Mohon tunggu...
Nova Yulfia
Nova Yulfia Mohon Tunggu... Penulis - Content Writer

Seorang Emak Penulis yang menjadikan hobi menulis sebagai profesi.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Mari Membaca Kembali Sejarah Masuknya Islam ke Tanah Papua

24 Agustus 2019   16:40 Diperbarui: 25 Juni 2021   05:46 3705
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: ceritaorangtimur.wordpress.com

Akhir-akhir ini nama provinsi Papua menjadi trending topik di berbagai media sosial. Pencarian Papua dengan mesin Google menjadi yang tertinggi. Hal ini terkait dengan kekisruhan yang tengah melanda daerah yang dijuluki kepala burung itu. Semoga saat ini semuanya sudah kembali damai seperti sediakala.  

Mumpung kita masih berada dalam suasana perayaan kemerdekaan Indonesia, ada baiknya kita membaca kembali sejarah yang mempersatukan negeri ini. Kali ini kita akan membahas sejarah masuknya Islam ke tanah Papua.  

Persebaran agama Islam di tanah Papua tidak terlepas dari pengaruh kerajaan Islam yang berada di sekitarnya. Seperti Kerajaan Islam Maluku yakni Kesultanan Ternate, Kesultanan Tidore, Kesultanan di Pulau Banda dan Pulau Seram. Karena dari sinilah nantinya agama Islam menyebar melalui Kepulauan Raja Ampat di Sorong dan Semenanjung Onin di Kabupaten Fak-fak.

Baca juga: Awal Mula Masuknya Islam di Andalusia (Spanyol)

Ketika ditelusur asal muasal kapan waktunya masuk agama Islam ke Papua, beberapa literatur mengatakan sekitar abad kedua Hijriah atau sekitar abad kedelapan Masehi sudah masuk. Namun ada pula yang mengatakan abad ke-15, dimana tahun jatuhnya kerajaan Hindu Majapahit (1478). Ada 4 orang tokoh yang paling banyak disebut dalam catatan sejarah yang menyebarluaskan Islam yakni Syekh Mansur, Syekh Yakub, Syekh Amin dan Syekh Umar.

Mengapa kita harus membahas tentang kondisi peradaban Islam di Maluku terlebih dahulu, baru kemudian membahas Islam di Papua?

Sebab, secara geografis tanah Papua dan Maluku berdekatan. Tidak dekat dalam jangkauan geografis saja, namun juga kedekatan secara relasi etnik dan kebudayaan dengan Maluku. Disamping itu, dimasa lalu, wilayah Semenanjung Onim dan Raja Ampat selalu menjadi wilayah yang diperebutkan oleh 2 kerajaan besar pada masa itu, yaitu Kesultanan Ternate dan Kesultanan Tidore.

Dengan banyaknya sumber-sumber yang mengisahkan bagaimana dan kapan masuknya Islam ke Papua membuat seorang orientalis Inggris, bernama Thomas W Arnold menulisnya dalam sebuah bukunya yang berjudul The Preaching of Islam. Dikatakan bahwa, sekitar awal abad ke-16 masyarakat di Papua khususnya pulau-pulau bagian barat, seperti Misool, Waigeo dan Salawati telah dikuasai oleh Sultan Bacan yang merupakan Kesultanan Islam dari Maluku.

Baca juga: Sejarah Masuknya Islam di Tiongkok

Pada tahun 1606 Masehi, Sultan Bacan memperluas kekuasaannya sampai ke Semenanjung Onim yang kini berada dalam wilayah Kabupaten Fak-fak. Dan pemuka-pemuka masyarakat di pesisir pulau-pulau tersebut menyambut baik syiar Islam, dan menerima kedatangan agama Islam di tengah-tengah masyarakat Papua. Walaupun di daerah pedalaman masih banyak yang menganut ajaran animisme.

Seperti yang diketahui, bahwa tanah Papua sangat kaya akan hasil alamnya, seperti emas yang sampai sekarang masih menjadi perbincangan hangat. Kekayaan Papua akan sumber daya alamnya inilah yang menjadi daya tarik bagi daerah lain dan tertarik untuk mendatanginya. Tidak heran seorang sejarawan, Ambary Hasan mengatakan bahwa Islam masuk ke Papua (Sorong dan Fak-fak) melalui jalur-jalur berikut ini:

  • Jalur perdagangan. Karena keberadaan pulau-pulau terluar Papua dekat dengan wilayah Kesultanan Maluku, maka sepanjang pesisir pantai menjadi jalur andalan untuk bidang perdagangan. Proses interaksi ketika berdagang inilah yang membuka masuknya Islam bagi penduduk Papua.
  • Jalur pernikahan. Para pedagang muslim yang datang ke wilayah Papua banyak yang melakukan pernikahan dengan penduduk setempat.
  • Jalur pendidikan. Keluarga-keluarga muslim mengadakan kajian di masjid dan rumah para ulama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun