Mohon tunggu...
Novelia Suhartono
Novelia Suhartono Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Novelia, mahasiswi Ilmu Komunikasi FISIP 2009 Universitas Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Movie Review: Shelter

1 Agustus 2011   06:06 Diperbarui: 26 Juni 2015   03:11 407
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Genre : Horror, Thriller. Cast : Julianne Moore, Jonathan Rhys Meyers Masih ingat bagaimana Bang Meyers memukau kita dengan petikan gitarnya bersama Freddie Highmore di film August Rush? He's back. Dengan peran yang cukup jauh berbeda, dia kembali membuat seisi bioskop gonjang-ganjing. Membuat para penonton berteriak. Tapi kali ini bukan teriakan decak kagum karena kegantengan dan keahliannya bermusik, tapi justru teriakan ketakutan karena peran mistis yang harus dia mainkan. Mau tau ceritanya? Let me tell :) Di tengah euforia para penggemar Harry Potter yang tengah menunggu premier sekuel terakhir, mata saya justru teralihkan oleh sebuah poster dengan judul film Shelter. I hadn't known the film till finally unexpectedly I watched it. Dari posternya langsung terasa bahwa film ini pastilah bergenre horror, tapi tidak pernah terpikir oleh saya akan menyukai film ini. Fyi, I'm not into horror movie. Saya suka thriller seperti Saw (by Kevin Greutert), tapi untuk horror berbau mistis dan setan-setan, saya sangat jarang sekali suka. Jadi kalau saya suka, berarti film itu lumayan istimewa hehe. Cara (Julianne Moore) adalah seorang psikiater yang kurang percaya pada kasus-kasus kepribadian ganda. Dengan latar belakang suami yang telah meninggal, Cara masih tetap beriman kepada Tuhan. Di sisi lain, ayah dan putri semata wayangnya, Sammy, memilih untuk berpaling dari Tuhan lantaran kekecewaan mendalam semenjak bencana itu. Suatu hari, ayahnya, Dr Harding -yang juga seorang psikiater- menantangnya untuk bertemu dengan seorang pasien yang ditemukan di jalan. Pasien itu (Jonathan Rhys Meyers) mengenalkan diri sebagai David. Kemudian dengan cara yang unusual, Dr. Harding membuat David merubah kepribadiannya menjadi seseorang bernama Adam. Dan perubahan ini sangat mengerikan. Mengapa saya katakan mengerikan? Yap! Ini part pertama yang membuat saya berteriak di bioskop. Sebenarnya tidak ada visual yang cukup 'jengjet' di part ini, tapi permainan audio lah yang cukup membuat degup jantung para penonton berolahraga. Cara pun mulai penasaran meng-kepo-i kasus ini. Ia mencari tau siapakah sejatinya pasien itu, apakah Adam atau David? Bukannya berhasil mengobati si pasien, Cara malah terlibat misteri yang cukup pelik. Ia menemukan bahwa kepribadian si pasien bukan hanya ganda, tapi multi, alias banyak! Dan usut punya usut, terungkaplah bahwa kepribadian-kepribadian tersebut adalah orang-orang yang telah meninggal terbunuh, puluhan, bahkan ratusan tahun yang lalu, hiiii... Dari ibu Almarhum David, salah satu kepribadian si pasien, Cara mendapatkan bejibun informasi tentang asal muasal yang mungkin menyebabkan hal ini terjadi. Di bagian inilah kita akan mengetahui kenapa film ini diberi judul Shelter. Cara akhirnya menyadari bahwa kasus ini mungkin akan melibatkan dan merebut jiwa orang-orang terdekatnya dari sisinya, terutama ayah dan putrinya sendiri. Hal ini dikarenakan ketidakyakinan keduanya akan keberadaan Tuhan yang juga sama halnya dengan korban-korban yang ada dalam kepribadian pasien. Pada akhirnya mampukah Cara menyelamatkan roh-roh keluarganya untuk tidak terhisap ke dalam tubuh si pasien? Untuk tau selengkapnya, silakan tonton sendiri :)

Shelter berbeda dengan film-film horror lainnya. Ada beberapa hal yang membuat saya mengacungkan 2 jempol untuk ini. Sangat jarang film horror yang memfokuskan line ceritanya dengan membawa-bawa nilai faith. Yah, mungkin dalam film lain kita menemukannya di cerita Exorcism. Yap, poin pertama yang oke, adalah amanat film ini. Utamanya kita dilead untuk memperdalam iman kepada Tuhan, tidak terbatas Tuhan yang mana yang kita yakini. Yang kedua, berbeda dengan Exorcism yang meyuguhkan hampir kebanyakan scene di area rumah, terutama scene kerasukan di tempat tidur, Shelter membuat penonton terpacu dan penasaran dengan scene yang selalu kejar-kejaran dan berganti tempat. Ini seru! Apalagi saat Cara sekeluarga dikejar-kejar oleh kepribadian Adam, ga kalah lah sama naik tornado di dufan (padahal belom pernah naik tornado), hahaha. Ketiga, yang paling jagoan. Baru-baru ini, masih ingat, kita dihebohkan juga dengan sebuah film horror berjudul Insidious. Kebetulan, saya sendiri belum nonton sih (kasiaaan -,-), tapi gini-gini saya sudah tau ceritanya dari awal sampai akhir lho. Lengkap! Diceritain sama Shilviana Herman dengan sangat amat bersemangat. Ok, got it. Tapi saya menonton Shelter berdua dengan seorang teman yang juga sudah menonton Insidious. And what? She said, "Shelter is way much cooler than Insidious!" Apa yang membuat film ini lebih istimewa dan cool daripada Insidious? Film ini beda, katanya, dengan film horror lain, terutama Insidious. What makes it. Kalian boleh cek, pantengin dari awal sampai akhir, sama sekali ga ada sedikitpun wujud ghost dalam film ini. Paling banter cuma bayangan hitam yang diidentikkan sebagai roh yang mau masuk ke dalam jiwa. Jelas lebih menggugah kalau dibandingkan Insidious yang tiap scene bisa dibilang festival setan hehe. Apalagi kalau dibandingkan film-film horror Indonesia, yang you know lah apa isinya selain setan-setan dengan muka penuh nanah dan make up tebal ehehehe. Pokoknya Shelter beda deh ama yang lain, film ini bisa bikin kita sport jantung dan ketakutan bahkan tanpa menampilkan adegan-adegan ketemu setan. Film ini mengajak kita masuk ke dalam cerita dan ikut merasakan faith yang jadi tema di dalamnya. Ga akan bikin kalian takut pipis sendirian malam-malam. Jadi, langsung ke bioskop sekarang aja gimana? Hehe :D

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun