Masa remaja mempunyai ciri-ciri yang berbeda dengan masa-masa sebelumnya atau sesudahnya karena dipengaruhi oleh banyak hal sehingga selalu menarik untuk dikaji. Adolescence, atau biasa disebut dalam bahasa Inggris adolescence, berasal dari bahasa Latin dan youth (kata benda, adolescence, artinya remaja) artinya “tumbuh menuju kedewasaan”, istilah remaja seperti yang digunakan saat ini mempunyai arti yang lebih luas. Artinya mencakup kematangan mental, emosional, sosial dan fisik (Hurlock, 2002).
Permulaan masa remaja berlangsung sekitar usia tiga belas hingga enam belas atau tujuh belas tahun, dan akhir masa pubertas dimulai pada usia enam belas atau tujuh belas tahun hingga delapan belas tahun, yang merupakan kematangan hukum (Hurlock Fatimah, 2019). Pada usia ini mereka memerlukan pengakuan dari lingkungan sosial karena masih dalam tahap pencarian jati diri dan masih dalam kondisi emosi yang belum stabil. Keadaan ini cenderung melemahkan pengendalian diri, sehingga segala keputusan, termasuk keputusan pembelian, didominasi oleh emosi saat itu.
Evaluasi kritis terhadap remaja akhir cenderung menstabilkan kepentingan mereka dan membawanya ke masa dewasa, dan akibatnya, perasaan remaja terhadap diri mereka sendiri berubah dan membaik. Namun, ditemukan bahwa sangat sedikit orang yang mengalami stres emosional yang terkait dengan masalah-masalah ini di akhir masa remajanya. Ketegangan emosional sering kali bermanifestasi sebagai ketakutan atau kekhawatiran. Ketakutan dan kekhawatiran tersebut mempengaruhi sejauh mana berhasil atau tidaknya penyelesaian masalah.
Ketakutan dan kecemasan adalah contoh emosi negatif. Sebuah perasaan diri terbagi menjadi dua yaitu emosi positif atau negatif. Mengingat bahwa manusia dipengaruhi secara positif dengan mengalami emosi dan rasa sejahtera yang positif, maka remaja perlu memperbaiki dan meningkatkan emosi positif dan rasa sejahtera yang dimilikinya, yang dapat memberikan dampak positif selama tahun-tahun perkembangannya. Seperti yang dikatakan Freud, remaja disebut masa transisi karena melalui pengalaman fisiologis dan perkembangan psikologis. Apa yang menyebabkan rasa takut?
Dan bagaimana cara mengatasi rasa takut itu? Ketakutan menyebabkan banyak masalah, dan masalah mempengaruhi kebahagiaan. Oleh karena itu kalian, terutama para remaja memerlukan cara yang tepat untuk mengatasi rasa takut tersebut dan agar kualitas mental kalian menjadi baik yaitu dengan cara self talk. Manusia itu adalah makhluk sosial jadi kita pastinya butuh untuk bertukar pikiran dan menyampaikan pendapat yang kita punya ke orang lain walaupun hanya untuk sekedar curhat atau untuk nyari solusi atau juga untuk dapat perspektif lain atas masalah yang kita alami.
Tapi pernah tidak kalian mencoba untuk berhalusinasi sendiri. Nah, dalam tanda kutip atau dengan kata lain maksud dari halusinasi disini ialah buka obrolan dengan diri sendiri? Jika pernah berarti sebenarnya kalian sudah berpengalaman dalam melakukan self talk. Tapi mungkin ada juga dari kalian yang belum pernah mencoba ngobrol sama diri sendiri itu makanya di artikel ini kami akan membahas sebenarnya apa itu self talk dan gimana caranya supaya self talk ini bisa jadi kebiasaan yang bermanfaat dan sehat juga buat kalian?
Kami akan memaparkan dengan jelas di artikel ini. Self talk itu adalah cara kalian berbicara dengan diri sendiri atau dengan suara hati yang ada dalam diri kalian. Pada saat kalian lagi ngobrol sama diri kalian sendiri terkadang kalian mungkin tidak sadar kalau lagi melakukannya. Ada kemungkinan besar dari kalian semua pasti pernah ngelakuin self talk. Paling tidak sekali dalam seumur hidup kalian semua. Nah misalnya jika ada orang yang pernah bilang gini ke diri sendiri "Aku pasti bisa kok" ke diri sendiri, itu sebenarnya sudah termasuk kedalam self talk. Apa yang dikatakan individu terhadap dirinya sendiri 95% akan mempengaruhi keadaan emosi seseorang.
Hal ini dapat terjadi karena ketika seseorang mulai berbicara pada dirinya sendiri berarti alam bawah sadarnya telah diperintahkan untuk melakukan sesuatu. Maka dari itu, self talk mempunyai andil yang besar terhadap keadaan diri seseorang. Perlu kalian ketahui bahwa self talk ini ada 2 jenis. Yaitu self talk yang negative dan juga self talk yang positif. Self talk yang positif ini sebenarnya bisa meningkatkan kualitas kesehatan mental kita. Biasanya dari self talk yang positif ini isinya adalah afirmasi positif atau kata-kata yang bisa memberi semangat buat diri kalian sendiri dan pastinya ini berpengaruh secara positif ke kesehatan mental kalian.
Positif self talk berdampak pada kesehatan mental dan meningkatkan pandangan hidup yang positif, misalnya, mengatakan, "Oke, saya sudah berusaha sebaik mungkin hari ini besok pasti lebih baik'' bukan berarti kalian membohongi diri sendiri atau bersikap tidak realistis. Tetapi hal ini akan membantu kalian terutama remaja agar tetap semangat. Dan bagaimana caranya untuk meningkatkan self talk positive di dalam diri kalian terutama para remaja? Caranya adalah dengan berlatihlah memikirkan hal-hal baik tentang diri kalian.
Sederhananya, berlatihlah melihat gelas itu setengah penuh, bukan setengah kosong. Sebagai bagian dari self talk, kenali kelebihan dalam diri kalian dan terimalah pujian atas pencapaian kalian. Cara efektif lainnya untuk mendorong self talk positif adalah dengan memandang, berpikir, dan bertindak positif. Kelilingi diri kalian dengan orang-orang yang positif dan optimis. Coba ubah self talk negatif kalian menjadi self talk netral atau positif. Tetapi ada juga self talk yang negatif yang dapat memberi pengaruh buruk yang bisa menurunkan kualitas kesehatan mental kalian.
Biasanya self talk negatif ini terjadi ketika pikiran kalian berusaha menjatuhkan diri kalian sendiri dan bikin kalian menjadi orang yang pesimis. Dan sama seperti self talk positif yang dapat meningkatkan kualitas mental seseorang. Self talk negatif juga bisa mempengaruhi kesehatan mental seseorang. Banyak dari kalian yang melakukan self talk negatif yang membuat kualitas mental kalian menurun. Biasanya self talk negative terjadi karena kalian sedang mengalami depresi dan kecemasan.