Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) memainkan peran yang sangat penting dalam perekonomian Indonesia. UMKM berkontribusi lebih dari setengah dari total nilai semua barang dan jasa yang diproduksi di Indonesia. Ini berarti bahwa UMKM berperan besar dalam menciptakan nilai ekonomi di negara Indonesia. UMKM menyerap lebih dari 97% tenaga kerja yang mana UMKM merupakan salah satu pilar utama dalam perekonomian Indonesia. Dengan ribuan unit usaha yang tersebar luas, UMKM berperan sentral dalam meningkatkan taraf hidup masyarakat dan mengurangi angka pengangguran. Oleh karena itu, pentingnya mendukung dan memfasilitasi perkembangan UMKM agar bisa terus berkontribusi positif pada kemajuan ekonomi nasional.
Namun, meskipun kontribusi mereka signifikan, banyak UMKM yang menghadapi tantangan dalam meningkatkan profitabilitas. Salah satu strategi yang efektif untuk mengatasi ini adalah melalui optimasi biaya. Pentingnya strategi pengelolaan biaya dalam meningkatkan profitabilitas UMKM dari perspektif akuntansi manajemen dapat dilakukan dengan berbagai metode pendekatan. Salah satu pendekatan yang dapat membantu adalah pengelolaan biaya yang efektif melalui Metode Biaya-Volume-Laba (BVL) atau Cost-Volume-Profit Analysis (CVP).
Pentingnya Pengelolaan Biaya dalam UMKM
Pengelolaan biaya yang baik adalah kunci untuk mencapai profitabilitas yang berkelanjutan. Banyak UMKM yang tidak memiliki pemahaman cukup tentang struktur biaya mereka, sehingga mengakibatkan pengeluaran yang tidak efisien dan laba yang rendah. Dengan menerapkan strategi pengelolaan biaya yang tepat, UMKM dapat mengoptimalkan sumber daya dengan memahami biaya tetap dan variabel sehingga pengalokasian sumber daya tersebut lebih efisien. Strategi biaya yang tepat bisa meningkatkan daya saing dikarenakan pengendalian biaya memungkinkan UMKM untuk menawarkan harga yang lebih kompetitif tanpa mengorbankan kualitas. Strategi biaya yang sesuai memberikan informasi biaya yang akurat sehingga dapat membantu pemilik bisnis dalam membuat keputusan strategis terkait produk baru, ekspansi pasar, atau investasi.
Metode Biaya-Volume-Laba (BVL)
Metode BVL adalah alat analisis yang memungkinkan perusahaan untuk memahami hubungan antara biaya tetap, biaya variabel, volume penjualan, dan laba. Analisis ini  membantu UMKM dalam beberapa hal penting sebagai berikut:
1. Menentukan Titik Impas
Titik impas adalah volume penjualan di mana total pendapatan sama dengan total biaya. Mengetahui titik impas membantu pemilik UMKM memahami berapa banyak produk yang perlu dijual untuk menutupi semua biaya sehingga tidak mengalami kerugian. Untuk menentukan titik impas dalam jumlah unit dapat dihitung melalui rumus di bawah ini:
2. Perencanaan Keuangan
Analisis BVL memfasilitasi perencanaan keuangan dengan memberikan gambaran tentang bagaimana perubahan dalam volume penjualan mempengaruhi laba. Ini sangat penting dalam merencanakan anggaran dan strategi pemasaran.
3. Pengambilan Keputusan Strategis
Informasi dari analisis BVL dapat digunakan untuk mengevaluasi kelayakan proyek baru atau produk baru. Jika suatu produk tidak dapat mencapai titik impasnya, pemilik bisnis dapat memutuskan untuk tidak melanjutkan produksi atau melakukan modifikasi pada produknya.
Implementasi Strategi Pengelolaan Biaya
Untuk menerapkan strategi pengelolaan biaya yang efektif, UMKM perlu mengikuti langkah-langkah berikut:
1. Analisis Struktur Biaya
Langkah pertama adalah melakukan analisis mendalam terhadap struktur biaya bisnis. Ini melibatkan identifikasi semua biaya tetap (seperti sewa gedung dan gaji karyawan tetap) dan biaya variabel (seperti bahan baku, bahan penolong, biaya tenaga kerja langsung, dll) yang sifatnya fleksibel tergantung pada volume produksi. Dengan pemahaman yang jelas tentang struktur biaya ini, UMKM dapat mengidentifikasi biaya mana yang perlu dilakukan penghematan.
2. Pengendalian Biaya Operasional
Setelah memahami struktur biaya, langkah selanjutnya adalah mengendalikan biaya operasional yang dapat dilakukan dengan Cost Control untuk memantau, mengelola, dan meminimalkan pengeluaran perusahaan agar tetap sesuai dengan anggaran yang telah ditetapkan.
3. Meningkatkan Volume Penjualan
Strategi lain yang perlu diperhatikan adalah peningkatan volume penjualan. Hal ini bisa dicapai melalui:
- Pemasaran Efektif: Menggunakan media sosial dan platform digital untuk menjangkau pelanggan baru serta meningkatkan brand awareness.
- Diversifikasi Produk: Menawarkan variasi produk baru untuk menarik segmen pasar yang lebih luas.
- Promosi Penjualan: Mengadakan promosi atau diskon untuk menarik pelanggan baru dan meningkatkan penjualan
4. Evaluasi Berkala
Penting bagi UMKM untuk melakukan evaluasi berkala terhadap strategi pengelolaan biaya mereka. Dengan melakukan evaluasi ini secara rutin, bisnis dapat menyesuaikan strategi mereka berdasarkan perubahan kondisi pasar atau hasil kinerja sebelumnya.
Studi Kasus: Penerapan BVL pada UMKM Roti 88 di Karanganyar
1. Analisis Biaya:
  - Biaya tetap bulanan: Rp13.000.000 (sewa tempat, biaya tetap, dan penysutan).
  - Biaya variabel per unit produk: Rp500 (bahan baku).
  - Harga jual per unit produk: Rp1.000
2. Menghitung Titik Impas:
  Menggunakan rumus titik impas:
  Artinya, UMKM Roti 88 harus menjual sekitar 26.000 unit produk setiap bulan untuk menutupi semua biayanya.
3. Strategi perencanaan laba
Owner Roti 88 menginginkan laba di bulan Desember meningkat 25% dari bulan Oktober. Beliau memperkirakan target tersebut dapat dicapai jika dalam sebulan Roti 88 dapat menjual roti sebanyak 260.000 pcs.
Laba operasi sebelum pajak bulan Oktober 2024 = Rp50.000.000
25% x Rp50.000.000 = Rp12.500.000
Laba yang diharapkan = Rp50.000.000 + Rp12.500.000 = Rp62.500.000
Unit yang harus terjual jika menetapkan target laba sebesar Rp62.500.000
Untuk mendapatkan kenaikan laba 25% sesuai target yang diharapkan, owner Roti 88 harus menjual roti sebanyak 151.000 unit di bulan Desember.
4. Perencanaan Penjualan:
  Setelah mengetahui titik impasnya, pemilik usaha merencanakan strategi pemasaran untuk mencapai target penjualan tersebut dengan cara:
  - Mengadakan promosi di media sosial.
  - Menjalin kerjasama dengan toko-toko lokal untuk menjual produk mereka.
  - Menerapkan program loyalitas pelanggan.
5. Evaluasi Kinerja:
  Setiap bulan, pemilik usaha melakukan evaluasi terhadap volume penjualan dan membandingkannya dengan titik impas serta proyeksi keuntungan.
Strategi pengelolaan biaya melalui metode biaya, volume, dan laba merupakan alat penting bagi UMKM dalam meningkatkan profitabilitas mereka. Dengan memahami struktur biaya dan menerapkan analisis CVP secara efektif, UMKM tidak hanya dapat mencapai titik impas tetapi juga meningkatkan laba bersih mereka secara signifikan.
Pengelolaan biaya yang baik memberikan dasar bagi pengambilan keputusan strategis yang lebih baik serta memungkinkan UMKM untuk bersaing di pasar yang semakin ketat ini. Oleh karena itu, penting bagi pelaku UMKM untuk terus belajar dan menerapkan prinsip-prinsip akuntansi manajemen dalam praktik sehari-hari mereka agar dapat berkembang pesat dalam jangka panjang demi kontribusi yang lebih besar terhadap perekonomian nasional.
Dengan pendekatan ini, diharapkan UMKM tidak hanya bertahan tetapi juga tumbuh menjadi entitas bisnis yang kuat dan berkelanjutan di masa depan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H