Akses Sanitasi Aman adalah rumah tangga memiliki fasilitas sanitasi sendiri yang terhubung dengan IPALD, dengan bangunan atas dilengkapi kloset dengan leher angsa dan bangunan bawah menggunakan tangki septik yang disedot setidaknya 1 kali dalam 3-5 tahun terakhir dan diolah dalam instalasi pengolahan lumpur tinja (IPLT). Menurut data tahun 2022, tingkat sanitasi layak baru mencapai 80,9 persen dan sanitasi aman baru mencapai 10,16 persen. Sedangkan berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN), ditargetkan sanitasi aman bisa mencapai 90 persen dan sanitasi layak bisa mencapai 15 persen pada 2030.
Berdasarkan permasalahan tersebut, Universitas Diponegoro bersama dengan UNICEF membuat program yang berfokuskan pada masalah sanitasi aman pada kegiatan Kuliah Kerja Nyata Tematik Tahun 2023. Program KKN-T tersebut berupa kegiatan sosialisasi pada masyarakat  dan wawancara terkait pelaksanaan sedot tinja di Kelurahan Jabungan.
Kegiatan sosialisasi sanitasi aman diawali dengan melakukan observasi lapangan. Setelah itu mahasiswa menyampaikan program kegiatan ke pihak kelurahan yang telah ditentukan menjadi target kegiatan dan dilanjutkan dengan pemberitahuan kepada pihak kelurahan mengenai latar belakang dan tujuan diadakannya KKN-T Sanitasi Aman. Setelah mencapai suatu kesamaan perspektif dengan pihak kelurahan dan mendapat respon positif, maka dilanjutkan dengan mengurus perizinan untuk dilaksanakannya kegiatan KKN-T di kelurahan tersebut.
Pelaksanaan sosialisasi dilakukan pada tanggal 22 November 2023 bertempat di aula Kantor Kelurahan Jabungan. Kegiatan sosialisasi dihadiri oleh Bapak Lurah Jabungan, semua ketua RW di Kelurahan Jabungan dan perwakilannya. Acara dimulai pada pukul 20.00 dengan materi yang disampaikan antara lain tentang konsep sanitasi, sistem sanitasi aman, akses sanitasi aman dan kesehatan masyarakat, dampak sanitasi yang tidak aman, upaya pemerintah dalam meningkatkan sanitasi aman, dan pelaksanaan sedot tinja.
Selain sosialisasi yang dihadiri oleh beberapa warga, dilakukan pula wawancara dengan cara door to door ke rumah warga yang ada di Kelurahan Jabungan. Rumah yang diwawancarai sejumlah 140 KK yang ada di RW 1 - 5. Hasil wawancara yang dilakukan, mayoritas warga belum pernah melakukan sedot tinja. Warga beralasan bahwa septic tank yang dimilikinya belum penuh dan belum dirasa perlu untuk melakukan sedot tinja. Selain itu, warga juga belum mengetahui terkait penyedotan yang dilakukan oleh Pemkot Semarang melalui UPTD PAL.
Kegiatan sosialisasi dan wawancara terkait sanitasi aman ini mendapat respon baik oleh masyarakat di Kelurahan Jabungan. Masyarakat yang mengikuti kegiatan sosialisasi dengan antusias dan juga turut melancarkan kegiatan sehingga pelaksanaannya dapat dilakukan dengan lancar hingga akhir. Dengan adanya kegiatan ini, diharapkan kedepannya masyarakat mengetahui pentingnya sedot tinja dan melakukan penyedotan tinja demi kesehatan masyarakat di masa sekarang dan masa yang akan datang.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H