Beberapa waktu kebelakang tepatnya pada bulan Maret 2020 virus COVID-19 dilaporkan masuk ke Indonesia dan lebih tepatnya lagi di Depok, Jawa Barat. Tidak membutuhkan waktu yang lama bagi virus ini untuk terus menyebar hampir ke seluruh wilayah Indonesia hingga Pemerintah mengeluarkan imbauan Indonesia Darurat Covid.
Imbauan tersebut diikuti oleh tindakan langsung dari Pemerintah salah satunya berupa kebijakan PPKM atau Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat di beberapa wilayah yang disinyalir menjadi titik penyebaran infeksi Covid-19. Selain itu, pemerintah juga gencar memberikan imbauan terkait vaksinasi Covid-19 agar risiko masyarakat terkena virus ini semakin rendah. Namun harus digaris bawahi, bukan berarti setelah melakukan vaksinasi masyarakat menjadi kebal terhadap Covid-19. Vaksinasi hanya merangsang antibodi untuk belajar dan mengenali virus yang telah dilemahkan, dengan demikian tubuh akan mengenali virus dan mengurangi risiko terpapar. Sehingga masyarakat harus tetap menjaga protokol kesehatan dimanapun dan kapanpun.
Terlepas dari itu, pada tanggal 11 Juli 2022 Universitas Pendidikan Indonesia menggelar Kegiatan KKN untuk Tahun Akademik 2021/2022 yang diikuti oleh 7.200 mahasiswa dengan Tema “Pemberdayaan Masyarakat Berbasis SDG’s Desa dan MBKM”. Kaitannya dengan Covid-19 ada di bagian pelaksanaan KKNnya yang dilaksanakan secara daring atau online. Penyebaran peserta KKN dalam kelompok diatur berdasarkan domisili peserta yang terlebih dahulu diinput dalam sistem yang dikelola oleh pihak Kampus.
Berdasarkan tema dari Kegiatan KKN Tematik tersebut, dibagi lagi menjadi beberapa sub-tema untuk mempermudah peserta KKN dalam menyusun setiap program yang akan dilaksanakan kedepannya. Sebagai contoh adalah Kelompok 52 KKN Tematik UPI 2022 yang mendapatkan sub-tema “Desa Pertumbuhan Ekonomi Merata” dan salah satu program kerjanya yaitu berkaitan dengan kesehatan dan kewirausahaan berkelanjutan yang kolaborasi dengan Karang Taruna Cijalupang.
Hasil kerja sama tersebut menghasilkan suatu program yang berpotensi menjadi program berkelanjutan dikarenakan terdapat perputaran modal di dalamnya yaitu Kegiatan Senam Minggu diiringi dengan Kegiatan Kewirausahaan untuk memutar modal agar kegiatan tersebut berjalan dengan jangka panjang.
Kegiatan senam ini dimulai dengan diskusi kecil dengan Karang Taruna Cijalupang yang kemudian direalisasikan di minggu selanjutnya setelah mengurus perizinan ke pihak-pihak yang terkait dengan keberlangsungan acara dan bertanggung jawab di daerah setempat. Sedangkan kegiatan kewirausahaan yang dimaksud adalah dengan berdagang gorengan untuk memutar modal membayar instruktur senam dan menambah pendapatan Karang Taruna Cijalupang.
Program ini disambut dengan baik oleh warga sekitar yang dapat dilihat dari antusias warga yang mengikuti kegiatan tersebut. Peserta senamnya pun saat ini sudah bukan berasal dari daerah Cijalupang saja melainkan sudah menyebar ke daerah Cijambe yang merupakan tetangga dari daerah Cijalupang.
Melihat antusiasme warga yang begitu tinggi terhadap kegiatan ini memungkinkan untuk pihak Karang Taruna Cijalupang melakukan kelanjutan dari program tersebut. Agar program ini dapat terus berlanjut tentu berorientasi pada modal dan pendapatan dari setiap minggunya. Maka dari itu, kegiatan senam ini memakan tarif untuk setiap pertemuannya dengan nominal minimal Rp. 5.000,- per orang.