Mohon tunggu...
Ranii Novariany
Ranii Novariany Mohon Tunggu... Super Admin -

Ranii Novariany pemilik blog Novariany.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Belajar Hidup Lebih Peduli Bersama Mazaya

11 Juli 2015   00:16 Diperbarui: 11 Juli 2015   00:16 305
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Rumah Autis"][/caption]

Bukber, alias buka bersama adalah hal yang selalu menjadi topik pembicaraan hangat di setiap Ramadhan tiba. Pasti deh, ada beberapa teman dimasa sekolah dulu, yang tiba-tiba menghubungi untuk mengajak bukber. Belum lagi, ajakan dari teman kerja, teman kuliah ataupun teman komunitas, makin banyaklah agenda bukber yang masuk. Beruntungnya buat saya, ditahun ini undangan untuk bukber mulai berkurang. Terhitung sampai hari ini, saya baru mengikuti 3 kali buka puasa bersama teman-teman komunitas.

Berbeda dari bukber sebelum-sebelumnya, ada satu bukber di tahun ini yang berkesan banget buat saya. Tepat tanggal 1 Juli 2015 lalu, saya dan beberapa kompasianer berkesempatan untuk ikut dalam event tahunan dari Mazaya Cosmetics, yaitu buka puasa bersama anak-anak yang ada di Rumah Autis cabang Gunung Putri-Bogor. Seperti namanya, ‘rumah’ ini memang diperuntukkan untuk mereka, anak-anak luar biasa yang memiliki kebutuhan khusus. Menjadi sangat berkesan karena ini kali pertama buat saya bisa berinteraksi langsung dengan anak-anak yang ada di rumah autis. Selama ini saya cenderung suka dunia anak-anak, tapi dunia anak-anak istimewa seperti mereka, baru sekali ini saya singgahi.

Berawal dari kepedulian pendirinya terhadap anak-anak yang memiliki kebutuhan khusus tapi tidak bisa mengikuti terapi karena terbentur masalah finansial, akhirnya berdiirilah Rumah Autis untuk pertama kalinya di daerah Bekasi sekitar tahun 2004, dengan jumlah siswa hanya 4 orang. Berkat banyak pihak yang ikut peduli, sampai saat ini Rumah Autis sudah memiliki sekitar 9 cabang yang tersebar di area Jabodetabek, Karawang dan Bandung. Ada 3 program layanan yang ada di Rumah Autis, yang pertama dan mendasar adalah program Terapi (perilaku, okupasi, integrasi sensori, wicara, remedial dan fisiotrapi), ada juga program sekolah khusus yang didalamnya meliputi sosialisasi indor/outdor, akademik, motorik kasar/halus, agama dan seni. Dan untuk anak-anak yang sudah memiliki kemandirian individu dan juga kemampuan pemahaman komunikasi yang baik (verbal maupun non verbal) tapi tidak dapat masuk ke sekolah regular, Rumah Autis menyediakan kelas BLK atau Bimbingan Latihan Keterampilan, yang akan menggali bakat dan mengembangkan kemampuan dasar yang sudah dimiliki anak yang bersangkutan. Menurut salah satu pengajar di Rumah Autis, anak-anak di sana cenderung lebih cepat dalam menghafal not piano, bermain angklung, menggambar dan atau menari. Saya jug berkesempatan menyaksikan pementasan tari dari ketiga anak istimewa ini. Menari mungkin hal yang biasa buat kita, tapi saat anak-anak istimewa ini yang menari, bukan lagi tariannya yang saya lihat, tapi semangat juga kemauan yang ada dalam diri mereka. Nyatanya, anak-anak yang terlihat berbeda ini memang hanya membutuhkan kesempatan, kesempatan untuk bisa diterima.

Mazaya Cosmetics dalam hal ini ikut mendukung penjualan hasil keterampilan anak-anak dari Rumah Autis. Di acara bukber #Mazayapeduliautis kemarin, salah satu anak menyerahkan hasil lukisannya langsung kepada GM Mazaya Cosmetics, yaitu Ibu Erly. Selain itu, Mazaya Cosmetics juga mengajak semua orang khususnya perempuan Indonesia agar tidak hanya menjadi cantik tapi juga bisa lebih peduli. Lewat produknya, Mazaya Cosmetics juga mengajak kita untuk belajar berbagi #sharinggiving. Karena dari setiap satu produk terjual, Mazaya akan menyisihkan uang 2000 rupiah/produk untuk didonasikan, yang sebagian donasinya diberikan ke Rumah Autis.

Rumah Autis ini memang diperuntukkan bagi anak-anak berkebutuhan khusus yang tidak mampu dalam hal biaya, tapi juga tidak menutup pintu untuk mereka yang mampu. Mereka bisa tetap ikut terapi dengan membayar biaya sesuai kemampuan. Sementara itu, dalam hal ini penyadaran dari orangtua murid juga cenderung masih menjadi PR besar. Mungkin masih banyak orangtua yang belum bisa menerima kenyataan jika anaknya terlihat berbeda, jadi tugas kita bersama untuk ikut serta memberi dukungan moriil terhadap para orangtua ini, agar tidak terjadi lagi pembiaran terhadap anak-anak yang membutuhkan terapi khusus. Bisa juga dengan turut aktif menyebarkan informasi tentang adanya Rumah Autis, agar bisa sampai pada mereka yang memang membutuhkan. Saya rasa sih, masih sangat banyak orang yang ngga tahu tentang keberadaan Rumah Autis ini, termasuk saya yang juga baru tahu berkat ikut acara dari Kompasiana ini.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun