Mohon tunggu...
Novan Cahyono
Novan Cahyono Mohon Tunggu... Mahasiswa - Grow Up

Mahasiswa UNUGHA Cilacap

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Ke-Aku-an sebagai Penghambat Kemampuan Berpikir Kritis, Bagaimana Pendidikan Memandangnya?

16 Januari 2022   04:55 Diperbarui: 16 Januari 2022   06:04 312
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Bumi sebagai tempat dimana manusia hidup, dalam penempatannya manusia dihadirkan di bumi adalah sebagai bentuk ujian dari sang pencipta. Manusia hadir di bumi di berikan ujian yang nantinya akan mendapatkan balasan di hari akhir. Karena manusia tidak akan hidup selamnya di bumi dan akan mati.

Manusia diberi ujian oleh sang pencipta di Bumi dengan penugasan untuk beribadah menyembah-Nya dan diberikan tugas untuk memakmurkan Bumi dengan cara memanfaatkan, mengelola dan menambah nilai guna untuk kelestarian manusia dan alam.

Pada masa sekarang dimana manusia sudah menentukan untuk membentuk suatu kelompok sosial yang mencangkup suatu bangsa dan negara. Didalam suatu bangsa dan negara ini setiap individu menggunakan kemampuannya untuk memakmurkan bumi yang mereka tempati.

Kemampuan yang diberikan oleh sang pencipta ini diberikan kepada setiap orang untuk digunakannya dalam menghadapi ujian selama ia hidup. Salah satu kemampuan yang dimiliki manusia ialah kemampuan dalam menggunakan pikiran. Kemampuan manusia dalam berpikir inilah yang membedakan manusia dengan segala hal yang ada di bumi ini, misal tumbuhan dan hewan.

Kemampuan manusia dalam berpikir yang sudah ada sejak lahir ini perlu dilakukan penyempurnaan dengan jalan pendidikan dan pengajaran. Pendidikan seseorang sudah dilakukan sejak didalam kandungan, kemduian setelah manusia itu lahir dibumi pendidikan akan berlangsung mulai dari pendidikan dari orang tua, pendidikan pada masa anak-anak, pendidikan pada usia remaja, pendidikan pada massa dewasa, dan sampai pada pendidikan seumur hidup.

Dalam pengertian secara umum, yang dapat kita saksikan dalam semua arti pendidikan itu, maka pendidikan yaitu tuntunan didalam hidup tumbuhnya anak-anak. Adapun hakikat dari pendidikan itu ialah menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapatlah mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setingi-tingginya.

Dalam arti lain pendidikan harus mampu membentuk manusia menjadi sesorang yang utuh, manusia yang dengan kesadarannya mampu beridiri sendiri sebagai manusia merdeka (berpribadi) yang dapat memerintah atau menguasai diri sendiri dalam berkehendak untuk mendapatkan kebahagiannya.

Setelah kita ketahui bahwa pendidikan pada awalnya adalah tugas dari orang tua untuk membentuk pengetahuan, tingkah laku dan jiwa sang anak. Kemudian pada Taksonomi Bloom mengenai perkemabangan manusia dalam ranah pendidikan dan pengajaran kita kenal dengan kemampuan afektis (sikap), kognitif (mental), dan psikomotorik (perilaku).

Dalam istilah lain Ki Hajar Dewantara, memberikan penjelasan mengenai jiwa manusia yang tersusun atas tiga kekuatan (trisakti) yaitu Cipta (pikiran), rasa (hati) dan karsa (perbuatan).

Dalam membentuk seseorang menjadi manusia yang seutuhnya selain peran dari orang tua, lingkungan dan pemerintahan suatu negara juga sangat mempengaruhi perkembangan tiap individu dan penerapan hakikat dasar dari pendidikan.

Dalam hal ini segala hal yang menyangkut kepentingkan orang banyak akan dikelola oleh negara (baca:pemerintah), maka dari itu pemerintah membuat suatu  kebijakan untuk mengaturnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun