Gadget merupakan salah satu teknologi yang digunakan oleh semua orang di seluruh dunia. Dalam beberapa tahun terakhir, penggunaan teknologi telah meningkat di seluruh dunia. Program for International Student Assessment (PISA) mengungkapkan 95% siswa berusia 15 tahun rata-rata di negara-negara OECD memiliki akses internet di rumah (PISA, 2015). Selang kurun waktu terakhir, penelitian lebih terfokus pada aspek psikologis penggunaan teknologi, dikaitkan dengan hasil fisiologis. Hal ini merupakan fenomena baru yang menekankan pada implikasi otak dan tubuh dalam penggunaan teknologi pada anak usia dini dan orang dewasa (Afifi, Zamanzadeh, Harrison, & Acevedo Callejas, 2018). Selama beberapa tahun terakhir pula terjadi proliferasi penelitian yang mengeksplorasi hubungan potensial antara aspek perkembangan emosional/mental dan penggunaan teknologi pada anak, meskipun basis pengetahuan khusus tentang bagaimana anak-anak di bawah usia 8 tahun menggunakan teknologi adalah relatif jarang (Gottschalk, 2019).
Berdasarkan data yang dihimpun dari CNN Indonesia, membuktikan  bahwa lebih dari 19,3 % remaja dan 14,4% dewasa muda kecanduan internet. Survei ini dilakukan oleh dr. Kristiana Siste kepada ribuan generasi muda di Indonesia pada Mei sampai Juli 2020. Dari studi penelitian  yang diadakan kominfo dan didanai oleh UNICEF menunjukkan  bahwa setidaknya 30 juta anak-anak dan remaja Indonesia merupakan pengguna internet dengan adanya kesenjangan antara anak-anak perkotaan dan anak-anak dari pedesaan. Lebih dari setengah responden (52 persen) menggunakann ponsel untuk mengakses internet, namun sebanyak 21% menggunakan smartphone dan  4% menggunakan tablet.
Uraian di atas menunjukkan bahwa kecanduan gadget pada anak anak menjadi hal yang tidak bisa dihindari terutama di era serba digital ini. Keluhan dari anak anak yang terlalu sering menggunakan gadget yaitu masalah dengan kesehatan mata, kurang bisa berkonsentrasi, susah tidur, marah jika tidak diberi gadget, emosi cenderung tidak stabil (Ria  Novianti dan Meyke Garcia, 2019). Sejalan dengan penelitian Putri Miranti dan Lili Dasa Putri (2021), gadget juga berpengaruh negatif  terhadap perkembangan sosial pada anak yaitu anak cenderung lebih memilih bermain gadget dibanding berinteraksi dengan lingkungannya, anak cenderung  bisa menirukan apapaun yang mereka tonton di gadget, anak  akan kecanduan bermain gadget terutama game. Penggunaan gadget tanpa adanya kontrol dari orang tua dengan penggunaan yang berlebihan dapat menyebabkan gangguan pada anak seperti sulit untuk fokus, gangguan perilaku, mudah gelisah dan perubahan perilaku ini menyebabkan anak sulit untuk belajar (Setianingsih dkk., 2018).  Penggunaan gadget yang berlebihan juga dapat menyebabkan anak memilki rasa sopan santun yang kurang terhadap orang tua, sering berkata kasar, dikarenakan anak melihat konten-konten yang kurang baik yang menggunakan bahasa yang agak kasar.
Terlepas dari dampak negatif yang ditimbulkan tentu saja ada dampak positif dari gadget itu sendiri jika digunakan secara tidak berlebihan, yaitu memberikan banyak informasi tambahan bagi anak anak melalui aplikasi dan video dari YouTube, melatih kemampuan kognitif pada anak, dan sebagai sarana hiburan bagi anak-anak. Maka, peran orang tua sangat berpengaruh dalam mengurangi penggunaan gadget terutama pada anak anak. Putri fitri dalam the Asian parents berpendapat bahwa cara mengurangi penggunaan gadget pada anak yaitu  membatasi penggunaan seperti hanya saat weekend atau berapa jam sehari dan memberikan jadwal. Cara lainnya yaitu dengan  cara memberikan contoh yang baik kepada anak seperti semisal tidak terlalu banyak menggunakan gadget ketika bersama anak jadi anak tidak mencontoh juga, lalu berikan permainan yang menarik kepada anak supaya anak lebih tertarik bermain permainan tersebut daripada bermain gadget, bersikap tegas kepada anak tentang akibat penggunaan gadget secara berlebihan dan perbanyak aktivitas bersama anak di luar rumah semisal berkebun, bersepeda, dan olahraga.
Dari uraian di atas, membuktikan bahwa seharusnya orang tua bisa lebih memperbanyak kegiatan anak anak di luar ruangan supaya anak bisa teralihkan perhatiannya dari gadget. Pada kegiatan  Taman Baca, kami, kelompok KKNT 83 UPNVJT juga melakukan kegiatan setiap hari Jumat sore yang juga bertujuan  untuk lebih mengurangi kecanduan gadget pada anak anak dengan cara melakukan banyak kegiatan di dalam ataupun di luar ruangan seperti membaca buku cerita bersama, mewarnai, belajar bersama, membuat origami, dll. Kami berharap para orang tua bisa lebih tegas dalam mengurangi kecanduan gadget pada anak-anak dan kegiatan yang kami lakukan bermanfaat bagi anak anak di sekitar Sambiarum dalam mengurangi kecanduan gadget.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H