Mohon tunggu...
Nova Sabilatussalwa
Nova Sabilatussalwa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Follow Your Dreams

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen Kesabaran yang Terselipkan Mimpi-mimpi Kecilku

30 November 2021   21:46 Diperbarui: 30 November 2021   22:24 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Disuatu ketika ada anak yang bernama Uwa ia adalah anak yang terlahir dengan kondisi yang lemah. Kini ia berusia 16 tahun dan ia sudah duduk dibangku kelas XI SMA. Dia adalah anak yang rajin dan pintar. Meskipun dia sering merasakan sakit yang dideritanya setiap hari namun dia tetap berjuang untuk datang kesekolah hingga sangat jarang sekali dia Alva. Dia selalu mendapatkan peringkat 3 besar setiap semesternya diangkatannya. Dia memiliki banyak teman karena dia ramah dan baik hati kepada siapa saja tanpa pilih-pilih teman.

Ketika Uwa membeli alat tulis dikoperasi sekolahnya ada salah satu siswa lelaki yang menabraknya hingga alat tulisnya rusak karena pada saat itu ada senior yang lewat, pada waktu itu pulpennya jatuh dan diinjak oleh lelaki tersebut hingga pulpennya pecah dan retak, lalu siswa tersebut mendekati uwa dan berkata "Ya ampun sorry, gara-gara gua pulpen lu jatuh dan retak jadi gini, sorry banget yaa". Mendengar ucapan siswa tersebut uwa langsung melebarkan senyumnya dan ia berkata "Owalah iya tidak apa-apa kok , tidak usah minta maaf hingga segitunya,ndak papa kok". Lalu siswa lelaki tersebut tersenyum dan mengeluarkan tangannya dan berkata "Makasih ya. Namaku Hamzah anak XI MIPA 2".  Dan uwa pun menaggapi uluran tangan siswa itu dan berkata "Iya, Saya Uwa kelas XI MIPA 1". Lalu siswa tersebut membalas perkataan uwa "Owalah okey, Saya duluan ya dan maaf ya". Lalu uwa menundukkan kepalanya dan menampakkan deretan gigi putihnya. Kemudia uwa kembali lagi kekoperasi untuk membeli lagi pulpen yang dibutuhkannya dan setelahnya dia kembali kekelasnya.

Bel pulang sekolah kian berdering kencang menghampiri telinga siswa siswi disekolah uwa dan pak guru yang mengajar dikelas uwa pun menutup perjumpaannya dihari itu, semua teman sekelas uwa pun merapikan tasnya dan bergegas pulang namun, berbeda dengan uwa. Dia masih dikelas dan mencatat pelajaran yang disampaikan pak guru tadi, hingga waktu menunjukkan pukul 15.55 uwa pun langsung bergegas pulang. Saat uwa bergegas pulang ia melebarkan langkah kakinya dan ia melawan terik matahari sore hari yang kian terbenam. Disore itu karena ia merasakan sakit yang dideritanya kambuh, dengan tujuan dia agar segera  meminum obatnya dirumah, namun belum sampai uwa digerbang sekolah ia tiba-tiba tergeletak dihalaman sekolahnya namun tak ada seorang pun disitu. 

Waktu menunjukkan pukul 17.02 dan uwa pun masih tergeletak ditempat. Untung saja kala itu ada pak bon yang mengetahuinya dan pak bon memanggil manggil uwa namun tiada respon sama sekalipun dari uwa dan pak bon pun kala itu langsung berteriak "Tolong tolong" dan ada siswa yang mendekati pak bon dan uwa yang sedang tergeletak. Dan ternyata siswa itu adalah Hamzah yang tadi siang berkenalan dengan uwa, dia langsung berkata dengan cepat dan panik ke pak bon "pak ayo kita bawa ke RS saja pak". Pak bon pung langsung menggangguk dan uwa pun langsung diangkat oleh pak bon masuk ke mobil hamzah. 15 menit kemudian hamzah dan pak bon sampai di RS dan suster pun langsung bergerak cepat dan membawa uwa ke UGD. Saat suster mau kembali ke tempatnya tadi suster tersebut bertanya kepada hamzah "Dik, dari kapan dek uwa pingsang tadi?". Dan hamzah pun menjawab "saya tidak tahu, setahu saya sih teman yang lain sudah pulang dari jam 15.25 tadi sus". Dan susternya pun menjawab "Astagfirullah(ekspresi panik dan tercengang)". "Kenapa sus?" jawab hamzah dan suster menjawab "kamu berdoa saja ya, dek uwa bisa melawan rasa sakitnya" dan hamzah pun memandang suster tersebut dengan muka heran dan ia berkata "Emangnya kenapa sus? Dan apakah suster kenal dengan uwa?" dan suster menjawab "Uwa salah satu pasien RS ini, dia sakit kanker otak stadium 2 dan dia salah satu pasien disini, dia pasien yang tidak pernah merasa putus asa dengan penyakit yang dideritanya". Dan hamzah pun tercengang mendengarkan kalimat suster tadi dan suster pun menepuk pundak hamzah dan berkata "Berdoa yaa" lalu suster pergi meninggalkan hamzah dan pak bon. Hamzah dan pak bon pun bersedih hingga pak bon izin kepada hamzah untuk pulang dan mendatagi orang tua uwa.

10 menit kemudian setelah pak bon pulang, dokter keluar dari UGD dan hamzah pun langsung bertanya kepada dokter "Gimana dok?" "Alhamdulilah uwa sudah sadar dan dia sekarang sedang istirahat" ucap dokter. "Alhamdulilah kalau gitu dok, saya boleh menemuinya kah dok?" tanya hamzah. "Iya boleh silahkan" jawab dokter lalu dia pergi meninggalkan hamzah dan hamzah pun langsung masuk menemui uwa. "Bagaimana wa?" tanya hamzah. "Alhamdulilah sudah tidak apa-apa kok, makasih ya" jawab uwa dengan tersenyum. "Iya, uwa jangan lupa berdoa dan selalu bersabar ya wa" jawab hamzah. Dan uwa pun menganggukkan kepala lalu dia berkata "iya, kamu tidak pulang? Besok kamu harus sekolah" dan hamzah pun langsung menjawab "iya, tapi gue mau disini dulu njagain lu, soalnya lu nanti disini sendiri" "tidak apa-apa kok disini banyak suster dan dokter-dokter kok, kamu pulang saja" jawab uwa. Dan hamzah pun langsung menjawab "Yaudah kalau gitu gue pulang ya. Tetap sabar dan semangat ya lawan rasa sakitmu ya" "iya makasih" jawab uwa dan hamzah pun langsung pulang.

20 hari sudah uwa dirawat inap di RS dia selalu di dampingi ayah ibunya yang selalu sabar dan setia dengannya. Hingga akhirnya dia bisa pulang dan dokter berbicara kepada uwa dan ayah ibunya "selamat yah akirnya anak bapak sudah bisa pulang dan berkat obat dari singapura kemarin dites yang terakhir kemarin penyakit uwa sudah hilang pak, selamat ya" ucap dokter. Dan ayah ibu uwa mengucapkan syukur bersama "alhamdulilah" dan memeluk uwa dengan bahagia.

Setelah uwa sembuh dari sakitnya dia masuk ke sekolah dan teman-temannya pun menyambut uwa dengan gembira dan bahagia semuanya. Pada hari itu uwa dipanggil oleh Kepala Sekolah untuk mendatangi ke ruang kapsek. Disitu kepala sekolah mengucapkan selamat pada uwa yang telah sembuh dari penyakitnya dan uwa dibilangi oleh kepala sekolah bahwasannya ia ditunjuk oleh para guru untuk pergi ke Malaysia mewakili sekolahnya untuk Olimpiade Kimia tingkat internasional dan uwa dengan senang hati mendengar berita itu dan uwa pun mengiyakan, karena uwa sangat suka sekali dengan kimia dan tentunya dia ingin membahagiakan kedua orang tuanya.

Setelah 1 minggu dari panggilan uwa untuk datang ke ruang kapsek kemarin akhirnya sekarang uwa sudah ada di Malaysia dan sedang menghadapi soal Olimpiade tersebut. Uwa mengerjakan soal-soal itu dengan sangat hati-hati dan tenang. Setelah mengerjakan soal tersebut uwa langsung pergi meninggalkan tempat olimpiade bersama teman-teman dari Indonesia yang lainnya dan mereka langsung berwisata mengelilingi daerah disitu, karena untuk mengetahui hasilnya baru keluar 2 jam lagi untuk itu uwa dan teman-temannya berwisata sejenak. Sudah 2 jam uwa dan teman-temannya  berwisata sejenak mereka kembali ke tempat olimpiade untuk mengetahui hasilnya dari yang sudah mereka perjuangkan saat olimpiade ini.

Saat subuh tiba uwa dan teman-temannya sudah chekout dibandara untuk meninggalkan Malaysia dan beberapa menit kemudian pesawat yang ia tumpangi sudah terbang melesat pesat. Pukul  08.15 uwa datang di bandara Soekarno-Hatta bersama teman-temannya yang lain dengan bahagia. Saat itu sudah terlihat oleh uwa ia dijemput oleh ayah, ibu, kepala sekolah dan guru-guru lainnya. Dan tidak menyangka saat uwa menemui mereka, mereka terkejut semuanya dan tersenyum puas hingga ibunya menangis melihat apa yang dibawa oleh uwa. Uwa membawa piala yang begitu menjulang tinggi yang bertuliskan Juara 1 dan papan juaranya. Dan disitu ayah dan ibu uwa sangat bangga sekali  kepada uwa dan memeluk uwa dengan erat penuh kasih sayang, begitu juga dengan kepala sekolah dan guru-guru mereka tersenyum bangga melihat uwa. Dan yang paling membuat bahagia lagi bagi uwa dan keluarganya kelak nanti uwa bisa kuliah di Malaysia dengan jurusan Kimia di Universitas terbagus di Malaysia, ini terlihat sangat jelas dipapan juara yang dibawa uwa. Akhirnya uwa bisa menggapai mimpi-mimpinya yang ia impikan sejak kecil dan dia bisa sehat tanpa merasa sakit sedikit pun ditubuhnya sekarang.

Selesai

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun