Pada hari Rabu, 3 Oktober 2012, Dahlan Iskan rawuh di SMA 3 Yogyakarta untuk memberi kuliah dalam Studium Generale.
Sebelumnya saya mengenal Dahlan Iskan melalui media massa yang sering memuat pemikiran-pemikiran, tulisan-tulisan, dan gebrakan-gebrakan beliau yang begitu menarik. Entah mengapa walau beliau kini telah menjadi Menteri BUMN, sosok sederhana dan merakyatnya tetap terjaga. Saya kagum.
Jam 8 pagi lebih Pak Dahlan memasuki lapangan tengah SMA 3 Yk disambut siswa Padmanaba yang berdiri sambil bertepuk tangan tanda hormat. Setelah disambut, beliau langsung ganti menyambut siswa dengan ucapan yang menggetarkan hati dan memecut rasa semangat, "Saya senang datang di SMA 3 Yk karena murid-muridnya cerdas." Beliau juga bercerita kalau beliau itu dari desa, sekolah di desa, sekolahnya tak tentu waktu karena masuk pun tak wajib, dan ke sekolah tak memakai sepatu atau sandal walau harus menempuh jarak 6 km dengan berjalan kaki. Sebuah kisah hidup yang penuh tantangan, namun dengan semangat pantang menyerah beliau mampu melewati tantangan itu. Namun beliau dengan tegas berkata bahwa jaman sekarang tak bisa disamakan dengan dulu. Sekarang ke sekolah ya bersepatu. "Sekolah yang bagus pun juga jangan hanya di Yogya." kata Pak Dahlan.
Pak Dahlan ini membawahi 13 bidang BUMN yang setiap bidangnya terdapat sekitar 10 perusahaan. Tak terbayangkan bagaimana beliau memeras otak, mengatur ini itu yang segitu banyaknya. Beliau juga mengajarkan bagaimana membentuk sebuah tim atau organisasi yang solid. "Di dunia ini ada dua golongan orang, yaitu orang baik dan orang buruk." kata beliau. Menurutnya, cara membentuk sebuah organisasi yang handal, yaitu dengan menempatkan 15% orang yang 'baik sekali' di posisi pimpinan, 75% orang yang 'baik' di bawahnya karena mereka pasti akan mengikuti apa yang diperintah atasannya. Dan sisanya 10% adalah orang yang buruk. "Yang buruk dibiarkan saja, kalau kata orang Jawa untuk nduwen-nduwen." tandas Dahlan Iskan.
Tatkala beliau diminta untuk memberi nasihat, beliau menjawab bahwa anak muda jaman sekarang itu tak perlu dinasihati. Ketika dinasihati sebenarnya dalam hatinya menolah. Anak muda yang cerdas, sudah tahu mana yang baik dan mana yang buruk. Menurut beliau, tanggung jawab itu tak perlu ditanam karena nantinya pasti sudah tertanam sendiri ketika seseorang itu diberi kepercayaan.
Pak Dahlan Iskan sangat sangat sangat yakin kalau anak muda dan wanita dapat membawa Indonesia lebih maju. Beliau yakin Indonesia mampu menjadi negara maju 15 tahun lagi. Itu ditinjau dari refleksi pendapatan perkapita Indonesia 15 tahun lalu untuk pendapatan perkapita Indonesia 15 tahun ke depan yang diprediksi mencapai $10,000. Pak Dahlan Iskan juga menceritakan bagaimana beliau harus melawan sakit liver hingga harus mengganti hati. Beliau berkata bahwa tokoh idolanya adalah Bapaknya sendiri. Karena menurutnya bagaimanapun bapak kita, pasti bapak kita akan menjadi panutan kita.
Betapa bijaknya beliau dengan sifat pantang menyerah dan jiwa optimis yang beliau pegang. Sebenarnya masih banyak lagi kisah tentang Dahlan Iskan sewaktu memberi kuliah. Aku yakin anak muda Indonesia saat ini memang menjadi pemegang andil kemajuan bangsa di masa depan. Dan anak muda Indonesia akan membuktikannya. Yang terpenting adalah selalu bekerja keras dengan menjadi diri sendiri. Merdeka!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H