Ketika perkuliahan dimulai, mahasiswa memiliki ekspektasi tertentu terhadap proses belajar mengajar di kampus. Ekspektasi ini mencakup harapan tentang metode pengajaran, interaksi di kelas, dukungan akademik, dan prestasi belajar yang semuanya penting dalam membentuk lingkungan akademik yang efektif dan mendukung pertumbuhan intelektual, sosial, dan emosional mahasiswa.
Di sisi mahasiswa, ekspektasi biasanya meliputi metode pembelajaran yang interaktif, penggunaan teknologi dalam pengajaran, relevansi materi kuliah dengan dunia kerja, serta ketersediaan bimbingan dari dosen. Mahasiswa berharap dosen dapat memberikan penjelasan yang jelas, materi yang up-to-date, serta ruang untuk berdiskusi dan bertanya. Selain itu, mahasiswa juga menginginkan proses evaluasi yang adil dan transparan.
Citra Fadhilah, mahasiswa Manajemen, mengungkapkan keinginan dalam perkuliahan mencakup penerapan praktis yang relevan dengan dunia kerja. Citra percaya bahwa praktik langsung bisa membantu mahasiswa memahami bagaimana pengetahuan akademis itu bisa diterapkan dalam lingkungan kerja
Ricky Dwi Suryanto, seorang mahasiswa Hukum, menyatakan bahwa ia lebih menyukai pembelajaran yang tidak kaku. Ia menginginkan adanya ice breaking di sela-sela pemaparan materi agar suasana belajar menjadi lebih hidup.
Berbeda dengan Citra Fadhilah dan Ricky Dwi Suryanto, Novan Ramadiansyah, mahasiswa Teknik Industri, ia lebih menginginkan kegiatan pembelajaran yang dapat menciptakan kedekatan antara dosen dan mahasiswa, sehingga suasana di kelas dapat berlangsung tanpa kecanggungan
Dimas Ario Wibowo, mahasiswa Sastra Jepang, juga memiliki pandangan tersendiri mengenai ekspektasi pembelajaran di kelas. Ia berpendapat bahwa suasana pembelajaran harus tenang agar mahasiswa tetap fokus mendengarkan dosen menerangkan. Sistem pembelajaran seperti itu, menurutnya, dapat memudahkan mahasiswa untuk berkonsentrasi dan memahami materi yang disampaikan.
Dalam bukunya, Psikologi Pendidikan, Prof.Sumadi Suryabrata menulis, “Inti persoalan psikologi pendidikan terletak pada anak didik sebab pendidikan adalah perlakuan terhadap anak didik yang secara psikologis perlakuan tersebut harus selaras dengan keadaan anak didik, dengan demikian persoalan psikologi yang berperan dalam proses pendidikan anak dapat terjawab apabila pendidik dapat memberikan bantuan kepada mahasiswa agar berkembang secara wajar melalui bimbingan dan konseling, pemberian bahan pelajaran yang berstruktur dan berkualitas.”
Harapan mahasiswa terhadap proses pembelajaran mencerminkan keinginan mereka untuk terus tumbuh secara intelektual, sosial, dan emosional dalam pengalaman akademik yang optimal. Dosen berperan penting dalam menciptakan pengalaman belajar yang relevan dan mendukung perkembangan mahasiswa secara menyeluruh. Diharapkan harmonisasi antara mahasiswa dan dosen dapat meningkatkan kualitas pendidikan di masa depan.
Penulis: Novelia Fitri, Anggie Friskila, Aurellia AgustiningTyas, Dian Cipta
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H