Mohon tunggu...
Pujangga Berkuda
Pujangga Berkuda Mohon Tunggu... Novelis - Sastra itu candu

Founder KLBI (Komunitas Literasi Bahasa Indonesia)

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Hal Menarik Seputar Etika Seorang Pelajar Dari Ringkasan Kitab Adabul 'Alim Wal Muta'allim

3 Januari 2021   17:05 Diperbarui: 3 Januari 2021   17:55 121
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Bismillahirrahmaanirrahim.

Dalam kitab Adabul ‘Alimi Wal Muta’aalim karangan Hadrotus Syekh Hasyim Asy’ari, pahlawan nasional dan pendiri Nahdlatul Ulama, sebagian rincian adab keempat pada Bab 02.

Imam Syafi’i radhiyallahu anhu menjelaskan bahwa orang yang menuntut ilmu tidak akan mendapat kebahagiaan apabila dalam proses mencarinya disertai dengan keluhuran hati atau merasa serba cukup. Namun bila dia merasa hina, rendah hati, dan memiliki kesulitan hidup, hingga menjadi pelayan gurunya, maka saat itulah dia merasakan kebahagiaan.

Hal itu bisa kita buktikan dari seberapa puas seseorang dengan apa yang dia miliki. Karena konteks artikel ini berkaitan dengan ilmu, maka siapa saja pelakunya (pencari ilmu) tidak boleh merasa puas. Mereka harus tetap haus dan haus. Sebab bila dahaga itu hilang, pun seketika semangat mendalami ilmu akan pudar.

Adab kelima berisi keharusan untuk me-manage waktu sebaik-baiknya. Karena umur yang terkikis oleh detik takkan berarti, bila tidak bisa mendatangkan manfaat apa-apa. Sedangkan susunan yang bagi untuk dilaksanakan pelajar, khususnya santri, di antaranya adalah menggunakan waktu sahur untuk menghafal, waktu pagi untuk membahas pelajaran, waktu siang untuk menulis, dan waktu malam untuk mentikror (mengulang-ngulang) pelajaran.

Adapun tempat yang baik untuk menghafal ialah ruangan yang sepi seperti kamar dan tempat apa saja yang tidak bising, agar dapat memudahkan konsentrasi saat menghafal. Tidak diperkenankan menghafal di tempat yang ramai, bahkan di depan tumbuhan dan tepi sungai.

Adab keenam berisi keharusan untuk mengurangi makan dan minum. Karena sesungguhnya belajar dalam keadaan perut kenyang dapat mengurangi konsentrasi dan mendatangkan rasa malas. Keharusan mengurangi konsumsi berlebihan merupakan salah satu langkah hidup sehat dan antisipasi diri terhadap berbagai penyakit.

Sebagaimana yang dikatakan oleh seorang penyair, “Sesungguhnya penyakit yang kau saksikan itu kebanyakan timbul dari makanan dan minuman”.

Sedangkan sehatnya hati itu terhindar dari perbuatan lacur, sombong, dan tidak tampak seorang pun dari para kekasih Allah Swt, para pemimpin umat dan para ulama yang bersifat atau mempunyai ciri-ciri seperti itu. Kebanyakan makan hanya dilakukan oleh hewan tak berakal yang dipersiapkan untuk bekerja.

Adab kedelapan berisi keharusan untuk mengamankan dirinya dalam artian menjaga penuh jasmani dan rohaninya di setiap keadaan dari perkara yang bisa merusak dirinya, seperti menyortir halal dan haram, baik pada sandang, pangan, papan, dan tiap-tiap kebutuhannya. Fungsinya agar hati terang dan dapat menerima cahaya ilmu beserta keutamaannya.

Adab kedelapan berisi anjuran untuk menghindari makanan-makanan yang dapat menumpulkan otak dan melemahkan panca indera seperti apel asam, kacang sayur, dan cuka. Juga hindari makanan yang menimbulkan banyak dahak, karena dapat mempersulit akal dan memerberat badan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun