Mohon tunggu...
Nova Safitri
Nova Safitri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Pendidikan Kimia

Saya adalah mahasiswa stambuk 23 di Universitas Negeri Medan, saat ini saya memegang jurusan Kimia program studi S-1 Pendidikan Kimia. Saya merupakan tamatan dari SMA SWASTA HAS SEPAKAT.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Artikel Mengenai Reaksi Redoks (Reduksi-Oksidasi)

24 Mei 2024   00:48 Diperbarui: 24 Mei 2024   01:02 427
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1.1 Contoh reaksi redok pada apel yang dibiarkan diruangan terbuka selama beberapa hari./dokpri

Reaksi redoks, singkatan dari reaksi reduksi-oksidasi, adalah proses kimia yang melibatkan perubahan sifat kimia dari suatu zat melalui interaksi dengan zat lain. Dalam reaksi redoks, suatu zat dapat berubah menjadi zat lain melalui pengurangan (reduksi) atau penambahan (oksidasi) elektron. 

Dalam artikel ini, kita akan membahas definisi, contoh, dan pentingnya reaksi redoks dalam kimia. Dalam kehidupan sehari-hari, reaksi redoks digunakan dalam berbagai aplikasi, termasuk dalam produksi bahan kimia, pengolahan air, dan pengolahan limbah. Reaksi redoks juga penting dalam biologi, seperti dalam proses fotosintesis dan respirasi seluler. 

Reaksi redoks sering ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, misalnya peristiwa apel yang jika didiamkan dan disimpan di udara terbuka, akan berubah warnanya menjadi kecoklatan, paku besi yang berkarat, dan masih banyak lagi. Selain itu, reaksi ini banyak dimanfaatkan oleh organisme hidup, untuk menyimpan energi dan juga memainkan peran penting dalam elektrokimia, di mana energi akan diangkut atau disimpan dalam bentuk senyawa kimia.

Definisi Reaksi Redoks

Reaksi redoks melibatkan perubahan bilangan oksidasi, yang mengindikasikan transfer elektron. Dalam reaksi redoks, ada dua komponen utama yang terlibat, yaitu oksidan (zat yang mengalami oksidasi) dan reduktor (zat yang mengalami reduksi). Oksidasi adalah proses kehilangan elektron, sementara reduksi adalah proses mendapatkan elektron. Dalam reaksi redoks, elektron ditransfer dari reduktor ke oksidan, menghasilkan perubahan dalam bilangan oksidasi setiap komponen.

Ciri Reaksi Redoks

  • Perubahan Bilangan Oksidasi : Ciri paling khas dari reaksi redoks adalah perubahan bilangan oksidasi (jumlah muatan elektron) atom atau ion dalam senyawa. Atom atau ion yang mengalami oksidasi mengalami peningkatan bilangan oksidasi, sedangkan atom atau ion yang mengalami reduksi mengalami penurunan bilangan oksidasi.
  • Transfer Elektron : Reaksi redoks melibatkan transfer elektron antara zat-zat yang terlibat dalam reaksi. Zat yang mengalami oksidasi melepaskan elektron, sedangkan zat yang mengalami reduksi menerima elektron. Transfer elektron ini menciptakan arus listrik dalam reaksi elektrokimia.
  • Bentuk Setengah Reaksi: Reaksi redoks sering dipecah menjadi dua setengah reaksi terpisah: reaksi oksidasi dan reaksi reduksi. Setiap setengah reaksi menunjukkan perubahan bilangan oksidasi dan transfer elektron yang terjadi pada zat tersebut.
  • Lawan Arah Reaksi : Reaksi oksidasi dan reaksi reduksi selalu terjadi bersama-sama. Zat yang mengalami oksidasi adalah agen reduksi (mengurangi zat lain dengan memberikan elektron), sedangkan zat yang mengalami reduksi adalah agen oksidasi (mengoksidasi zat lain dengan menerima elektron).
  • Perubahan dalam Senyawa : Reaksi redoks sering kali menghasilkan perubahan dalam senyawa kimia. Zat-zat yang terlibat dalam reaksi dapat membentuk senyawa baru setelah transfer elektron terjadi.
  • Energi dan Panas: Beberapa reaksi redoks melepaskan atau menyerap energi dalam bentuk panas. Reaksi yang melepaskan energi dalam bentuk panas disebut reaksi eksotermik, sementara reaksi yang menyerap energi disebut reaksi endotermik.
  • Penggunaan Elektrode : Reaksi redoks sering kali melibatkan penggunaan elektrode, yang merupakan permukaan penghantar listrik di dalam larutan elektrolit. Ini umum dalam sel elektrokimia dan proses elektrolisis.
  • Pemindahan Ion: Dalam beberapa reaksi redoks, selain transfer elektron, juga terjadi pemindahan ion antara larutan. Ini terjadi dalam elektrolisis dan proses elektrokimia di mana ion-ion bergerak melalui elektrolit

Contoh Reaksi Redoks

Contoh reaksi redoks yang paling umum adalah reaksi antara hidrogen peroksida dan asam asetat. Dalam reaksi ini, hidrogen peroksida mengalami reduksi menjadi air dan asam asetat mengalami oksidasi menjadi asam asetat yang teroksidasi. Dalam reaksi ini, hidrogen peroksida mengalami reduksi menjadi air, sedangkan asam asetat mengalami oksidasi menjadi asam asetat yang teroksidasi.

Pentingnya Reaksi Redoks

Reaksi redoks sangat penting dalam kimia karena memungkinkan perubahan sifat kimia dari suatu zat melalui interaksi dengan zat lain. Reaksi redoks digunakan dalam berbagai aplikasi, seperti dalam produksi bahan kimia, pengolahan air, dan pengolahan limbah. Selain itu, reaksi redoks juga digunakan dalam biologi, seperti dalam proses fotosintesis dan respirasi seluler. Reaksi redoks sering ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, misalnya peristiwa apel yang jika didiamkan dan disimpan di udara terbuka, akan berubah warnanya menjadi kecoklatan, paku besi yang berkarat, dan masih banyak lagi. Selain itu, reaksi ini banyak dimanfaatkan oleh organisme hidup, untuk menyimpan energi dan juga memainkan peran penting dalam elektrokimia, di mana energi akan diangkut atau disimpan dalam bentuk senyawa kimia.

Menentukan Reaksi Reduksi dan Oksidasi Berdasarkan Konsep Kenaikan dan Penurunan Bilangan Oksidasi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun