Mohon tunggu...
Novelin Silalahi
Novelin Silalahi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Penulis

Mahasiswa Studi Pascasarjana, Analisis Kebijakan Publik, Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Ego dan Ambisi

14 Agustus 2021   14:36 Diperbarui: 14 Agustus 2021   14:46 731
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Aku adalah perempuan dengan banyak mimpi dan semangat.

Aku selalu berusaha keras untuk mendapatkan apa yang kuinginkan, hingga pada saat ini aku berada di posisi karir dan aktivitas yang membuatku berkembang.

Terkadang orang menilaiku keras, tegas dan perfeksionis, namun hal itu tak pernah kusadari, aku hanya berusaha menjalani apa yang menjadi tugas dan tanggung jawabku dengan baik, tanpa mengecewakan orang-orang di sekitarku.

Tanpa kusadari seorang kawan baik pernah memberitahu bahwa diriku adalah sosok dengan ambisi, dia mengingatkan bahwa jangan sampai ambisi itu membawa kita pada ego.

Aku mengabaikan hal tersebut karena kupikir aku bukan orang yang ambisius, aku juga bukan orang dengan ego yang tinggi.

Sigmun Freud pernah mengatakan bahwa ego adalah bagian dari kepribadian kita, ego adalah bagian dari identitas yang terbangun dalam diri.

Keyakinan yang kita pegang seperti prinsip, tentang kepribadian, bakat, talenta, hingga segala keterampilan yang kita miliki turut membangun ego tersebut. Di beberapa sisi kerap kali ego dikaitkan dengan rasa percaya diri atau harga diri. Ego membantu kita untuk membentuk citra diri. Pada dasarnya ego tidak selamanya negatif, ego dapat menjadi hal yang positif jika kita tahu cara mengendalikannya. Penelitian mengatakan bahwa orang yang tidak menempatkan ego di atas segalanya adalah orang yang paling bahagia. Kita dapat mengendalikan ego dengan :

1. Menyadari bahwa hidup ada proses

Ego yang tinggi membuat kita tak mampu menikmati hidup. Ego akan menjadikan kita sebagai sosok pecundang jika tidak berhasil mencapai sesuatu. Maka dari itu kita perlu menikmati hidup, hidup adalah proses, lakukan yang terbaik dalam setiap cerita kehidupan, dan berserah untuk segala usaha terbaik kita, hal itu jauh lebih menyenangkan. Menjadikan pengalaman sebagai guru terbaik dan dan asam garam perjalanan kehidupan yang lebih bermakna, nikmati setiap fase kehidupan.

2. Tak perlu memaksakan kehendak

Ada masa dimana apa yang kita inginkan tidak tercapai, yang perlu kita pahami adalah keinginan tidak selamanya menjadi kebutuhan. Kadang kita perlu menurunkan ego untuk satu langkah lebih maju.

Menjadi perenungan bagi diri sendiri.

3. Jangan membuat perbandingan

Terkadang kita menempatkan ego dalam perbandingan diri dengan orang lain dalam kelayakan.

Dalam sisi ini ego akan menghukum dan membuat kita di posisi rendah. Namun kita jangan sampai kalah dengan kondisi ini. Menghargai diri sendiri jauh lebih berharga.

4. Mengetahui motivasi diri

Kita harus mengerti apa yang menjadi motivasi pencapaian tujuan yang ingin dicapai.

Kita selalu bisa belajar dari setiap proses meskipun gagal, karena satu hal yang berharga adalah Ketika kita mampu menjadikan setiap proses untuk memajukan diri, gagal bukan akhir dari segalanya, gagal hanya kesuksesan yang tertunda, kita akan mencapai kesuksesan kita masing-masing dengan cara yang berbeda, cara dan langkah setiap orang tak mesti sama, karena kita memiliki seribu langkah kesuksesan kita masing-masing.

5. Memaafkan dan Mengikhlaskan

Melepaskan ego dengan memaafkan akan membuat kita lebih damai. Memaafkan diri sendiri, memaafkan kondisi, memaafkan orang lain, mengikhlaskan segala hal merupakan satu hal sederhana namun besar untuk dilakukan.

Ego akan berdekatan dengan ambisi dan obsesi. Ambisi merupakan keinginan kuat dalam meraih kesuksesan yang diinginkan, sedangkan ambisi merupakan ide, pikiran, dan emosi yang sering datang tanpa dikehendaki yang kadang memberi rasa tertekan dan cemas. Ambisi akan membuat kita memfokuskan diri dengan energi dan kekuatan kita untuk meraih apa yang kita inginkan. Ambisi jangan sampai mendominasi diri dan membabi buta yang akan membawa kita kepada obsesi. Tak perlu memaksakan diri hingga mengorbankan sesuatu yang tidak perlu, karena itu hanya akan membawa kita pada keterpurukan. Beberapa hal yang dapat dilakukan agar ambisi tidak menjadi obsesi dan dapat kita kendalikan dengan mengkritik dan mengevaluasi diri sendiri, berusaha yang terbaik dan katakan pada diri bahwa kita sudah melakukan yang terbaik, apresiasi diri yang sudah berjuang dengan keras, berfikir panjang seperti membuat rencana-rencana baru dan menyenangkan. Segala yang berlebihan akan membuang energi dan membuat jiwa kita tidak sehat.

Pada dasarnya ego dan ambisi akan sangat baik jika kita mampu mengendalikannya, ego dan ambisi tanpa obsesi. Berterimakasihlah kepada semesta untuk setiap kesempatan yang ada.

Aku, ego dan ambisiku akan bersahabat, kami akan berkolaborasi dengan baik

Ditulis oleh Novelin Silalahi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun