Mohon tunggu...
Novan Mardiansah
Novan Mardiansah Mohon Tunggu... -

Lahir di " Kota Hujan ", 20 November 1975. Menyukai pelajaran Bahasa Indonesia waktu di sekolah, mencoba jujur berapresiasi, penikmat kopi sejati...

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Detik-Detik Usia

19 November 2010   16:19 Diperbarui: 26 Juni 2015   11:28 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Tiga ribu enam ratus detik lagi usiaku bertambah, butiran waktu yang bergulir, menyadarkan bahwa bumi yang memang terus berputar. Pasang surut kehidupan menyeretku semakin jauh ke tengah.
Di depan layar televisi yang masih cembung, kuhisap rentetan masa lalu. Tawa, tangis, canda, marah, sedih, gembira bagai dua sisi mata uang yang tidak dapat terelakan untuk menjadikannya berharga.
Seribu delapan ratus detik lagi usiaku bertambah, belum ada yang mengusik pikiranku, lantas ? Bukankah hidup harus punya rencana ?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun