Mohon tunggu...
Nova Samosir Samosir
Nova Samosir Samosir Mohon Tunggu... -

Setiap waktu adalah belajar

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Biasa Saja

3 Mei 2012   13:31 Diperbarui: 25 Juni 2015   05:47 94
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Peristiwa koboy palmerah beberapa hari ini cukup menghebohkan. Hampir di setiap stasiun televisi aksi memalukan ini menjadi salah satu bahan berita.Persitiwa ini memang cukup menyedot perhatian banyak orang, termasuk saya . Ketika awal pertama melihatnya di berita, saya cukup emosi karena tingkah pelaku sangat mengerikan. Dengan sangat arogan, dia memperlihatkan kedua senjatanya dan menantang sipengendara sepeda motor bahkan terlihat beberapa kali pelaku memukul sipengendara tanpa ada perlawanan. Setelah diketahui ternyata pelaku merupakan seorang angkatan yang berpangkat kapten. Sangat disayangkan seorang kapten berperilaku bak premanyang tak tahu aturan. Kepemilikan senjata disalahgunakan dan dijadikan sebagai alat untuk mengancam jiwa seseorang bahkan banyak orang karena peristiwa tersebut terjadi di jalan raya tempat banyak orang mengendarai kendaraan. Coba dibayangkan jika tembakan yang sempat dilepaskan sang koboi ke arah atas mengenai salah satu pengendara, bukankah korban akan jatuh. Bukan saja satu atau dua korban melainkan betapa banyak korban yang muncul akibat perilakunya, yakni korban kemacetan. Berapa banyak pengendara yang harus mengorbankan waktunya di jalanan sehingga mengakibatkan rencana-rencana yang semula dijadwalkan menjadi berantakan karena seorang kapten koboi.

Melihat betapa buruknya sikap kapten koboi, banyak masyarakat yang gerah namun tidak demikian dengan atasan sang koboi. Tadi malam dalam sebuah berita, atasan pelaku ­­–entah siapa, saya lupa namanya­– dengan enteng beliau berujar sembari tersenyum bahwa itu merupakan perilaku BIASA ketika seseorang marah dan secara reflex akan melakukan hal demikian. Kata BIASA yang muncul sontak membuat sayakecewa. “Respon Bapak terlalu BIASA ya” ungkap saya dalam hati. Sikap arogansi di depan umum dan penyalahgunaan senjata seharusnya mendapat tindakan tegas dari atasan bukan BIASA seperti ini. Beliau juga menambahkan bahwa siKoboi mengeluarkan senjata dengan tujuan untuk melindungi dirinya. Lantas bagaimana dengan sipengendara motor yang tidak memiliki apa-apa, bagaimana dia melindungi diri dari amukan, pukulan dan senjata siKoboi?

Masyarakat memang sudah BIASA mendapat perlakuan tidak adil namun bisakah Anda menanggapi masalah anggota Anda secara tidak BIASA? Karena jika bukan atasan, siapalagi yang harus bertanggungjawab atas kejadian ini. Lihatlah respon masyarakat yang berada di tempat kejadian saat itu. Mereka hanya melihat dan aksi tersebut berlanjut tanpa melakukan tindakan apapun. Bagi masyarakat, pemandangan tersebut sudah menjadi tontonan BIASA. Masyarakat Indonesia sudah BIASA diperlakukan tidak adil. Masyarakat sudah biasa ditindas kelas atas. Masyarakat sudah BIASA melihat tindak premanisme. Masyarakat sudah BIASA tidak dilindungi pemerintahnya sendiri. Masyarakat sudah BIASA hidup terancam di Tanah Air sendiri. Masyarakat sudah jenuh untuk BIASA – BIASA saja.

“Berlakulah untuk tidak BIASA –BIASA saja”

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun