Mohon tunggu...
Ñövå Zhà
Ñövå Zhà Mohon Tunggu... -

♥(•̪●)seorang BMI Hong Kong ♥(•̪●)♥

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kesetiaan Seorang Istri

14 Juni 2010   10:38 Diperbarui: 26 Juni 2015   15:33 595
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

[caption id="attachment_167705" align="alignleft" width="94" caption="sedih"][/caption] Ketika ijab kabul tiba pasangan suami itu di wajibkan untuk mengucapkan janji sebagai sepasang suami istri dan harus bisa menjaga keutuhan rumah tangga dan kewajiban masing2..namun ketika rumah tangga itu di landa prahara seolah yang ada di pikiran hanyalah kata pisah dan cerai. Tapi tidak dengannya...dia meninggalkan rumah karena dihianati oleh suami yg hampir setiap hari mabuk2kan, sering pulang malam dan suka main dengan perempuan lain. Pernikahanya  kurang lebih 16 th,dia di karuniai 2 orang anak,satu cewek dan yg kecil seorang cowok. Dari kehamilannya yang pertama bahkan  kehamilannya yang ke dua ,dia selalu di sugguhi tontonan yang begitu amat menyakitkan bagi drinya,suaminya sering membawa pulang wanita lain,dia berpikir siapa tahu punya anak yang ke dua,sifat suaminya bisa berubah,namun sedikitpun tak ada perubahan,yg ada dipikiran suaminya hanyalah kesenangan belaka. Begitu berat cobaan yang di berikanNya,namun dia hanya bisa  berdoa dan ber usaha untuk tegar,hari  hari nya dipenuhi dengan kesedihan dan air mata, walaupun dia disakiti oleh suaminya,tak pernah dia berpikir untuk cerai dari suaminya,karena itu merupakan komitmen dirinya. Setelah melahirkan anak ke dua, suaminya pun tak bisa berubah malah tambah parah lagi penyakit gila nya itu ,satu tahun kemudian tanpa berpikir panjang,dia kabur dan lari dari rumah menuju ke PT yang ada di jawa timur,keluarganya kebinggungan mencarinya,3 bulan kemudian setelah di terbangkan ke hongkong baru lah dia memberi kabar ke keluarga dan suaminya. Ternyata,semua yang dilakukannya itu membuahkan hikmah,dan sekarang suaminya itu sadar. cerita ini saya ambil dari salah seorang saudara saya. Salut dengan apa yang telah di perjuangkannya,walau seberat apapun penderitaan yang di alaminya selama ini, namun dia tetap setia dan tak pernah terucap sekali pun kata cerai. Salam damai dan bahagia selalu...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun