Mohon tunggu...
Dian Novandra
Dian Novandra Mohon Tunggu... -

Anak pertama dari dua bersaudara

Selanjutnya

Tutup

Dongeng

[Cerpen Gurita] Bertemu Teman Lama

25 Desember 2013   03:52 Diperbarui: 24 Juni 2015   03:31 826
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13879347471167196482

Oleh : Dian Novandra Sore itu Topu Gurita tengah asyik membaca buku cerita di ruang tamu. Tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu, Tok! Tok! Tok! Topu pun segera bangkit dan membukakan pintu. Oh, ternyata yang datang adalah temannya, Noti Lumba. "Topu, tadi aku bertemu dengan Guri Gurita merah, teman kita waktu sekolah. Ia mengundang kita makan malam di rumahnya besok," jelas Noti. Topu diam. Rasanya enggan berjumpa dengan teman lama. Topu takut jika bertemu, mereka akan mengejeknya karena pernah berperilaku buruk semasa sekolah. Dulu Topu adalah murid terpandai di kelas. Sayangnya ia jahil, pelit, dan tidak suka membantu teman lain. Guri, si Gurita merah selalu menjadi sasaran ejekannya. Untuk ukuran gurita, Guri memang kurus. Hampir tiap hari Topu mengatainya. Topu juga sering menolak meminjamkan alat-alat tulis pada teman-temannya. Noti kerap kali menasihatinya, tapi Topu tidak mau mendengarkan. Akhirnya Noti menyerah. Ia tidak peduli lagi pada apa yang Topu lakukan. "Makan malam? Memang ada acara apa? Tiap hari aku bekerja membersihkan kota Koral. Aku sibuk!" alasan Topu. "Aku juga tidak tahu. Pokoknya kita harus pergi, atau ... aku tidak jadi memberikan buku Petualangan Lumba-Lumba padamu!" ucapan Noti bernada ancaman. "Eh, tunggu dulu! Kamu, kan, sudah janji akan memberikan buku itu!" Topu protes. "Ya, syaratnya kita harus pergi ke tempat Guri. Kalau kamu menolak terpaksa bukunya kuberikan pada teman lain, bagaimana?" Noti memberikan penawaran. Topu ingin sekali memiliki buku itu. Apa boleh buat, ia pun menuruti permintaan Noti. "Baiklah, kita pergi!" Topu cemberut. "Nah, begitu dong. Sampai jumpa besok malam, ya. Aku pulang dulu," Noti melambaikan tangan kemudian berlalu. Hari berikutnya, Noti sudah berada di rumah Topu sejak sore. Ia menunggu di ruang tamu. Berkali-kali Topu mendengar teriakan Noti, tapi ia tidak peduli. Topu berjalan mondar-mandir di dalam kamarnya. Ia merasa cemas. Guri pasti akan mencela dan bercerita tentang keburukannya ketika sekolah. "Topu, cepatlah!" teriak Noti. "Tunggu sebentar!" balas Topu. Ia berulang kali tarik napas dalam-dalam agar  lebih tenang, barulah melangkah keluar kamar. "Ayo pergi!" ajaknya. "Ayo!" sorak Noti senang. Mereka pun berangkat ke rumah Guri yang terletak di kompleks Kima. Ketika sampai di halaman rumah berwarna cokelat susu itu, Guri menyambut ramah. Ia mengajak Topu dan Noti ke halaman belakang rumahnya. Topu terkejut melihat teman-teman sekolahnya berkumpul di halaman belakang rumah Guri yang sudah disulap jadi mirip seperti taman Koral. Ada banyak kursi, meja bundar dibeberapa sudut, meja makanan, dan meja minuman. "Noti, kenapa banyak teman-teman sekolah kita di sini?" Topu bisik-bisik panik. "Aku juga tidak tahu. Guri bilang cuma makan malam saja," ucap Noti pelan. "Tapi ... seru juga bisa kembali bertemu dengan teman-teman lama. Ayo kita bergabung dengan mereka, Topu!" Noti tampak riang. "Tidak. Aku tunggu di sini saja," Topu duduk di bangku paling pojok, sementara Noti sudah asyik mengobrol dengan teman lain. Berada di tempat itu membuat Topu tidak nyaman. Jika ada yang melihat ke arahnya, Topu merasa itu adalah tatapan sindiran. Ketika mendengar suara tawa, ah, itu pasti ditujukan untuknya! Topu jadi kesal sendiri. "Untuk apa aku datang kemari! Buang-buang waktu saja!" gumam Topu jengkel. "Hai, Topu," sapaan Guri membuatnya terkejut. "Hai," balas Topu singkat. "Boleh aku duduk di sini?" Guri menunjuk bangku kosong di dekat Topu. "Boleh saja," katanya. "Kamu ingat tidak, dulu waktu pelajaran berhitung kamu selalu dapat nilai seratus. Aku ingin sekali pandai sepertimu," Guri tersenyum. "Kamu hanya kurang belajar, Guri. Aku yakin kalau lebih giat, kamu pasti bisa," Topu merasa agak tenang setelah mengobrol dengan Guri. "Hehehe ... ya, ya. Emm ... kamu bekerja di mana sekarang?" tanya Guri lagi. "Aku ... aku ...," Topu berkata ragu. "Aku bekerja sebagai petugas kebersihan di kota Koral ini," lanjutnya malu-malu. "Wah, hebat! Pantas saja kota Koral bebas dari sampah. Rupanya petugas kebersihannya adalah temanku yang paling pandai," puji Guri. Topu tertawa. Guri membuat suasana jadi menyenangkan. Mereka kemudian sudah asyik bercerita. "Hai, teman-teman," tiba-tiba Durodudut, si Ikan Badut mendekat. "Durodudut! Aku rindu sekali padamu," Guri berbinar. "Aku juga sama, Guri. Eh, Topu apa kabar? Kok kamu tidak pernah kelihatan sih?" tanya Durodudut. "Emm ... maaf, Durodudut. Aku sibuk bekerja," Topu beralasan. "Oh, begitu. Topu, Guri, ingat tidak dulu saat pelajaran olah raga, aku pernah terjatuh. Kalianlah yang menolongku. Topu menggendongku dari lapangan sampai ke sekolah, sementara Guri yang mengobatiku," kenang Durodudut. Guri mengangguk. Topu diam. Padahal waktu itu aku menolongnya karena disuruh oleh guru, batin Topu. Kemudian beberapa teman lewat dan menyapa mereka hangat. Topu tidak menyangka teman-temannya sama sekali tidak mengejeknya. Mereka justu menceritakan kebaikan Topu. Ia menyesal telah berburuk sangka pada teman-teman sekolahnya. Malam semakin larut. Sebelum acara berakhir, Topu berencana untuk meminta maaf pada teman-temannya. "Mohon perhatian!" Topu berseru. Semua menatapnya. "Teman-teman ... aku minta maaf, ya, karena sudah berbuat jahat pada kalian," mata Topu berkaca-kaca. "Kami sudah memaafkanmu, Topu. Benar, kan, teman-teman?" ucap Guri. "Ya, itu benar!" semua menjawab serempak. "Terima kasih," Topu tersenyum lega. "Eits ... tapi jangan diulangi lagi, ya," celetuk Durodudut sambil menggoyangkan ekornya. Hahaha ... semua tergelak. Guri dan Noti langsung memeluk Topu. "Acara sudah selesai. Terima kasih atas kedatangan kalian, ya. Sebelum pulang aku akan memberikan kenang-kenangan," Guri mengambil sebuah kotak dari dalam rumah. "Sebentar lagi aku akan membuka toko kaus di kota ini. Nah, sekarang aku akan membagikan kaus buatanku untuk kalian," Guri menunjukkan kaus bertuliskan "Best friend paling keren" yang bergambar teman-teman sekolahnya. "Hore! Hore!" semua bersorak dan berterima kasih pada Guri. Guri pun mulai bagi-bagi kaus. Ketika tiba giliran Topu, Guri minta maaf karena sudah berbohong tentang acara hari ini. "Aku sengaja bilang pada Noti, ada acara makan malam di rumahku. Kalau aku jujur, pasti kamu tidak datang lagi, kan?" Guri mengerling. Topu tersenyum malu sambil memandangi kaus biru di tangannya. Kalian adalah teman-teman terbaikku, batin Topu. "Topu, ayo! Apa kamu mau menginap di sini?!" seru Noti yang sudah menunggunya di dekat pagar rumah Guri. Guri tertawa. Setelah berpamitan, Topu pun menghampiri Noti kemudian pulang bersama-sama.

Mohon tunggu...

Lihat Dongeng Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun