Mohon tunggu...
Novelis Tandi Bua
Novelis Tandi Bua Mohon Tunggu... -

I'm Novelis, but not Novelist.... Only my name Novelis... I'm a women, not rich but smart ( Jiachhhh )

Selanjutnya

Tutup

Politik

Suara Rakyat, Masihkah Dianggap Suara Tuhan?

22 Oktober 2013   12:07 Diperbarui: 24 Juni 2015   06:11 106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ini berisi surat suara rakyat yang konon merupakan suara Tuhan, namun rupanya tempat ternyamannya hanya dalam kantong kresek hitam untuk menampung sampah.

Inilah sebagian kotak suara yang berada dalam gedung Emeneme, yang terpantau pada tanggal 16 Oktober 2013

Kotak suara yg dibuka oleh salah 1 kandidat, yang rupanya tidak terkunci

Jika saya bertanya pada anda, tahukah anda, apa isi kantong kresek hitam ini??? Mungkin yang bisa anda jawab, sampah kering, atau belanjaan dari toko, atau bisa juga daging qurban.

Ketiga jawaban tersebut ternyata meleset jauh. Tahukah anda, ini sebagian surat suara pemilukada Mimika pada tanggal 10 oktober 2013 dari beberapa wilayah di Mimika, diantaranya dari Inauga?? Suara yang dianggap suara Tuhan, rupanya hanya serupa sampah, belanjaan ataupun seiris daging qurban.

Inilah hasil pemotretan saya, pada saat meninjau langsung kegiatan KPUD, PANWASLU MIMIKA pd tgl 16 oktober 2013 bersama 9 kandidatcalon bupati/wakil bupati Mimika yang menolak hasil pemilikada dan meminta pemilihan ulang bupati/wakil Mimik.

Jika saja kita jeli melihat kenyataan kinerja KPUD dan PANWASLU MIMIKA ini, mungkin terbersit dibenak kita ttg sejauh mana kejujuran, attitude, skill, dan lain lain dari mereka, melalui gambar ini.

Sebagai pengamat, saya sangat prihatin melihat fenomena ini. Mungkinkah ada kandidat yang bermain mata dengan mereka??? Karena semua masyarakat ketahui, jika surat suara mempunyai tempat khusus dan tersegel gembok. Kalaupun telah dihitung surat suara tersebut, tentunya akan dikembalikan pada kotak semula dimana surat suara itu berada. Sayangnya sebagian surat suara itu justru ditempatkan pada kantong plastik hitam yang memang diperuntukkan untuk sampah.

Sekarang setelah tahu isinya adalah surat suara yang merupakan manifestasi suara rakyat adalah suara Tuhan, kira-kira apa yang terbersit di benak anda??? Mampukah kepercayaan kita pada kinerja KPU, KPUD, PANWASLU tetap kita pertahankan??? Kemakah lagi kita harus mengusung kebebasan demokrasi kita, jika ujung tombak demokrasi kita yang kita percayakan sepenuhnya dalam memilih pemimpin yang aware terhadap rakyat dan kredible dalam menjalankan tugas negara, diselewengkan oleh mereka??

Haruskah kita menggunakan politik jalanan, yang tentunya akan memakan korban rakyat kita sendiri?? Kemana lagi kita harus berpegang?? Karena disatu sisi Mahkamah Konstitusipun pada akhirnya memaksa kita berasumsi sangat rawan dan kredibilitasnya diragukan dalam setiap gugatan sengketa pemilu atau pemilikada, dengan ditangkapnya pimpinan tertinggi Mahkamah Konstitusi.

Sekali lagi pertanyaan yang sangat crusial sulit untuk terjawab, pada siapakah kita mengandalkan dan menyerahkan sepenuhnya serta mengusung kebebasan berdemokrasi kita sebagai rakyat Indonesia, jika kenyataan pahit ini jelas nampak di depan mata kita??

Jangan biarkan hal terjadi ditempat lain. Kebebasan demokrasi kita yang dikotori oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab, hanya demi segepok uang panas....

@emeneme 16 oct 2013, baru saja dlm pantauan rakyat Mimika

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun