PENGARUH KECANDUAN GAME ONLINE BAGI PELAJAR
GAME online merupakan salah satu bentuk perkembangan teknologi yang sangat pesat pada bidang internet. Dengan merambahnya kemajuan teknologi ini, bahkan di semua kalangan tidak luput dengan game online. Adapun pengertian game online menurut Rini (Winsen Sandiwara, 2011:2), game online adalah game yang berbasis elektronik dan visual kemudian Febriana Siska (2012) menambahkan bahwa game online merupakan permainan melalui jaringan komunikasi online atau internet dimana banyak orang dapat bermain pada waktu yang sama dan satu sama lain bisa tidak mengenal. Berdasarkan beberapa pengertian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa game online adalah permainan yang dimainkan secara online dan dapat dimainkan oleh multi pemain melalui internet pada waktu yang bersama. Akhir-akhir ini sering kita dengar maraknya fenomena kecanduan atas pengaruh dari game online yang dialami para pelajar. Fenomena ini sering ditemui pada usia sekolah dasar hingga perguruan tinggi. Kecanduan berasal dari kata candu yang artinya sesuatu yang membuat seseorang ingin melakukannya secara terus menerus (Smart, 2010: 16). Dari pengertian tersebut, kecanduan berarti suatu aktivitas yang membuat seseorang nyaman hingga menyebabkan seseorang itu ingin melakukan aktivitas tersebut secara terus menerus dan dapat menyebabkan dampak negatif. Seperti pada kutipan penyebab dan ciri pecandu game online yang dimuat dalam sebuah buku yang berjudul "The Heart of Addiction" (Yee, 2002) antara lain:
"Internet Addiction Disorder (IAD) atau gangguan kecanduan internet meliputi segala macam hal yang berhubungan dengan internet seperti jejaring sosial, email, pornografi, judi online, permainan internet online permainan internet, chatting dan lain-lain. Jenis gangguan ini memang tidak tercantum pada manual diagnostik dan statistik gangguan mental. Adiksi terhadap internet terlihat dari intensi waktu yang digunakan seseorang untuk terpaku di depan komputer atau segala macam alat elektronik yang memiliki koneksi internet, dimana akibat banyaknya waktu yang mereka gunakan untuk online membuat mereka tidak peduli dengan kehidupan mereka yang terancam di luar sana."
Berdasarkan laporan We Are Social, Indonesia menjadi negara dengan jumlah pemain video game terbanyak ketiga di dunia. Laporan tersebut mencatat ada 94,5% pengguna internet berusia 16-64 tahun di Indonesia yang memainkan video game per Januari 2022.
Informasi dari Data.ai (2023) belum lama ini merilis State of Mobile 2023 Gaming Report. Berdasarkan data yang mereka kumpulkan, Indonesia mencatatkan jumlah unduhan game mobile sebanyak 3,45 miliar pada tahun 2022, naik sekitar 320 juta dari tahun sebelumnya. Spesifik untuk pasar game android, Indonesia menempati urutan ketiga, di belakang Brasil dan India.
Pelajar yang mengalami kecanduan game online ini terjadi karena berawal dari game yang sebagai sarana hiburan bagi mereka setelah seharian berhadapan dengan materi-materi pelajaran. Selain itu, game online juga berkembang dan memunculkan game dengan versi terbaru yang pastinya lebih seru diimbangi dengan pertemanan di dunia virtual. Pada pelajar yang mengalami kecanduan game online ini akan cenderung menghabiskan waktu untuk bermain game, jika tidak bermain game maka pecandu game online ini akan terlihat murung dan gelisah. Kasus kecanduan game online ini juga terjadi pada siswa kelas VI SD Negeri Candingasinan, kasus ini mulai dari tahun 2017 hingga sekarang. Pada siswa kelas VI SD Negeri Candingasinan yang berinisial NF yaitu sering sembunyi-sembunyi untuk bermain game online di warnet selama 6jam/hari dan mulai tak memperdulikan orang lain, begitupula KN siswa kelas VI SD Negeri Candingasinan, hampir setiap hari dia pergi ke warnet hanya sekedar bermain game online dan hal ini mengakibatkan nilai raportnya mengalami penurunan. Dari data kedua siswa tersebut, mereka tidak menyadari bahwa apa yang dilakukannya akan menimbulkan dampak negatif berkepanjangan dari penggunaan permainan internet. Adapun dampak yang muncul karena kecanduan game online antara lain: kesehatan terganggu, prestasi menurun, malas, emosi yang tidak terkontrol, tidak peduli dengan lingkungan sekitar, dan sering bolos sekolah. Beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya kasus kecanduan game online bagi pelajar yaitu diantaranya: kurang perhatian dari orang-orang terdekat, stress atau depresi, kurang pengawasan dari orang tua, kurangnya kegiatan atau gabut dan faktor lingkungan.
Dari banyaknya kasus yang ada tentunya orang yang terlibat dari kasus itu atau kita yang sadar akan dampak kecanduan game online agar lebih memperhatikan tindakan yang dilakukan pelajar dan diharapkan dapat mencegah serta mengurangi seperti didikan orang tua sangat diperlukan terutama dalam masalah belajar, pelajar lebih ditekankan untuk belajar daripada bermain game online, pemberian motivasi belajar bagi pelajar. Orang tua juga harus memantau anak dalam bermain game serta membatasi waktu bermain, bisa dengan cara melalui pendekatan kepada anak, menjalin komunikasi yang baik dengan anak, dibantu mencari kesibukan lain seperti bermain dengan teman sebaya, dan mencari hobi baru. Dengan hal ini diharapkan agar berbagai solusi ini dapat mengurangi atau mencegah kasus kecanduan game online di kalangan pelajar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H