Mohon tunggu...
Novelin Silalahi
Novelin Silalahi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Penulis

Mahasiswa Studi Pascasarjana, Analisis Kebijakan Publik, Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Perempuan sebagai Ibu Bumi dan Nilai sebuah Keperawanan

5 Agustus 2021   10:30 Diperbarui: 5 Agustus 2021   12:00 1216
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bumi sebagai Ibu Pertiwi

Terra Mater dalam Yunani Kuno disebut Dewi Gaia yang di dunia Hindu disebut Dewi Bhumi.

Bumi sebagai pengungkapan "Ibu Pertiwi" merupakan kerahiman yang melindungi segenap insan kehidupan dengan penuh kasih.

Perempuan dan alam merupakan harmonisasi yang berkesinambungan dalam ontologis dan satu kesatuan kosmis. Dalam prinsip feminim, alam dipersepsikan dan dimaknai sebagai sumber penghidupan. Perempuan dipersepsikan sebagai pemelihara kehidupan, dalam imajinasi dan aktualisasinya memiliki keahlian untuk mengelola alam serta isinya, mampu memproduksi dan mereproduksi kehidupan. Hal ini menjadikan perempuan yang merupakan ibu bumi sebagai aktor yang akan menjaga dan merawat keberlanjutan sang penerus kehidupan.

Perempuan dan Shakti

Perempuan memiliki posisi tawar dalam beberapa proses gerakan, juga dalam sejarah pergerakannya. Gerakan sosial pada umumnya yang terjadi pada negara berkembang berkaitan dengan pembangunan dan konstruksi negara maju di dunia internasional. Gerakan perempuan selama orde baru terkooptasi oleh politik gender dan dikotakkan dalam ideologis ibuisme. Setelah berakhirnya orde baru, dan berkembangnya penguatan masyarakat sipil, perempuan berani menyuarakan aspirasi dan tuntutannya kepada pengambil kebijakan. Dikutip dalam wacana gerakan sosial, gerakan perempuan merupakan gerakan kebudayaan yang ditandai oleh sebuah kritik dan transformasi citra perempuan dalam masyarakat dan lahirnya nilai-nilai etis baru. Pendidikan, budaya dan kesadaran perempuan sangat penting dalam proses perjuangan identitas, peran dan posisi perempuan.

Pembahasan gender tidak terlepas dari ketidaksetaraan antara perempuan dengan laki-laki. Maka dari itu, perlu untuk memposisikan konsep pembangunan berwawasan gender sebagai konsep peranan perempuan dalam pembangunan yang merupakan cerminan penempatan perempuan dengan laki-laki sesuai dengan hak, kewajiban, fungsinya dan kepemilikannya.

Shakti dalam etimologinya  berasal dari Bahasa sanskerta yang diterjemahkan sebagai kekuatan , kemampuan dan energi. Perempuan dan Shakti merupakan satu kesatuan yang melekat dalam identitas perempuan. Perpaduan itu menjadi satu hal baik yang memiliki dampak besar dalam kemajuan perempuan.

Realita Perempuan di Bumi Pertiwi saat ini

Indonesia sebagai negara yang kaya akan keberagamannya memiliki banyak keunikan. Dalam tulisan berita kompas.com pada Januari 2021 di dalam sensus penduduk 2020, menyebutkan jumlah laki laki lebih banyak daripada perempuan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun