Pada tanggal 3 September 2022 harga Bahan Bakar Minyak (BBM) Pertalite, Solar, dan Pertamax resmi naik, pengumuman tersebut di sampaikan Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka padahal sebelumnya Presiden telah menjanjikan bahwa harga BBM tidak akan naik hingga akhir tahun.
Penyebab dari kenaikan harga BBM ini dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu kelangkaan minyak bumi, perang antara Russia dengan Ukraina, dan dana subsidi yang membengkak dengan selisih Rp394,9 T (yang awalnya Rp152,1 T menjadi Rp502,4 T) yang kebanyakan BBM subsidi ini dimanfaatkan oleh masyrakat yang mampu dan berkecukupan. Hal ini menyebakan kenaikan harga barang pokok, terjadinya kesenjangan sosial "Si miskin" dengan "Si kaya" dan pasti sangat memberatkan masyarakat kalangan menengah ke bawah.
Ironi rasanya bahwa Indonesia negara dengan SDA melimpah namun SDM tidak bisa memanfaatkan  dengan baik dan akhirnya mengandalkan import dari negara luar terutama untuk bahan bakar bumi, dan sebetulnya program subsidi ini sangat bagus untuk diterapkan akan tetapi apakah dana subsidi itu sudah tepat sasaran? Apakah semua masyarakat Indonesia sudah menikmati subsidi yang disediakan pemerintah?Â
Padahal angka Rp502,4 T adalah angka yang sangat besar namun nyatanya hanya segelintir orang yang mampu saja yang dapat menikmati subsidi BBM dari pemerintah, apakah masyarakat sepenuhnya benar? Tentu tidak, karena ada beberapa oknum masyarakat yang masih bandel untuk membeli BBM dengan skala banyak ( Hingga ber gallon-galon) untuk dijual lagi dengan harga lebih mahal, dan apakah pemerintah sadar bawasanya BBM ini adalah SDA yang tidak dapat diperbaharui yang artinya jika ingin memperbaharui nya harus menggu lebih dari 1000 tahun apakah pemerintah tidak ada Tindakan untuk mencari sumber energi baru yang dapat diperbaharui agar masalah sumber energi ini tuntas?Â
Sekolah-sekolah di Indonesia pun sudah banyak yang mempelajari cara membuat sumber energi baru yang dapat di baharui tapi mengapa pemerintah seakan-akan menutup mata dan telinga akan hal ini? Mengapa tidak ada support secara langsung dari pemerintah untuk mendukung adanya sumber energi yang baru? Atau mungkin para pejabat-pejabat diatas sana ingin memanfaatkan momentum naiknya harga BBM sebagai ajang mencari simpati masyarakat untuk pemilu 2024 agar posisi mereka masih aman di kursi pemerintahan?.
Yang pasti harus ada evaluasi untuk seluruh elemen yang ada di negeri ini seperti transparansi dana subsidi BBM agar masyarakat tahu bahwa dana subsidi tersebut telah terlsalurkan sesuai sasaran dan pemerintah harus gemcar mengembangkan sumber energi alternatif pengganti minyak bumi, masyarakat pun harus sadar bahwa minyak bumi tidak selamanya ada maka dari itu masyarakat pun harus mengurangi penggunaan BBM dan pasti kedepannya tidak bisa dipungkiri bahwa harga BBM akan lebih mahal.
Ditulis: Novan Wahyu Ramadhan (Mahasiswa Fakultas Hukum, Universitas Riau)
Dosen Pembimbing: Ilham Hudi. S.Pd.,M.Pd.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H