1. Peran UMKM dalam Ekonomi Mikro
Dari perspektif ekonomi mikro, UMKM memiliki peran vital dalam mendukung daya beli masyarakat, khususnya pada masa krisis. Sektor ini menyediakan barang dan jasa yang terjangkau bagi masyarakat berpendapatan rendah, membantu pemerataan pendapatan dan mengurangi kesenjangan ekonomi. UMKM juga menyerap lebih dari 60% lapangan pekerjaan di Indonesia (Bank Indonesia, 2020), sehingga menjadi sektor penting dalam menciptakan kesempatan kerja di masa sulit. Selain itu, UMKM memiliki fleksibilitas untuk beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan pasar. Misalnya, selama pandemi COVID-19, banyak UMKM yang beralih memproduksi barang yang sangat dibutuhkan, seperti masker dan alat pelindung diri, sehingga dapat bertahan dan berkembang meskipun kondisi ekonomi global terhambat (Kementerian Koperasi dan UKM, 2021)
2. Peran UMKM dalam Ekonomi Makro
Dalam ekonomi makro, UMKM meningkatkan stabilitas ekonomi dengan meningkatkan diversifikasi dan mengurangi ketergantungan pada sektor besar yang rentan terhadap krisis global. UMKM berfungsi sebagai penggerak ekonomi lokal yang lebih cepat merespons perubahan pasar dibandingkan sektor besar yang lebih dipengaruhi oleh tren global. Pada saat krisis, UMKM berfungsi sebagai penyangga yang menjaga daya tahan ekonomi nasional. Selain itu, UMKM berkontribusi pada pemerataan ekonomi dan meningkatkan daya saing di seluruh negeri melalui produk lokal dan inovasi.
"UMKM memiliki kemampuan untuk beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan kondisi ekonomi dan sosial, berkat fleksibilitasnya dalam mengubah model bisnis serta produk yang ditawarkan sesuai dengan kebutuhan pasar" (Mulyadi & Utami, 2022). Kemampuan untuk berinovasi dan beradaptasi dengan teknologi adalah kunci keberhasilan UMKM dalam krisis, menurut Setiawan dan Kurniawan (2021). Banyak UMKM yang beralih ke digitalisasi, menggunakan e-commerce dan media sosial untuk memperluas pasar mereka, bahkan ke pasar internasional. Perubahan digital ini meningkatkan ketahanan UMKM dalam menghadapi ancaman ekonomi global.
3. Tantangan yang dihadapi oleh UMKM
Meskipun UMKM memiliki potensi besar, mereka menghadapi berbagai tantangan, terutama dalam masa krisis. Salah satu tantangan utama adalah akses terhadap modal, di mana banyak UMKM kesulitan memperoleh pinjaman karena kurangnya jaminan atau riwayat kredit yang baik (Kementerian Koperasi dan UKM, 2021). "Walaupun UMKM memiliki potensi besar, mereka dihadapkan pada tantangan besar, terutama dalam hal akses ke pembiayaan yang terbatas dan rendahnya kualitas sumber daya manusia di dalam sektor ini" (Lestari & Nugroho, 2020). Selain itu, kapasitas manajerial dan teknologi yang terbatas menghambat efisiensi dan daya saing mereka. Banyak pelaku UMKM yang belum sepenuhnya memanfaatkan teknologi digital dan pemasaran daring, meskipun beberapa sudah mulai beralih ke digitalisasi (Setiawan & Kurniawan, 2021).
Namun, tantangan ini juga membuka peluang bagi pemerintah dan sektor swasta untuk memberikan dukungan lebih besar, seperti melalui peningkatan akses pembiayaan (misalnya, program Kredit Usaha Rakyat dengan bunga rendah) dan pelatihan untuk meningkatkan kapasitas manajerial serta pemanfaatan teknologi agar UMKM dapat lebih kompetitif dan berkontribusi pada pemulihan ekonomi nasional (Kementerian Koperasi dan UKM, 2021).
Simpulan dan Saran
Sektor UMKM sangat penting bagi ketahanan ekonomi nasional, terutama selama masa krisis. Di tingkat mikro, UMKM meningkatkan daya beli masyarakat, menciptakan lapangan pekerjaan, dan mengurangi penurunan pendapatan. Di tingkat makro, sektor ini meningkatkan diversifikasi ekonomi, mengurangi ketergantungan pada industri besar yang rentan terhadap krisis global, dan meningkatkan daya saing dan stabilitas ekonomi lokal. Seperti yang terlihat dalam pelestarian digital selama pandemi, kemampuan UMKM untuk beradaptasi sangat penting untuk keberlanjutan sektor ini.
Namun, sektor UMKM menghadapi banyak tantangan, terutama dalam hal pembiayaan akses, kapasitas manajemen yang terbatas, dan pemahaman teknologi yang rendah. Akses modal yang terbatas dan penggunaan teknologi digital yang rendah menjadi hambatan besar untuk meningkatkan daya saing UMKM. Namun demikian, tantangan ini juga membuka peluang bagi pemerintah dan sektor swasta untuk menawarkan dukungan lebih besar.