yang memiliki aturan dan bermakna. Puisi lama sudah ada sejak zaman dulu dan sering digunakan saat upacara adat. Aturan pada puisi lama berhubungan dengan keterikatannya pada jumlah kata dalam satu baris, jumlah baris dalam satu bait (bisa 2,4 ataupun lebih), banyaknya suku kata, rima dan juga irama. Definisi puisi lama atau puisi konvensional adalah tipe puisi yang masih terikat oleh persajakan, pengaturan larik dalam tiap-tiap bait, dan kuantitas kata dalam tiap-tiap larik, dan juga musikalitas puisi terlalu diperhatikan. Puisi lama merupakan salah satu kebudayaan yang turun-temurun di Indonesia dan tak jarang sudah menjadi bagian dalam ritual adat. Karena itu puisi lama memiliki aturan yang tidak boleh dilanggar. Adapun aturan puisi lama diantaranya: jumlah suku kata dalam puisi,jumlah kata dalam setiap baris,jumlah baris dalam setiap bait puisi,misalnya harus berjumlah 2 baris atau 4 bars atau lebih dan adanya rima dan irama.
Karakteristik puisi kontemporer diantaranya yaitu ada delapan :
- Tipografi atau bentuk penulisannya unik
- Penulisan kata, baris dan bait menyimpang dari penulisan puisi pada umumnya
- Terjadinya kemacetan bunyi bahkan hampir tidak bisa dibaca karena terkadang hanya berupa tanda tanya yang disejajarkan.
- Menggunakan idiom yang tidak lazim atau inkonvensional
- Memperhatikan kemerduan bunyi
- Banyak pengulangan kata, frasa dan kelompok kata yang tidak wajar
- Terkadang mencampurkan kata atau kalimat bahasa indonesia dengan kata atau kalimat bahasa lain baik bahasa asing atau bahasa daerah.
- Menggunakan gaya bahasa paralelisme dikombinasi dengan gaya bahasa hiperbola.
Karakteristik puisi tradisional diantaranya yaitu:
Puisi lama atau di sebut puisi tradisional memiliki karakteristik yaitu puisi ini terikat dengan berbagai aturan,aturan-aturan tersebut bisa kita bagi menjadi beberapa aturan yang berkaitan dengan bait,larik,isi dan rima. Berdasarkan baitnya, puisi lama terdiri dari 4 larik atau baris untuk pantun dan syair,serta dua larik untuk gurindam.di tiap lariknya, pantun dan gurindam terdiri dari 8 hingga 12 suku kata.sementara itu,syair bisa memiliki 8 sampai 14 suku kata. Jika kita lihat isinya,pantun dibagi menjai isi dan sampiraan: dua larik pertama adalah sampiran,sementara dua larik sisanya adalah isi. Berbeda dengan pantun,semua baris syair adalah isi dan semua baris pada gurindam merupakan nasihat. Puisi lama atau tradisionla memiliki aturan pula terikat dengan rima.syair dan gurindam memiliki rima yang seragam atau a-a-a-a sementar pantun memiliki rima a-b-a-b, pantun terdiri dari 3 jenis, yaitu pantun berkait,pantun talibun,dan pantun kilat. Pantun berkait adalaha pantun yang tiap baitnya saling bersambung. Semetara itu,pantun talibu adalah pantun yang terdiri dari enam ,delapan,atau sepuluh baris. Terakhir pantun kilat,adalah pantun yang hanya terdiri dari dua baris saja , baris pertama sebagai sampiran dan baris ke dua sebagai isi. Â Puisi lama selanjutnya adalah gurindam, salah satu karakteristik ini adalah isinya yang mengajarkan nilai pendidikan,petuah hidup,maupun agama.
- Merupakan karya turun menurun dan tidak diketahui siapa pengarangnya.
- Merupakan sastra lisan karena disampaikan dari mulut ke mulut
- Terlihat kaku, karena puisi lama sangat terikat dengan aturan.
- Peninggalan sastra Melayu lama.
- Sangat terikat oleh aturan-aturan seperti kuantitas baris tiap bait dan kuantitas suku kata.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H