Muhammad? Ya Muhammad. Siapa yang tidak tahu dengan orang yang satu ini. Seseorang yang lahir di Mekkah yang menurut biografi ia tercatat lahir pada tanggal 20 April 570/571M. Seseorang yang dikenal pembawa ajaran agama Islam ini lahir dari rahim seorang wanita bernama Aminah binti Wahab. Yang ayahnya meninggal saat ia masih berada di kandungan ibunya. Dan ibunya meninggal di Abwa' setelah perjalanan pulang dari Madinah yang saat itu Muhammad berumur enam tahun.
Muhammad? Ya Muhammad. Nabi umat Islam ini satu-satunya orang yang berhasil dengan hasil yang sangat luar biasa dalam bidang agama maupun sosial(negara). Seperti kata Micheal Hart yang mencatat dalam bukunya The 100 bahwa Muhammad sebagai tokoh yang paling berpengaruh sepanjang sejarah manusia. Dan ditambahkan di dalam bukunya Muhammad yang paling mampu mengelola masyarakat yang awalnya egoistis, barbar, terbelakang dan terpecah belah oleh sentimen kesukuan menjadi bangsa yang maju dalam bidang ekonomi, kebudayaan dan kemilitrean dan sanggup mengalahkan kekuatan militer terdepan saat itu yaitu pasukan Romawi.
Namun sekarang sayang umat Islam sedikit sekali yang mempelajari keberhasilan Muhammad. Umat Islam kembali ke masa lalu, menjadi masyarakat yang terkotak-kotak dan terpecah belah oleh aliran, organisasi atau partai padahal mereka masih dalam satu panji "Laaillaahaillah Muhammadar Rasulullah". Hanya perbedaan dalam penerapan aqidah, mereka saling menyalahkan dengan dalil keegoistisan mereka masing-masing. Dengan pikiran mereka yang terbelakang dengan lantang mereka saling memurtadkan sesama iman. Sungguh para pemimpin aliran ataupun organisasi umat ini telah menjadikan umat ini terkotak-kotak dan membuat umat sendiri bingung untuk membedakan mana ajaran yang benar dan yang salah. Para pemimpin setiap aliran ataupun organisasi keislaman berlomba-lomba saling menuduh bahwa kelompoknya-lah yang sesuai Al-Quran dan sunnah. Dan kelompok yang tidak sepaham cara penerapan aqidah dengannya, mereka menge-judge bahwa kelompok yang lain telah melenceng dari Islam.
Bukankah mereka tahu, bahwa tuduhan mereka apabila tidak benar akan menjadi fitnah. Dan kelak(di akhirat) tuduhan itu kembali pada mereka sendiri. Bukankah Allah telah memerintahkan umat untuk ber-tabayyun(mencari kejelasan hakekat suatu atau kebenaran suatu fakta dengan teliti seksama dan hati-hati) apabila tidak sesuai dengan pendapatnya. Dengan tidak mau mencari tahu apa yang sebenarnya atau tidak ber-tabayyun maka sebuah aliran atau organisasi keislaman sudah menjadi apriori atau masa yang bodoh. Dan umat(awam) menjadi bingung bagai anak ayam kehilangan induknya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H