kabar baik setelah peringatan hari pahlawan tanggal 10 november kemaren. Entah karena banyaknya desakan untuk kembali berdamai atau ketulusan hati para "wakil rakyat' di Parlemen, dua kubu menyatakan Islah (berdamai). Perseteruan yang diawali politik sapu bersih kursi pimpinan dewan, sempat membuat "syok" sebagian masyarakat. Kritik tajam pun mencuat ke permukaan, media-media dengan lantang memberitakan perpecahan yang terjadi di gedung Parlemen kebanggaan Indonesia.
paradigma masyarakat benar-benar terpecah melihat tingkah laku beberapa anggota DPR yang seakan "lupa kode etik" sebagai wakil rakyat. Namun, penilaian setiap orang berbeda terhadap suasana panas yang terjadi beberapa minggu belakangan. wajar kalau masyarakat pro dan kontra memberikan argumen dan penilaian, ada yg masih bersikap "legowo" karena takut salah menilai, ada juga yang langsung memberikan kritik tajam seakan menunjukkan sikap penyesalan telah memberikan kepercayaan pada wakilnya yg duduk di Gedung DPR.
persatuan dan kesatuan yang telah tertanam selama ini dalam Jiwa rakyat Indonesia yang tertulis dalam Pancasila langsung diuji oleh sikap para anggota yang terlena dengan kekuasaan sesaat. pesona permainan politik benar-benar menjadi suguhan berita-berita di seluruh media nasional. namun, harapan rakyat Indonesia tetap bahwa seluruh anggota Parlemen bersatu untuk mengawal kinerja pemerintah,agar tidak keluar dari jalur yang sudah ditetapkan oleh Konstitusi. fungsi kedewanan harus berjalan, mesin politik kembali dihangatkan agar bisa langsung bergerak mengimbangi kinerja pemerintah yang sudah lebih dulu berlari melayani kebutuhan rakyat Indonesia akan perubahan.
Pekerjaan Rumah (PR) peninggalan DPR periode sebelumnya harus segera diselesaikan. RUU prioritas masih banyak yang belum rampung, aspirasi masyarakat masih banyak yang belum terpenuhi dan harus terwujud pada periode ini. Roda Pembangunan berputar semakin cepat, seiring pertumbuhan laju perekonomian yang cepat di beberapa daerah. fasilitas pelayanan masyarakat masih banyak yang harus dibenahi dan bahkan ada yang belum sempat dibangun.
jadi,solusi menyelesaikan itu semua adalah persatuan dan kesatuan. Damai itu Indah, prinsip yang selalu disampaikan oleh para pemuka agama, tokoh-tokoh masyarakat serta pejabat negara yang selalu pro pada perdamaian. Hak Azazi Manusia jangan jadi alasan pembenaran sebagai bentuk egoisme kelompok. Kesejahteraan Rakyat selalu menjadi poin utama dan sangat penting untuk diperhatikan.
semoga peringatan Hari Pahlawan menjadi langkah awal penguat Persatuan dan kesatuan demi menjaga tradisi kerakyatan yang dipimpin oleh permusyawaratan dan keadilan serta yang paling penting mengutamakan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. selain itu, tidak lupa pula agar selalu menanamkan keyakinan terhadap ketuhanan yang maha Esa sehingga akan terwujud sikap kemanusiaan yang adil dan beradab.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H